Seniman Mulyana yang biasa disapa MangMoel, menggelar pameran kolaborasi dengan jenama fashion RiaMiranda. Pameran bertajuk “Seanergy” ini digelar di D Gallerie belum lama silam.
Sang kurator Nala Nandana mengatakan bahwa dalam konteks kolaborasi yang dilakukan oleh RiaMiranda dan Mulyana, gagasan “sinergi” muncul sebagai bentuk dari sebuah proses atau interaksi yang berupaya untuk menghasilkan sebuah harmonisasi. Upaya ini dilakukan sebagai praktik kolaborasi yang pada akhirnya menciptakan hasil akhir yang optimal.
BACA JUGA:
Tombo Ati: Bukti Seni Sebagai Bahasa Universal
Angkat Keberagaman, Madani International Film Festival 2023 Dibuka Film Palestina
Gagasan tentang kehidupan menjadi kerangka utama penciptaan karya fashion yang muncul dari karya-karya RiaMiranda. Bentuk-bentuk cetakan siluet menggunakan warna-warna pastel yang memiliki kecenderungan yang lembut menunjukkan karakter yang sederhana, namun menyatakan kecantikan seorang perempuan.
Selaras dengan ketekunan yang ditunjukan oleh karya RiaMiranda, Mulyana sebagai seorang seniman kontemporer mengaplikasikan gagasan terkait ketekunan dalam praktik berkaryanya. Mulyana dikenal sebagai seniman yang menciptakan karya menggunakan material benang.
Penggunaan material ini tentu saja tidak mudah, apalagi jika kita melihat kecenderungan karya Mulyana yang selalu berdimensi cukup besar.
Menurut Nala, konsep modular pada rancang karya Mulyana, yaitu penerapan dimensi atau ukuran dasar berupa modul dasar yang digunakan sebagai dasar-pada perencanaan. Sehingga dalam perancangannya modul dasar tersebut dapat berkembang menjadi dimensi modular yang merupakan kelipatan dari modul dasar menjadi jalan keluar akan tuntutan bentuk karya yang Mulyana butuhkan.
“Seanergy” merupakan gabungan kata yang berasal dari kedekatan bentuk karya RiaMiranda dan Mulyana. Mulyana yang memang membuat karya dengan bentuk visual biota laut sebagai ekosistem dari Monster Guritanya merespons energi positif yang muncul dari bentuk-bentuk karya RiaMiranda. Seanergy merupakan perumpamaan dari ‘sinergi’ yang dapat juga dapat diartikan sebagai bentuk kolaborasi yang saling memberikan manfaat.
Dalam kolaborasi kali ini, Mulyana mencoba merespon gagasan yang muncul dari karya RiaMiranda. Dua seniman ini tentu saja memiliki karakter yang berbeda, namun perbedaan ini yang menciptakan sinergisitas antara dua jenis bentuk karya yang dimunculkan.
Mulyana tetap memunculkan bentuk-bentuk bawah laut yang merupakan ekosistem dari Mogus. Sementara RiaMiranda juga masih memunculkan karya busana koleksinya yang menunjukan kepribadian wanita yang sederhana dan feminin.
BACA JUGA:
Bertema ‘Buhul’ Madani IFF 2023 Dibuka 7 Oktober Mendatang
Peringati HUT ke-78, TNI AL Persembahkan Pagelaran Seni Jalasena Laksamana Malahayati
Namun saat kedua konsep tersebut digabungkan, pengunjung pameran dapat menyelami dua gagasan besar yang bersinergi satu dengan lainnya. Dalam pameran ini, mulyana menciptakan kembali karya kostum yang merupakan bentuk metamorfosis dari Mogus. Figur besar yang masih menyerupai monster gurita ini sengaja ditampilkan dalam ruang yang sama dengan karya RiaMiranda.
Gagasan ini menunjukan bahwa dua pendekatan yang dilakukan oleh RiaMiranda dan Mulyana memiliki nilai yang sama penting. Dalam konteks ini, pengunjung pameran bisa melihat bentuk kolaborasi yang sama-sama menunjukan peran pentingnya masing-masing.