Setiap pasangan tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam mengarungi kehidupan bersama. Belajar mengimbangi kelemahan dan memanfaatkan kekuatan masing-masing ternyata tak hanya berujung pada keharmonisan rumah tangga, tapi juga kesuksesan membangun kerajaan bisnis. Dalam hal ini memang tidak semua pasangan beruntung bisa mendapatkan kedua hal tersebut.
Adalah Maya Miranda Ambarsari dan Andreas Reza, salah satu couplepreneur di Tanah Air yang berani mencoba malang melintang menekuni berbagai bisnis bersama dan meraih keberhasilan. Meskipun tidak selalu berjalan mulus, keduanya pantang menyerah dan terus berusaha mencari peluang bisnis baru di tengah situasi apa pun, khususnya yang berkaitan dengan urusan kemaslahatan umat.
PANTANG MENYERAH DI SITUASI PANDEMI
Berawal dari nol bersama-sama dengan partner bisnis membesarkan usaha pertambangan PT Merdeka Copper Gold Tbk. Lalu merambah ke dunia properti di bawah bendera Elliottii Residence, mendirikan Law Firm Achmad Taufan Soedirjo dan LKBH Djoeang, Rumah MR, bisnis kuliner, beauty, dan e-commerce. Perjalanan bisnis Maya dan Reza tak berhenti sampai di situ saja.
“Kami kemudian mengakuisisi Perusahaan Modal Asing atau PMA yang kondisinya sedang menurun di bidang oil refinery, mengolah minyak bekas untuk didaur ulang menjadi produk bahan bakar. Bisnis pengolahan oli bekas ini sangat mendukung program pemerintah dalam rangka mencari sumber energi terbarukan, sekaligus membantu lingkungan hidup dalam mengatasi limbah oli bekas dari dunia industri,” cerita Maya yang ditemani Reza mengawali perbincangan kepada Women’s Obsession.
Perusahaan PMA kedua yang diakuisisi berikutnya adalah PT Batamec Shipyard di Batam, Kepulauan Riau, yang berdiri sejak 1985. Ini merupakan salah satu perusahaan galangan kapal terbesar di Indonesia bergerak di bidang pembangunan kapal baru, perbaikan, maupun konversi kapal. Ketika ada kesempatan dan kemampuan, Maya dan Reza berdiskusi dengan tim untuk kemungkinan take over. Mereka pun bekerja keras membangun perusahaan ini, supaya berkembang dan menjadi usaha yang sehat.
Adanya pandemi Covid-19 memberi hantaman keras pada berbagai bisnis yang mereka geluti. Banyak target pekerjaan yang mundur dan tertunda. Kemudian, adanya aturan bekerja sesuai protokol kesehatan dengan jumlah orang yang terbatas, membuat pekerjaan otomatis jadi tidak bisa maksimal.
“Seperti pada perusahaan PT Batamec Shipyard mau tidak mau kami harus tetap mengerjakan pembangunan dan reparasi kapal yang memerlukan kehadiran fisik karyawan dan memiliki batas waktu deadline. Kami berdua juga tidak leluasa pergi ke Batam untuk mengontrol maupun mengecek hasil kerja, karena adanya PPKM Level 4 di Jakarta. Lalu, kami sempat terkena Covid-19 dua kali. Kami prihatin dengan situasi saat ini yang hampir semua lini usaha juga terkendala demikian. Namun, kita terus berusaha mengupayakan semaksimal mungkin roda usaha tetap berjalan," ungkap Maya berterus terang.
Dia bersama sang suami tetap bersyukur di tengah pandemi yang sudah berjalan hampir dua tahun ini, alhamdulillah sampai saat ini perusahaan bertahan dan mampu memenuhi kewajiban-kewajiban kepada karyawan. Ini semua bisa terwujud antara lain, karena para karyawan mau diajak bekerja keras dua kali lipat, dibandingkan sebelum pandemi terjadi dan melakukan subsidi silang antara perusahaan yang dimiliki Maya dan Reza.
Berkontribusi UMKM Bangkit kembali
Dalam situasi apa pun termasuk saat terjadi pandemi, Maya yang senang berkebun dan memasak ini percaya peluang bisnis akan selalu ada, sepanjang kita jeli dan mau berinovasi. Dia pun tergugah untuk membantu para UMKM di Tanah Air yang bisnisnya terpuruk.
Akibat tidak adanya berbagai aktivitas pameran skala lokal maupun international, lalu selama pandemi, mal dan toko sering kali tidak buka, serta dunia pariwisata terhenti karena wabah Covid-19. Para pelaku UMKM pun jadi kesulitan berjualan memasarkan produknya kepada konsumen. Termasuk juga terkendala mencari partner bisnis, reseller, dan investor di dalam dan luar negeri.
Sementara, situasi pandemi sepertinya belum bisa cepat selesai dalam waktu singkat. Maya pun terpikir untuk memanfaatkan teknologi digital membuat platform informasi data sebagai wadah saluran informasi dan menjadi solusi permasalahan UMKM tersebut. Dia bersama sang suami kemudian mendirikan bisnis provider data berbasis digital dengan jaringan internasional yang luas. Di bawah bendera PT Teknologi Cakra International bernama Interconnect Data, dengan tagline Authentic Network Worldwide.
“Manfaat platform yang berbasis database dan informasi akurat, up-to-date, dan terverifikasi mengenai berbagai perusahaan ini tak terbatas memudahkan para UMKM saja. Tapi, juga meluas ke berbagai kebutuhan ataupun kerja sama di industri bisnis apa pun dari kesehatan, kecantikan, fashion, finance, kuliner, perkapalan, dan lain sebagainya. Itulah sebabnya, baik dari sisi perusahaan, investor, pencari kerja, maupun kalangan profesional bisa menjadi member, dipertemukan secara virtual, dan bekerja sama sesuai dengan kebutuhan masing-masing,” papar Maya.
Pasangan ini dan tim IT mereka sejak lima tahun lalu sudah memiliki ide tersebut, namun memang baru saat ini momentum yang tepat untuk meluncurkannya. Interconnect Data akhirnya berhasil di-launching pas pada Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76. Sosok sociopreneur perempuan yang tidak pernah bisa diam ini bercerita, “Ada sekitar 10 juta database UMKM tepercaya telah dikumpulkan dan jumlahnya akan terus bertambah. Karena itulah, saya berusaha untuk ikut berkontribusi semaksimal mungkin, agar bisnisnya bisa hidup kembali dan go international lewat Interconnect Data.”
Maya dan Reza pun jadi bersemangat mengumpulkan tim terbaik yang menguasai bidang teknologi dan paham situasi perekonomian global. Lalu, bagaimana mengakomodasi kebutuhan para partners, semua disatukan dalam satu wadah di Interconnect Data.
Perempuan kelahiran 9 Juli 1973 ini mengajak masyarakat di Tanah Air untuk tetap bersemangat dan bangkit kembali membangun negeri tercinta Indonesia, karena perekonomian bangsa harus tumbuh. Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI kali ini bisa menjadi momentum untuk kita bersama-sama berdoa dan bermunajat kepada Allah Swt, semoga wabah pandemi Covid-19 bisa hengkang dari Bumi Pertiwi dan tercipta herd community di sini.
“Sehingga kita semua umat manusia dapat kembali beraktivitas dan bangkit dari keterpurukan, itulah doa dan harapan saya untuk bangsa Indonesia. Pemerintah juga telah bekerja keras melakukan segala hal yang terbaik untuk rakyat, oleh sebab itu kita mesti mendukung berbagai program yang telah ditetapkan,” tambah Reza yang optimis Indonesia bisa tumbuh dan menjadi negara tangguh ke depannya.
BERBAGI TUGAS DENGAN BAIK
Dalam urusan bisnis pasangan ini memang sudah terbiasa berbagi peran dan tugas bersama dengan sebaiknya-baiknya. Beberapa hal yang sifatnya teknis dan lebih ke pelaksanaan pekerjaan atau peluang bisnis baru biasanya ditangani oleh Reza. Sementara, untuk urusan frontliner dan berbicara kepada publik Maya yang akan lebih berperan di sini.
“Jadi, saya memang orang di balik layar dan istri saya yang bertugas menjadi presiden direktur dalam struktur organisasi perusahaan. Saat terjadi perbedaan pendapat dalam menyelesaikan berbagai permasalahan, biasanya kami anggap sebagai masukan untuk saling melengkapi. Dalam mencari solusi tentunya ini akan dikembalikan ke tujuan atau target yang ingin dicapai. Kami memiliki visi dan misi yang sama dalam kehidupan berbisnis maupun berkeluarga. Jadi, apa pun yang kita jalani harus dibawa dalam suasana yang menyenangkan,” ungkap pria yang hobi berenang dan bersepeda ini sambil tersenyum hangat.
Menurut Maya, suaminya merupakan sosok pendengar yang baik dan bisa menjadi teman diskusi yang dipercaya untuk urusan bisnis, karyawan, keluarga, anak, dan lainnya. Cintanya tak pernah luntur hingga sekarang tetap memberikan perhatian kepadanya dalam kondisi apa pun dan menerima kekurangannya. Entah ketika saya sedang sakit, kelelahan, atau ada problem perusahaan dan hal lainnya, Reza tetap menyemangati dan berkata, “Tidak perlu disesali apa yang sudah terjadi, jika kita salah langkah dalam berusaha anggap saja itu sebagai bagian dari proses pembelajaran yang berharga untuk ke depannya.”
Peraih Master of International Business, Swinburne University of Technology, Melbourne, Australia, ini juga merasa beruntung memiliki putra tunggal yang bisa hidup mandiri. Meskipun terpisah darinya, karena tengah menempuh studi di Akademi Polisi Semarang. Sebagai orangtua mereka memberikan keleluasaan kepada Muhammad Khalifah Nasif, memilih pendidikan sesuai keinginannya dan menjalani pilihan tersebut secara bertanggung jawab.
Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt, Maya dan Reza antara lain mewujudkannya dengan membangun berbagai masjid sebagai tempat ibadah masyarakat. Khusus untuk masjid di Bengkulu yang diberi nama Khalifah dan dibangun di atas lahan SMPN 2 dengan kapasitas 1000 orang, didirikan dengan tujuan agar Bengkulu memiliki icon tambahan di tengah kota yang membanggakan. Ini menjadi salah satu cara agar banyak orang tertarik datang ke Bengkulu yang memiliki alam dan budaya menarik untuk dijelajahi.
Di masjid tersebut sering diadakan berbagai kegiatan hafiz Alquran dan aktivitas keislaman lainnya, sehingga diharapkan alumni para siswa-siswi bisa menjadi pemimpin berkarakter dan berakhlak mulia. Maya dan Reza pun bertekad hingga akhir hayat tak akan pernah berhenti berbuat kebajikan untuk kemaslahatan umat, sehingga kehidupan menjadi lebih bermakna dan indah untuk dijalani dengan penuh sukacita. Elly S | Fikar A/Dok. Pribadi