Relbi Husada: Berkarya Sedari Muda

Sociopreneur

 

Tidak ada batasan usia khusus yang mengharuskan seseorang menjadi pengusaha. Siapa pun, dari kelompok usia manapun, dapat menjadi pengusaha jika memiliki ide bisnis yang baik dan kemauan untuk mengambil risiko serta mengelola bisnis. Usia muda juga bukanlah penghalang untuk berkarya, seperti yang dibuktikan Relbi Husada.

 

Insting bisnisnya telah tertanam sejak kecil dengan menyaksikan keseharian sang ayah yang juga seorang pengusaha. Bahkan ketika liburan, Relbi kecil selalu mengikuti ke mana pun ayahnya pergi, baik ke kantor, rapat, atau sekadar menemui klien maupun supplier

 

BACA JUGA:

Heddy Kandou: Bermanfaat untuk Sesama

Dewi Aryani Suzana: Bekerja Sambil Beribadah

 

Menyusul kedua kakaknya yang lebih dulu terjun ke dunia bisnis, Relbi pun tumbuh dewasa dengan bercita-cita ingin mendirikan bisnisnya sendiri. Berbagai bidang sempat dijajalnya, mulai dari bisnis fashion hingga aplikasi booking online yang didirikan bersama sahabatnya. Pandemi pun membawa berkah tersendiri baginya yang kemudian menjalankan usaha frozen food berlabel Rebina Frozen Mart. 

 

Bisnis baru tersebut dirintisnya bukan hanya karena melihat peluang yang menjanjikan semata, melainkan juga didorong kepedulian sosialnya. Jika hendak berbisnis harus beneficial untuk orang lain, jangan hanya menguntungkan diri sendiri saja. Begitulah pesan orang tua yang terpatri di benak Relbi dan diyakininya hingga saat ini.

 

Peran Keluarga Tumbuhkan Kemandirian

Relbi tidak menyangkal bahwa dirinya memang mendapatkan privilege dengan terlahir sebagai putri seorang pengusaha. Dia mendapatkan kesempatan belajar berbisnis sejak usia belia, headstart yang tentunya tidak didapatkan semua orang. “Saya rasa semua orang juga punya privilege masing-masing, dan tergantung bagaimana menggunakannya. Privilege yang saya dapatkan dari ayah saya adalah ilmu, menyaksikan langsung bagaimana mengelola sebuah bisnis. Meskipun dulu saya hanya duduk manis sambil mengamati mereka. Dari situlah saya pikir saya mendapatkan yang namanya ‘headstart’ dalam bagaimana merencanakan bisnis,” tutur perempuan yang baru saja merayakan ulang tahun ke-24 ini.

 

 

Meskipun demikian, orang tua tidak pernah menuntut anak-anak mengikuti jejak mereka. Mereka selalu memberi Relbi kebebasan untuk berkarya dan mengikuti passion-nya. Namun, justru karena itu dia malah memiliki fighting spirit untuk membuktikan dirinya. Begitu pula ketika dia memutuskan untuk melanjutkan studi ke Amerika Serikat bersama sang adik kembarnya, Renaldi Husada. Tanpa dibebani tuntutan untuk mendapatkan nilai bagus atau harus mencetak prestasi, Relbi malah gigih belajar dan bahkan lulus dengan predikat cum laude dari Universitas San Fransisco.

 

Senang menimba ilmu baru, dia memanfaatkan masa studinya dengan bekerja paruh waktu di kantin kampusnya. Menurutnya ilmu itu bisa didapatkan dari mana pun tidak hanya dari bangku sekolah saja, tetapi juga dari tempat lain. Dia belajar bagaimana menghadapi berbagai jenis orang, produk apa yang disukai, dan cara mengatasi masalah yang timbul.

 

Kemampuan problem solving saat menghadapi krisis pun menjadi sesuatu yang krusial, dan dia mempelajari dan menerapkan secara langsung walaupun dalam lingkup yang lebih kecil. Terutama adalah dia belajar mengatur waktu, antara sekolah, belajar dan bekerja yang sangat berguna di kemudian hari.

 

BACA JUGA:

dr Ayu Widyaningrum: Keluarga Kunci Kesuksesan dalam Berkarier

Hida : Berdayakan Perempuan Sebagai Fashionpreneur

 

Selain dari orang tua, Relbi juga mendapat banyak saran dalam berbisnis dari kedua kakaknya yang terpaut usia cukup jauh dengannya, yakni 10 dan 11 tahun. Karena mereka sudah melalui fase yang akan dilewatinya, mereka selalu memberi masukan.

 

“Salah satu advice yang selalu teringat dalam pikiran saya adalah untuk selalu jujur. Dalam bisnis, tidak semuanya tertulis, kebanyakan hanya lisan. Maka dari itu, kita harus selalu berkomitmen atas perkataan kita,” tutur Relbi mengenang petuah kakak-kakak perempuannya.

 

 

Relbi juga selalu diingatkan untuk selalu melihat sisi positif seseorang, karena setiap individu memiliki keunikan masing-masing, bahkan anak kembar sekalipun. Melihat sisi positif membantu kita menghargai keunikan setiap orang dan memahami bahwa setiap individu memiliki potensi yang berbeda untuk memberikan kontribusi positif dalam kehidupan.

 

Di lingkungan kerja, fokus pada sisi positif rekan kerja dapat membantu menciptakan atmosfer yang positif dan mendukung. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan kerja sama di antara tim. Hal itu diterapkannya ketika memilih para pegawai yang bekerja kepadanya.

 

Menjadi anak kembar pun merupakan anugerah tersendiri bagi Relbi. Walaupun lebih muda 10 menit darinya, Relbi selalu menganggap serius saat berdiskusi dengan kembarannya Renaldi. Hampir selalu bersama-sama, Relbi kerap mendapat insight dari sudut pandang laki-laki setiap kali menghadapi sebuah masalah.

 

Pandemi Membuka Peluang Baru

 

Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia memaksa setiap orang berpikir kreatif, termasuk Relbi. Ketika toko-toko terpaksa tutup akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan pemeriaqantah, dia me-refresh otak untuk tetap berdaya di tengah berbagai kesulitan.

 

“Akibat pandemi orang-orang tidak bisa bebas keluar rumah dan mulai berbelanja kebutuhannya secara online, baik untuk keperluan sehari-hari maupun makanan dan minuman. Saya pun mendapat ide untuk memulai usaha frozen food yang bisa jadi bisnis besar pada masa depan,” ungkap perempuan yang hobi traveling ini.

 

Mengamati tren belanja online yang terus meningkat, dia tak lantas ikut-ikutan. Riset pun dilakukannya dan dia menemukan bahwa produk terbesar UMKM di Jawa Barat adalah makanan. Relbi kemudian menyasar UMKM lokal di sekitar Jawa Barat dan menyodorkan konsep kerja sama yang meliputi 4P, yakni Product, Price, Promotion dan Place. Dari segi produk, harus ada perbedaan dari produk sejenis lainnya yang membuat orang ingin membeli produk tersebut. Harga pun harus bersaing, tetapi jangan sampai merugikan produsen.

 

 

Dalam hal promosi, sebagai anak muda yang gemar menggunakan media sosial, Relbi pun berusaha memaksimalkan potensi tersebut. Dia pun memantapkan diri dengan berjualan secara online melalui e-commerce. Terakhir, untuk menarik para pelaku UMKM yang belum mempunyai tempat, dia menyediakan toko sebagai tempat display produk yang berada di kawasan perbelanjaan Cihampelas, Bandung, Jawa Barat. Untuk sistem kerja sama, dia tidak ingin memberatkan pelaku UMKM, jadi ada yang menggunakan sistem konsinyasi maupun beli putus.

 

Lebih lanjut lagi, untuk produk makanan olahan yang dijual di Rebina Frozen Mart, Relbi kini menargetkan penjualannya ke kafe-kafe di sekitar Bandung yang mulai banyak bertumbuhan pasca-pandemi. Dua produk yang paling laris di antaranya adalah singkong keju yang siap goreng dan rujak cireng. “Setelah berkali-kali mencari dan mencoba, saya akhirnya menemukan rujak cireng khas Jawa Barat. Produk ini diminati banyak pemilik kafe yang mulai menjamur sebagai pilihan makanan ringan dan praktis. Tidak perlu waktu lama untuk membuatnya,” ujar dara yang senang makan ini sembari tersenyum lebar.

 

Dalam proses kurasi, Relbi mengupayakan agar tidak ada produk yang sama dari pelaku UMKM yang bergabung dengan Rebina. Beragam snack siap makan juga dapat ditemui di toko yang mulai beroperasi secara offline sejak tahun lalu ini. Saat ini sekitar 20 UMKM telah bergabung dengan Rebina. Ke depannya dia ingin jumlah tersebut terus bertambah, dan makanan khas Jawa Barat makin dikenal ke mancanegara.

 

Sebagai pencinta kuliner dan untuk menyalurkan produk-produk frozen food Rebina, Relbi mendirikan Armor Genuine bersama kembarannya. Menawarkan konsep kafe untuk segala usia, gerai yang didirikan kini telah mencapai tujuh buah yang tersebar di pelosok kota Bandung.

 

Armor Genuine Urban Forest adalah kafe terbaru dan terbesar yang menawarkan tempat bersantai dinaungi rerimbun pepohonan meskipun berada di tengah kota. Terletak di Jl. Leuwi Panjang No. 86, kafe berkapasitas 300 orang ini menghadirkan live music setiap harinya, selain menyajikan makanan lezat dan kopi yang nikmat.

 

Nur A | Foto: Fikar Azmy/Dok. Pribadi

 

Baca artikel selengkapnya di Women's Obsession Edisi Juli 2023