Pandemi Covid-19 yang belum juga usai membuat beban industri jasa pembiayaan meningkat. Hal ini mendorong PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance atau CNAF) menyiasatinya dengan lebih fokus dalam menjalankan strategi guna mengembangkan bisnis secara berkelanjutan. Sang Presiden Direktur Ristiawan Suherman mengatakan, CNAF melakukan berbagai langkah strategi perusahaan, di antaranya efisiensi, menekan biaya operasional, menjaga kualitas portofolio pembiayaan sesuai target, dan meningkatkan digital engagement dengan nasabah.
Meskipun pandemi membayangi bisnis pembiayaan, sepanjang 2020 perusahaan bisa mempertahankan kinerja yang positif. Termasuk berhasil mencatatkan aset kelolaan (on dan off book) sebesar Rp5,5 triliun naik signifikan double digit atau 12% per 31 Desember 2020 (unaudited). Selain itu, realisasi kredit mengalami kenaikan 5% menjadi Rp3,8 triliun per 31 Desember 2020 dari Rp3,6 triliun pada tahun 2019.
Ristiawan mengatakan bahwa risiko terbesar akibat Covid adalah bagaimana melakukan assesment terhadap nasabah, untuk menentukan segmen nasabah yang terdampak berat maupun yang tidak begitu terdampak. Jadi meningkatkan kehati-hatian selama melakukan realisasi kredit sepanjang tahun lalu. Itulah yang membuat CNAF masih tetap dapat berkembang dengan bertanggung jawab.
“Sepanjang tahun 2020, kita ketahui bersama banyak tantangan akibat pandemi dihadapi seluruh korporasi baik di Indonesia maupun dunia. Namun, kami secara tidak langsung sudah mengantisipasi hal ini. Tepatnya pada akhir tahun 2019, kami telah mulai menerapkan transformasi digitalisasi. Sehingga 'blessing in disguise' ketika pandemi masuk ke Indonesia, kami masih mampu menjalankan roda perusahaan dengan baik,” jelasnya. Dalam transformasi tersebut CNAF secara perlahan dan konsisten membuat model bisnis ke arah percepatan digitalisasi. Seluruh pemrosesan aplikasi berbasis kertas sudah beralih ke aplikasi CNAF mobile.
Ristiawan menuturkan, pada awal memimpin CNAF, sejak April 2017, strategi transformasi terbagi dalam tiga fase. Pertama sentralisasi, artinya proses yang sebelumnya dilakukan di cabang dipusatkan di sentral, seperti analisis kredit. Agar kualitas assesment dan keputusan kredit koordinasinya bisa lebih mudah dan terpusat.
Perusahaan juga melakukan sentralisasi penyimpanan aset yang diagunkan untuk meminimalisasi biaya dan risiko. Fase kedua adalah automasi untuk segala hal yang sebelumnya dilakukan secara manual. Fase ketiga, yaitu percepatan digitalisasi yang merupakan satu langkah nyata dalam menekan biaya operasional perusahaan.
Rangkaian proses transformasi tersebut merupakan wujud komitmen CNAF sebagai perusahaan pembiayaan yang mengutamakan customer experience sesuai dengan acuan yang dihitung berkala dalam Net Promoting Score (NPS). Terakhir, memastikan perusahaan berjalan sesuai dengan nilai-nilai Good Corporate Governance selaras dengan aspirasi menjadi the most profitable company.
Memasuki tahun 2021, perusahaan telah menyiapkan berbagai inisiatif efisiensi dengan langkah percepatan inovasi digital bagi perusahaan dan nasabah, di antaranya Digital Customer Service (Digital CS), Tanda Tangan Digital atau Digital Signature, Peluncuran Fitur CNAF Mobile – Sahabat CNAF. Dalam rangka memberikan pengalaman bertransaksi yang aman dan nyaman bagi nasabah, CNAF meresmikan penggunaan platform Tanda Tangan Digital (Digital Signature) dan Digital Customer Service (Digital CS). Didukung teknologi terbaru, platform Digital Signature hadir untuk memudahkan calon debitur memberikan persetujuan dokumen perjanjian pembiayaan melalui smartphone. Agar nasabah dapat tetap melakukan komunikasi perjanjian tanpa harus melakukan tatap muka langsung, sehingga keamanan dan kesehatan calon debitur tetap terjaga.
Selaras dengan semangat yang sama, Digital CS hadir untuk memberikan kemudahan dalam berkomunikasi dengan customer service officer CNAF. Pada kuartal pertama 2021, Ristiawan menuturkan geliat permintaan pembiayaan masih belum terasa. Namun, setelah beberapa stimulus dikeluarkan pemerintah, seperti relaksasi PPNBM, penurunan suku bunga Bank Indonesia, hingga perhitungan ATMR, dia berharap permintaan kredit akan kembali meningkat. CNAF pun akan tetap melayani nasabah dengan cepat, transparan, dan simpel, guna memastikan kenyamanan melakukan transaksi melalui digitalisasi.
“Selain berbagai stimulus dari pemerintah, stimulus terbesar lainnya, yakni vaksinasi masif di Indonesia. Kami menyambut program ini dan berharap kelak jumlah orang yang terpapar akan menurun, penyebaran mengecil, masyarakat kembali melakukan aktivitas seperti biasa, sehingga perekonomian bisa bangkit. CNAF sendiri yakin bisa tumbuh melebihi apa yang sudah kami laporkan kepada regulator atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa mencapai angka 15-20%,” tegasnya penuh harap.
CNAF menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat dan nasabah. Dalam mempererat hubungan dengan nasabah, dihadirkanlah Sahabat CNAF sebagai program member get member. Sahabat CNAF bertujuan mengakomodasi nasabah yang mereferensikan layanan CNAF untuk mendapatkan keuntungan berupa pembebasan pembayaran cicilan bulanan. Agar bisa memperoleh pendapatan tambahan dan diharapkan dapat menurunkan tingkat pengangguran.
CNAF juga menjalankan program Sahabat Binaan CNAF yang bertujuan memberdayakan ekonomi berkelanjutan bagi penyandang disabilitas. Program ini memberikan pelatihan serta modal untuk pembuatan hand sanitizer dan sabun cuci tangan kepada komunitas penyandang disabilitas, bekerja sama dengan beberapa yayasan di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Di akhir pertemuan, Ristiawan yang juga menjabat sebagai wakil direktur komunitas motor gede (moge) HOGERS Indonesia, menyampaikan harapannya. “Saya ingin membawa CNAF menjadi perusahaan yang paling dibanggakan, yang bisa mencetak profit bagus berbanding dengan total asetnya secara konsisten. Ke depan, harapan saya perekonomian negara ini kembali tumbuh, dan seluruh masyarakat dapat berinteraksi dengan normal kembali.” Angie | Dok. Pribadi