Membasmi Kerastosis Seboroik, Skin Tag, dan Milia

 

Kulit wajah kita memang tak selalu berada dalam kondisi mulus akibat jerawat dan seiring bertambahnya usia kerap muncul benjolan kecil-kecil lainnya di luar jerawat dengan ukuran dan jenis berbeda-beda. Contohnya, ada yang berwarna putih disebut milia dan kerastosis seboroik, yaitu berupa kutil cokelat atau kehitaman dengan ukuran tak beraturan serta skin tag, yakni daging tumbuh di permukaan kulit yang tidak berbahaya.

 

Jika milia seringkali tumbuh di sekitar dahi, bawah mata, hidung, dan pipi, sementara kerastosis seboroik dan skin tag bisa meluas ke area tubuh lainnya, seperti leher, dada, ketiak, perut, pangkal paha, dan sekitar bokong.

 

“Keratosis seboroik adalah salah satu jenis penyakit kulit berupa tumor jinak kecil bertangkai yang dapat tumbuh di mana saja, kecuali pada telapak tangan atau kaki dan area membran mukosa, yaitu lapisan kulit di dalam mulut atau hidung. Penyebab pastinya hingga sekarang masih belum jelas, namun bisa karena pertambahan usia, faktor genetik dan paparan sinar matahari. Sementara milia sendiri merupakan kista kecil-kecil berisi keratin yang hadir akibat penggunaan krim steroid, pasca-penyakit kulit tertentu, atau bawaan lahir. Jadi dari milia hingga skin tag yang mirip kerastoris seboroik, ketiganya memang jenis yang berbeda-beda, ya,” papar dr. Fifinela Raissa, Sp.KK dari ZAP Premiere Bintaro Xchange Mall.

 

Meskipun tidak bisa dihindari sepenuhnya, untuk pencegahan agar terhindari dari ketiga masalah kulit ini, menurutnya, kita harus rajin memakai sunscreen 30 menit sebelum keluar rumah minimal dengan SPF 30. Sebisa mungkin kita harus menghindari terpapar matahari dalam jangka waktu cukup lama. Termasuk, menjauhi makanan dan minuman yang tidak sehat dengan kalori, garam, dan gula yang tinggi, karena jika dikonsumsi terus menerus akan membuat kondisi kulit kita cepat menua.

 

“Untuk menghilangkan kerastosis seboroik, skin tag, dan milia ada beberapa opsi yang bisa dipilih yaitu secara bedah listrik atau electrocoutery dan laser. Biasanya saya menggunakan laser Erbium atau CO2 untuk mengangkat tumor-rumor jinak kerastosis seboroik maupun skin tag ini dengan proses waktu yang relatif singkat. Semuanya tergantung ukuran dan posisi letaknya, serta kedua cara tersebut baik bedah listrik maupun laser dapat dipergunakan bersamaan. Sementara, milia sendiri bisa diekstraksi secara manual,” lanjut dr. Fifinela Raissa, Sp.KK.

 

Adapun mengenai lokasi yang agak sulit seperti di dekat lipatan atau area mata atau lipatan bokong, kalau memang bisa diambil akan dilakukan. Namun, penyembuhannya akan membutuhkan waktu lebih lama tergantung besarnya ukuran dan posisi. Jika terlalu dekat ke mata, dokter biasanya akan mempertimbangkannya terlebih dahulu.

 

Dia menambahkan, “Perawatan setelah tindakan dilakukan menjadi penting untuk dijalankan dengan sebaik-baiknya, agar bekas luka tidak bolong-bolong. Jadi, setiap hari dua kali sehari wajah dibersihkan dengan sabun cair muka secara pelan-pelan dan hindari aktivitas mengosok muka. Sebaiknya sabun cair diletakkan dan digosok di tangan saja hingga berbusa, baru ditaruh pelan-pelan ke muka dan dibilas air dengan hati-hati. Hindari menggunakan air hangat atau panas. Kemudian muka dilap handuk dengan cara ditepuk-tepuk secara lembut. Biarkan bekas lukas lepas dengan sendirinya.”

 

Setelah itu dilanjutkan mengompres muka dengan cairan khusus dari dokter menggunakan perban selama 15 menit, baru kemudian dioleskan krim antibiotik ke semua area yang terkena treatment ini. Sekitar 7 sampai 10 hari hindari aktivitas berlebihan seperti olahraga yang menimbulkan keringat atau berenang dan ber-makeup, hingga luka benar-benar telah sembuh. Jauhi berpanas-panasan dan debu kotor agar tidak terjadi infeksi dan gunakan sunblock saat hendak keluar rumah atau pergi ke kantor. Anda tertarik mencoba…?

Elly S | Foto: Fikar Azmy