Jicon Sajikan Tari Dalam Kehidupan Masyarakat Urban

Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta menggelar Jakarta International Contemporary Dance Festival (Jicon) 2023. Festival tari ini menyuarakan ragam eksperimentasi dalam koreografi dengan menghubungkan berbagai bentuk karya artistik dan eksperimental di dalam kehidupan masyarakat urban.

 

Mengusung ‘Tari dan Spiritualisme dalam Konteks Urban’ sebagai tema utama program tahun 2023. Tidak sendiri, pagelaran ini juga mendapat dukungan dari Direktorat Perfilman, Musik dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

 

 

 

Baca Juga:

Kemendikbudristek Rilis Drama Audio ‘Misteri Nusantara’ Sandiwara Sastra Musim Kedua

Kolaborasi Seni Berpadu Fashion MangMoel X RiaMiranda

 

 

 

“JICON tahun ini merupakan cara Komite Tari melebarkan mind-set. Di tahun sebelumnya kita punya program Dance in Space, yang menyajikan pertunjukan spesifik di suatu tempat,” ujar Josh Marcy selaku Ketua Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta.

 

Lebih lanjut dia mengatakan, “Program ini diperluas dengan nama baru, yaitu ‘Meruang’ yang bukan hanya bisa dinikmati sebagai suatu tontonan, tetapi juga ada keterlibatan ruang dan masyarakat sekitar yang mengalami kebersamaan dalam berekspresi.”

 

 

 

 

“Untuk Telisik Tari, sebuah program berbasis riset dan arsip, sudah selayaknya kita baca ulang dengan melihat tubuh sebagai arsip hidup dan tumbuh di daerah lokal,” tambahnya.

 

Selain itu, ada Imajitari, yakni festival film tari internasional berbasis kompetisi. Tahun ini festival film tersebut diikuti oleh 849 karya film dari 94 negara

 

Komite Tari yang menggandeng Rebecca Kezia sebagai Kurator Festival, bersepakat mengangkat ‘Sphere’ sebagai tema festival tahun ketiga ini. Sphere dapat digambarkan seperti ruang lingkup yang besar.

 

Rebecca Kezia sebagai Kurator Festival menjelaskan, “Dalam banyak pandangan kita, menurut saya, saat berkarya, berbicara ataupun menikmati kesenian, terutama tari, seringkali sebuah karya dimaknai sempit, karena itulah JICON tahun ini ingin melihat keluasan praktik-praktik koreografi.”