Berkecimpung di industri keuangan bukan hal yang baru bagi Efrinal Sinaga. Pria yang juga akuntan dan kini menjabat sebagai Presiden Direktur PT Akulaku Finance Indonesia sudah memulai perjalanannya lebih dari 32 tahun yang lalu. Terutama di bidang keuangan non-bank, otomotif, dan home appliances. Menilik perjalanannya selama membangun karier, dia sempat mendedikasikan diri selama 22 tahun di PT Astra International, Tbk hingga tahun 2010.
Bertahun-tahun bergelut di dunia keuangan, pada tahun 2007 bersama-sama dengan tim, dia berkesempatan menjadi orang pertama yang membuat perusahaan pembiayaan berbasis syariah. Selanjutnya pada April tahun 2010, Efrinal melangkahkan kakinya ke Grup Bank Muamalat dan masuk jajaran direksi di PT Al Ijarah Indonesia Finance untuk mengembangkan produk ritel otomotif dan komersial syariah di sana. Tidak sampai di situ, dia juga dipercaya menjadi salah satu advisor Bapak Mochtar Riady (Chairman Grup Lippo) untuk mengembangkan konsep pembiayaan dan digitalisasi UMKM, perusahaan fintech P2P Lending, hingga development skim syariah.
BACA JUGA:
Muhammad Awaluddin: Sukses Menjaga Performa di Kancah Dunia
“Pada tahun 2007 bersama tim di Grup FIF, kami menjadi orang pertama di Indonesia yang membuat perusahaan pembiayaan syariah. Jadi, multifinance syariah itu dimulai tahun 2007. Alhamdulillah, dimampukan oleh Allah SWT untuk menghadirkan layanan keuangan perusahaan non-ribawi. Saya juga sangat aktif di Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) dalam banyak bidang dan sejak 2013 sampai 2016, dipercaya sebagai Sekjen Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI). Amanah lainnya juga pernah diberi penugasan oleh OJK sebagai Ketua Pokja Pembiayaan Maritim di sektor IKNB atau Lembaga Keuangan Non-Bank, dan sebagai Ketua Dewan Pengarah Pokja UMKM dan Koperasi di OJK,” tuturnya dengan semangat.
Dedikasi & Loyalitas
Memiliki sepak terjang yang teruji, kini dia dipercaya sebagai presiden direktur. Posisi yang tentu tidak bisa dipegang dengan main-main. Untuk itu, dia pun begitu mendedikasikan dirinya, meskipun dengan tantangan yang juga tidak mudah. Terlebih, dalam dua tahun terakhir seluruh negara di dunia termasuk Tanah Air dilanda pandemi Covid-19. Salah satu imbasnya adalah kebijakan PSBB hingga PPKM yang memaksa harus bekerja dari rumah untuk menekan angka penularan virus. Dengan dedikasi kuat dan loyalitas yang dimiliki, dia mengatakan bahwa meski di rumah dirinya tidak mau diganggu dengan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Keuletannya membuahkan hasil yang nyata bagi Akulaku Finance Indonesia. Sebut saja pada tahun 2021, perusahaan berhasil meraih profit sembilan kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Dia menjelaskan, “Pada tahun 2021 dari target pembiayaan sebesar Rp7 triliun, realisasinya kami bisa capai, yakni sebesar Rp9,4 triliun, dengan tingkat kesehatan NPL nett yang masih terkendali 2.5%. Pada tahun 2022, dengan perubahan lifestyle masyarakat, digitalisasi menjadi frame mover, saya optimis bahwa digital itu akan membawa perubahan, mulai dari lifestyle, termasuk model bisnis. Kami juga yakin akan bisa meraih Rp12 triliun tahun ini. Paling tidak, satu bulan satu triliun. Dalam dua bulan pertama tahun ini, masih sesuai target.”
BACA JUGA:
Pramudya Oktavinanda: Semangat Kaum Muda
Masyarakat tidak harus datang ke kantor (contactless) untuk bisa mengajukan pinjaman atau kredit. Proses e-kyc, scoring, verifikasi hingga penandatanganan kontrak dilakukan dengan cepat dan dengan konsep paperless cukup hanya melalui aplikasi Akulaku. Pembayaran angsuran juga tidak perlu ke kantor, cukup melalui payment point yang sudah bekerja sama dalam ekosistem Akulaku serta tidak perlu dengan uang cash (cashless). Dengan kemudahan pengajuan ini, dia optimis mampu melayani seluruh masyarakat di Indonesia, meski Akulaku Finance tidak memiliki kantor cabang.
Tidak hanya itu, persyaratan yang diminta pun cukup mudah. Jika perusahaan pembiayaan lain biasanya meminta berbagai syarat, seperti BPKB, sertifikat, atau aset lain sebagai jaminan untuk bisa mendapat kredit, ini tidak berlaku di Akulaku Finance. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh pembiayaan. Dia menyadari bahwa banyak masyarakat yang memiliki usaha, namun sedikit yang memiliki aset yang bisa dijadikan jaminan.
“Di sinilah kehadiran Akulaku sebagai solusi melalui digitalisasi. Masyarakat bisa berbelanja apa saja di marketplace dan e-commerce mana pun yang telah bekerja sama. Tidak harus bertemu, tanpa harus bayar menggunakan uang cash, dan tidak harus bayar lunas sekaligus. Itu bisa dilakukan dengan beberapa metode pilihan seperti BNPL (Buy Now Pay Later) atau Belanja Sekarang Bayarnya Nanti, sistem cicilan (installment), yang konsumen bisa pilih sendiri. Itu yang kami lakukan di Akulaku dan bermanfaat bagi masyarakat banyak. Siapa yang tidak senang jika mendapatkan sejumlah fasilitas (plafon) pembiayaan tanpa harus menyerahkan jaminan?” ujarnya.