Berawal sebagai konsultan di sebuah perusahaan konsultan finansial, Mariska Wicaksono kini giat mengembangkan usahanya sendiri. Pengalamannya selama 15 tahun menangani brand mendorongnya untuk memulai bisnis yang berhubungan dengan layanan di bidang marketing. Pada 2014 dia memberanikan diri mewujudkan Dash yang masih bertahan hingga kini.
Seiring dengan berjalannya waktu, ada hal-hal lain yang ingin dicobanya. Seperti terjun dalam bisnis perhotelan. Sejak didirikan pada 2018, Mariska turut mendukung tim PSW Antasari Hotel. “Saya sebenarnya di sini membantu, karena banyak pengalaman di marketing dan brand, dunia hospitality tidak jauh beda dengan dunia marketing, seperti ketemu klien dan menangani public relations,” tuturnya mengenai aktivitasnya beberapa tahun belakangan. Sebenarnya bisnis tersebut adalah milik sang suami bersama rekan, namun Mariska Diminta untuk men-support meskipun tidak berada dalam struktur manajemen.
Hotel PSW di bilangan Antasari ini tergolong hotel butik, kapasitasnya tidak terlalu besar dan tidak memiliki banyak kamar, namun penuh dengan personal touch. Menjadi bagian dari PSW Tower sebagai one stopping complex, awalnya lebih banyak klien dari korporasi, karena perusahaan juga menyewakan ruang kantor dan berhubungan dengan MICE. Akibat pandemi, usaha persewaan mengalami kelesuan, banyak pertemuan atau event yang diadakan secara virtual. Hotel pun mengubah strategi marketing dan menyasar orang-orang yang sudah mulai bosan di rumah dan ingin staycation di hotel.
“Sekarang sedang tren staycation di PSW. Karena lokasinya sangat strategis, dan konsep kami yang one stop, ada kantor, restoran rooftop, ada ballroom atau ruangan serba guna yang bisa dipakai untuk berbagai kegiatan. Jadi sekarang malah mendatangkan customer baru yang di luar korporasi,” ujar ibu tiga anak ini dengan bersemangat tentang target market hotel yang makin meluas.
Untuk menarik pengunjung, diluncurkan paket New Normal yang mengutamakan protokol kesehatan yang sangat ketat. Contohnya pada waktu tamu check-in diberikan masker dan hand sanitizer, yang juga disediakan di kamar. Sarapan yang sebelumnya dihidangkan secara buffet, kini diantarkan ke kamar untuk mengurangi kontak. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan kesehatan tamu sekaligus para pegawai hotel, tanpa kehilangan suasananya yang menyenangkan.
Pasca-PSBB Transisi, ruang serba guna kerap digunakan untuk acara berskala kecil, karena adanya pembatasan kapasitas dan durasi. Ruangan yang tidak terlalu besar menjadi keunggulan untuk acara privat. “Ballroom PSW cocok untuk acara wedding yang butuh venue tidak terlalu besar. Selain itu, bisa sekalian acara lamaran maupun menginap. Kami juga mempunyai restoran outdoor, yang membuat orang lebih nyaman saat berkumpul,” ujarnya. Dia juga mengungkapkan bahwa hotel tetap mengikuti peraturan pemerintah mengenai protokol kesehatan yang berlaku, jadi tamu yang datang tidak perlu khawatir untuk menginap.
Menghadapi pandemi, Mariska juga menginisiasi program Sahabat PSW, yaitu acara live di platform Instagram untuk berbagi semangat positif. Dimulai sejak bulan Agustus silam, kegiatan ini sebenarnya lahir dari kegalauan atau up and down mood orang yang dipaksa tinggal di rumah, tapi harus terus stay positive. Mariska menceritakan, “Kita sekarang sama-sama sedang menderita. Mungkin kalau diajak mengobrol dengan sahabat setiap hari, kita bisa berbagi sesuatu yang positif. Harapannya obrolan tersebut bisa menjadi seperti rangkulan atau sesuatu yang menginspirasi orang untuk berpikir bahwa di rumah saja tidak harus stres.” Banyak hal seru yang didapat saat siaran langsung tersebut, mulai dari jargon-jargon lucu seperti ‘Ayo Tunggangi Corona’ hingga jalan-jalan virtual di berbagai negara.
Bisnis Kuliner
Keinginannya untuk selalu mencoba sesuatu yang baru membuat Mariska berinvestasi di bisnis kuliner. Melirik kegemaran kaum urban yang gemar minum kopi, dia pun mendirikan Bots Coffee yang berada di lantai dasar PSW Tower, berdekatan dengan lobi hotel. Tak sembarangan ikut-ikutan, dia mengadakan riset terlebih dulu, karena dia ingin membuat brand kopi yang bisa diminum semua orang, dari orang tua hingga anak-anak, tanpa ada keluhan seperti jantung berdebar ataupun sakit maag. Kopi tersebut dapat dinikmati melalui layanan pesan-antar ojek online yang tersedia selama 24 jam.
Kegemarannya mengudap camilan dan berbagi tentang hal itu dalam unggahan di media sosial melahirkan bisnis baru pula, yaitu Tahu Si Eneng. “Saya suka ngemil dan sering share di medsos. Lalu banyak yang bertanya bisa dipesan juga, kan? Akhirnya untuk memenuhi permintaan itu lahirlah brand Tahu Si Eneng ini. Sama juga dengan Mumzyco yang jadi bisnis setelah banyaknya permintaan teman-teman,” kisah Mariska sambil tertawa kecil ketika menceritakan alasannya terjun ke bisnis kuliner.
Mariska mengakui perkembangannya cukup lumayan, karena memang sekarang masih banyak yang di rumah saja. Ketiga brand buatannya memang menjual bahan yang bisa dikonsumsi sehari-hari. Apalagi sekarang muncul kecenderungan orang masak sendiri. Seperti steak bisa dimasak saat weekend berkumpul bersama anak-anak. Atau misalnya menjelang festive season sama keluarga, mereka tidak bisa ke mana-mana, ini bisa jadi alternatif santapan untuk dinikmati bersama.
Di balik kesibukannya mengurus bisnis, Mariska tetap tidak melupakan keluarga sebagai prioritasnya. Sebisa mungkin keduanya harus seimbang, meskipun cukup sulit. “Jangan sampai ada perasaan bersalah, karena menelantarkan salah satunya, katena kita sudah berusaha maksimal menyeimbangkannya dengan baik,” pesannya kepada pembaca Women’s Obsession menutup wawancara pada sore itu. Nur A | Foto: Fikar Azmy