Herstori Chapter 1: Mahendradatta

 

Sejarah menjadi bagian yang tak mungkin terpisahkan dari kehidupan kita. Tanpa masa lalu, kita tak pernah ada saat ini. Tan hana nguni, tan hana mangke. Sejarah semestinya menjadi cerminan kehidupan kita saat ini. Perempuan pelaku sejarah di abad ke 7 hingga 15 M adalah cermin itu, yang seharusnya menjadi acuan bagaimana perempuan masa kini juga menjadi pelaku sejarah yang kelak dikenang karena keberdayaannya.

 

Herstori bertekad menjadi jembatan bagi terhubungnya sejarah keberdayaan perempuan di masa lalu dengan upaya melejitkan keberdayaan perempuan di era millennial saat ini, melalui fashion. Herstori adalah kolaborasi antara fashion dengan sejarah. Sebuah terobosan baru yang belum pernah ada selama ini.

 

 

Nina Septiana melalui brand Esensia by Nina Nugroho kali ini berkolaborasi dengan Sinta Ridwan. Seorang filolog dan mahasiswi S-3 Arkeologi muda yang mengkonsentrasikan dirinya pada upaya mengalihwahanakan hasil risetnya, mengenai sejarah masa lalu yang terbaca dalam manuskrip kuno yang menjadi keahliannya.

 

Kekuatan utama dari Herstori adalah riset yang dilakukan secara mendalam. Tidak hanya dilakukan berdasarkan catatan sejarah yang telah terbukukan dalam sejumlah literatur. Melainkan juga melalui manuskrip kuno dan terjun langsung mengunjungi situs peninggalan para perempuan berdaya tersebut.

 

BACA JUGA:

Heaven Lights Menebar Kehangatan dan Kenyamanan Berbusana

Fresh Produce Levi's Gunakan Pewarna Alami

 

“Selama ini sejarah perempuan Indonesia seolah terpinggirkan, kita sulit menemukan catatan mengenai mereka yang ternyata sejatinya adalah figur luar biasa. Tidak hanya di dalam keluarga, tetapi juga di panggung politik, ekonomi, agama, budaya dan sosial di lingkungan sekitarnya,” terang Nina Septiana, desainer brand Nina Nugroho. Sosok yang diangkat adalah mereka yang meninggalkan bukti-bukti budaya, kehebatan, pemikiran, upaya dan perjuangannya sebagai sosok yang berperan penting bagi segala aspek kehidupan.

 

 

“Saya sebagai periset masa lalu, selalu memikirkan wahana untuk membawa kisah-kisah masa lalu dengan cara yang berbeda. Selama ini saya mengalihwahanakan apa yang saya temukan, gali dan telusuri ke dalam media baru yang dikemas dengan cara kekinian. Bagaimana menyajikan masa lalu dengan menarik perhatian, sekaligus menambah referensi baru dengan mengangkat hal-ikhwal yang jarang dikemukakan,” tambah Sinta Ridwan yang juga menyiapkan e-book, web series, ilustrasi, NFT, serta komik melengkapi koleksi Herstori.

 

Trunk show koleksi Herstori dibawakan oleh 12 mahasiswi dari 11 kampus terkemuka di Jakarta di Museum Nasional dalam rangka peluncuran brand Herstori beberapa waktu lalu. Mereka adalah para duta kampus yang diharapkan akan menjadi corong Herstori, agar keberadaannya menjadi inspirasi bagi gaya berbusana anak muda.