Bekerja di perusahaan akuntan publik memiliki tantangan dan keasyikan tersendiri bagi Thilagavathy Nadason. Setelah 20 tahun mengabdi di Pricewaterhouse Coopers (PwC) dengan lokasi berpindah-pindah dari Singapura, Hong Kong, kemudian ditugaskan di Indonesia dengan posisi akhir sebagai partner transaction services. Perempuan yang biasa disapa Thila ini kemudian mendapat tawaran menantang untuk bekerja di Bank Lippo. Dia pun tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut, kemudian mencoba melanjutkan kariernya di dunia perbankan.
“Ini berawal dari salah satu klien di PwC, tertarik dengan cara saya bekerja saat menangani akuisisi Bank Lippo. Lalu, saya diajak ikut bergabung untuk menyukseskan transformasi Bank Lippo. Berbekal pengetahuan yang saya miliki dan keinginan untuk mempelajari bidang perbankan, membentuk saya menjadi seorang financier yang luwes. Saya terus belajar, agar bisa melihat perspektif yang lebih besar, tidak terpaku pada angka-angka saja, dan bagaimana saling berkoordinasi serta berkolaborasi dengan baik. Dengan melakukan hal-hal inilah yang menjadikan saya semakin berkembang,” ungkap lulusan sarjana akuntansi dari National University of Singapore ini dengan penuh semangat.
Berperan sebagai Director of Finance and Operation Bank Lippo, Thila ternyata cukup betah berkarier di industri perbankan. Pada November 2008 Bank Lippo kemudian melakukan merger dengan Bank Niaga melahirkan Bank CIMB Niaga. Tak lama kemudian pada bulan Maret 2009 dia pindah ke Maybank Indonesia dengan jabatan sebagai direktur keuangan hingga sekarang.
Dalam meraih kesuksesan salah satu sosok yang berjasa untuknya adalah sang Ibu tercinta yang sejak kecil selalu mendorongnya meraih pendidikan setinggi mungkin, meskipun cukup sukar diraih. Akan tetapi, edukasi menjadi faktor sangat penting untuk mendukung kemajuan karier seseorang. Ibunya pun selalu setia menjadi supporter hingga kini dan terus mendukungnya menjadi perempuan karier yang sukses.
Baca Juga:
Ermey Trisniarty: Selalu Fokus & Konsisten
Fadjar Judisiawan: Manfaatkan Teknologi Hadirkan Layanan Unggul
Kolaborasi dan Kerja keras
Berpengalaman melewati berbagai situasi yang tidak mudah dari terpaan krisis ekonomi tahun 1998, 2008, hingga pandemi Covid-19, Thila berpendapat, “Kembali lagi bagaimana kita memandang suatu kejadian, bagi saya setiap terjadi krisis memberikan kita pelajaran berharga untuk lebih mempersiapkan diri dan mengendalikan permasalahan yang muncul. Termasuk mencari solusi maupun memberikan dukungan, sehingga kita pun lebih siap ketika harus menghadapinya kembali. Jadi, saat terjadi pandemi kami sudah memiliki Crisis Management dan Business Continuity Plan, simulasi, maupun pelatihan untuk meminimalkan operational disruption, sehingga Bank tetap bisa memberikan pelayanan yang terbaik, termasuk membantu bisnis para nasabah.”
Menurut Thila, situasi pandemi justru memicu semua orang di perusahaannya untuk berkolaborasi lebih erat lagi antara setiap divisi. Dia bersyukur tim yang dipimpinnya sangat supportive, mampu beradaptasi dan tidak mementingkan diri sendiri, serta mau bekerja lebih keras dari situasi sebelum pandemi Covid-19. Apalagi, divisi finance sendiri tak sekadar mengejar yang sifatnya angka, deadline, closing, dan target pemasukan. Tapi, mengutamakan juga hasil kerja secara keseluruhan dan kerja sama tim yang baik memang sangat dibutuhkan dalam situasi yang tidak mudah ini.
Setelah dua tahun terjebak dalam situasi pandemi, tahun 2022 memberikan harapan baru bagi semua pelaku bisnis, termasuk Maybank Indonesia. “Kami pun gembira dengan pencapaian kinerja pada kuartal pertama tahun 2022, yaitu Bank mencatat laba sebelum pajak naik 12,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Lalu, dari sisi kinerja kami juga mencatat pertumbuhan di beberapa portfolio bisnis Bank secara kuartal di tengah pemulihan ekonomi yang mulai bergulir sejak akhir tahun 2021 lalu.
Kami berharap momentum yang baik ini tetap dapat berlanjut bersamaan dengan kondisi ekonomi yang mulai bertumbuh, karena aktivitas sudah kembali normal dan harga komoditas bergerak naik. Semuanya menunjukkan ke arah yang positif,” ungkap Thila dengan nada optimis. Dia berharap pertumbuhan tahun 2022 akan mengalami peningkatan dibandingkan 2021 dan pencapaian akhir tahun dapat kembali seperti sebelum terjadinya pandemi, atau setidaknya mendekati pertumbuhan seperti pada tahun 2019.
Selain itu yang paling menantang adalah mewujudkan kembali pertumbuhan kredit, seperti pada saat tahun 2018 dan 2019. Tahun 2021 hingga 2022, menurut Thila telah menunjukkan sinyal positif terhadap pertumbuhan kredit. Diharapkan momentum pemulihan ekonomi yang masih berlangsung hingga saat ini dapat mendorong kembali pertumbuhan kredit Bank. Dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dan menjaga risk posture yang ketat. "Kami berharap pertumbuhan kredit Maybank Indonesia dapat direbut kembali, meskipun semuanya akan bergantung pada situasi ekonomi, pertumbuhan industri, dan kesiapan para pelaku bisnis untuk berekspansi," tukasnya.
Mengikuti perkembangan digital
Sejak awal berdiri dari sebelumnya bernama PT Bank Internasional Indonesia Tbk. (BII) hingga berubah menjadi PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (Maybank Indonesia), salah satu fokus utama bank ini adalah pembiayaan di sektor UMKM atau Small and Medium-sized Enterprises (SME). Maybank Indonesia juga merambah ke pembiayaan proyek-proyek BUMN dan korporasi. Sehingga solusi keuangan Bank bisa mencakup seluruh aspek bisnis, mulai dari principal, distributor, hingga end-user atau nasabah dalam ekosistem yang disebut supply chain financing. Namun demikian, menurut Thila, sektor UMKM tetap diutamakan, karena merupakan tulang punggung perekonomian bangsa.
Pada tahun 2019 sebelum terjadi pandemi, Maybank Indonesia telah melakukan investasi dan mengembangkan transformasi layanan perbankan digital melalui layanan M2U ID yang terdiri dari aplikasi (mobile banking) dan Web (internet banking). Aplikasi M2U ID yang terus diperkaya dengan berbagai fitur transaksi dan keamanan telah menunjukkan hasil positif dalam meningkatkan fee based income dan penambahan akuisisi nasabah.
Dia melanjutkan, “Timing-nya memang sangat tepat, layanan perbankan digital kami terbukti mampu mendukung kebutuhan transaksi para nasabah di tengah situasi pandemi. Tak heran terjadi peningkatan aktivitas yang sangat signifikan pada platform perbankan digital kami selama 2020 dan 2021. Kami berharap nasabah pengguna aplikasi M2U ID tak hanya dipakai untuk mengecek saldo atau melakukan transfer saja, tapi juga untuk membayar tagihan rutin dan kebutuhan pembelanjaan sehari-hari, bahkan untuk pengembangan dana melalui fitur wealth management, seperti membeli reksadana, deposito, dan instrumen investasi lainnya.”
Sementara, berbicara mengenai produk perbankan yang paling diminati para nasabah, dengan antusias dia menerangkan salah satunya adalah Maybank2Enterprise atau M2E. Yaitu solusi electronic banking untuk nasabah korporasi dengan kemampuan regional yang dapat diakses melalui jaringan terpercaya dan aman, memudahkan nasabah mengatur cash management. “Lalu, produk pembiayaan properti atau KPR juga menjadi backbone untuk meningkatkan pertumbuhan Bank terutama pada periode 2020, ketika sektor properti mengalami pertumbuhan meskipun di tengah pandemi.
Kami pun terus mengembangkan KPR dengan berbagai fasilitas dan pilihan bunga menarik untuk primary house owner, khususnya para pasangan atau profesional muda untuk memiliki rumah impiannya. Wealth management akhir-akhir ini juga semakin diminati, seperti produk bancassurance, mutual fund, atau unit trust, khususnya pada masa pandemi,” papar Thila yang juga menjadi anggota dewan komisaris WOM Finance, anak perusahaan dari Maybank Indonesia.
Sementara, dalam memimpin dia mementingkan adanya kegiatan tatap muka secara langsung dan fokus pada target kerja yang ingin dicapai sesuai rencana kerja Bank. Saat ada kendala atau pertanyaan Thila selalu mengingatkan para staf untuk tidak ragu bertanya langsung, via e-mail maupun Whatsapp kepada pimpinan unit kerja ataupun dirinya secara terbuka untuk membicarakannya. “Kalau kita berbuat salah, segera akui kesalahan itu dan jangan mendiamkannya. Berbuat salah bagi saya adalah hal yang lumrah terjadi dan kita bisa memetik pelajaran berharga dari kejadian tersebut, namun sebaiknya kita tidak mengulang kesalahan yang sama di kemudian hari,” tambahnya.
Antar sesama tim dari setiap divisi juga mesti saling mengenal dan bisa bekerja sama dengan baik, Thila pun ditugaskan untuk menjadi fasilitator bagi semua divisi di Bank ini. Menggelar rapat bersama secara keseluruhan menjadi agenda rutin dirinya untuk membahas hal-hal penting, termasuk permasalahan di setiap divisi dan saling bertukar pikiran mencari solusinya.
Elly Simanjuntak | Foto: Fikar Azmy/Doc. Maybank Indonesia
Baca artikel selengkapnya di e-magazine Women's Obsession edisi Juni 2022.