Banyak orang ingin mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Mereka sadar akan isu-isu seperti perubahan iklim, polusi, dan degradasi lingkungan dan berusaha untuk mengurangi jejak karbon mereka serta mendukung praktik-praktik yang lebih ramah lingkungan.
Bertempat di Astha District 8, outlet pertama re-store resmi dibuka pada Jumat (08-09-2023) lalu. Sejalan dengan hal tersebut, re-store sangat menjunjung tiga prinsipnya, yakni lingkungan, sosial, dan ekonomi. Hadir sebagai platform menuju cara hidup yang lebih conscious dan berkelanjutan, multi-brand store ini menawarkan pilihan barang yang diproduksi secara bertanggung jawab dan disesuaikan dengan kebutuhan pembeli yang conscious saat ini.
BACA JUGA:
Desain Multifungsi Koleksi Little Wander
Kiprah Jenny Yohana Kansil Sebagai Desainer & Pendiri Istituto di Moda Burgo Indonesia
Untuk mendukung konsep conscious living, re-store mengurasi setiap brand yang harus memenuhi setidaknya satu dari pilar fundamental. Dan yang terpenting, hal tersebut harus mencerminkan perjalanan tertentu, yang mendukung transisi menuju gaya hidup yang lebih conscious dan bertanggung jawab.
Konsumen dapat menemukan berbagai brand mulai dari pakaian, kecantikan, dan dekorasi rumah lokal dan internasional. Untuk pakaian ada everyday, Toko Didiyo, dan Kalla Rona. Tas daur ulang yang unik dari Recycling Village pun dapat menyempurnakan penampilan.
Berbagai perabotan yang dibuat hand-made seperti Soeki Living dan bateeq home dapat ditemui di outlet pertama re-store ini. Tersedia pula produk perawatan kulit dari Rei Skin, untuk menjaga kulit dan bumi tetap sehat.
Selain ritel, re-store menyediakan ruang untuk belajar dan berinteraksi, menyebarkan kesadaran tentang isu-isu relevan seperti pelestarian lingkungan dan warisan budaya. Dengan harapan dapat menciptakan komunitas orang-orang yang memiliki kepedulian yang sama terhadap manusia dan planet.
Demi mewujudkan visi dan misinya, re-store pun berkolaborasi dengan Robries, produsen barang daur ulang dari Surabaya yang terkenal dengan pendekatan desain sirkularnya. Sebagian dari interior re-store terbuat dari 100% plastik daur ulang. Robries pernah memiliki proyek sukses bersama ARTJOG dan JOKOPI. Hasilnya, mereka berhasil mendaur ulang 64 ton (64.000 kilogram)–dan terus bertambah–sampah plastik di Indonesia.
Acara ini juga menampilkan kolaborasi khusus dengan penyedia layanan reparasi dan modifikasi pakaian Rethread, menampilkan instalasi interaktif pertama mereka bertajuk ‘Retrace’. Tiga pakaian yang berfungsi seperti kanvas mengajak pengunjung berpartisipasi dengan menjahit dan membuat pola benang mereka sendiri. Pameran unik ini akan menjadi pengingat bahwa segala sesuatu yang kita lakukan, setiap keputusan yang kita ambil dan tindakan yang kita ambil akan meninggalkan jejak.