Dua puluh tahun berkarier di Pertamina, khususnya di bidang perkapalan menjadikan Yoki Firnandi memahami betul seluk beluk marine logistic. Dia adalah karyawan perintis di Pertamina International Shipping yang membuat inovasi dan terobosan sehingga mampu mengubah bisnis perkapalan Pertamina dari cost center menjadi profit center.
“Saya ingat salah satu inovasi dan terobosan yang kami lakukan saat itu adalah untuk pengadaan Floating Storage and Offloading (FSO) Abherka, yang kemudian menjadi FSO pertama milik Pertamina. Peran FSO Abherka ini menjadi storage terapung untuk menampung minyak mentah dari blok yang sangat produktif, yakni ONWJ,” Yoki membuka percakapan. Sampai saat ini, lanjutnya, FSO Abherka masih beroperasi sangat andal, bahkan masa operasionalnya diperpanjang hingga satu dekade ke depan.
Terobosan lainnya yang dilakukan Yoki bersama tim lakukan sebagai pegawai perintis di PIS saat itu adalah pengadaan dan pembangunan VLCC Pertamina Pride dan Pertamina Prime yang menjadi kebanggaan Indonesia saat ini. Dalam perjalanan waktu prestasi Yoki semakin moncer. Pada tahun 2020 dia diberikan amanah untuk menjadi salah satu direksi di Kilang Pertamina Internasional kurang lebih selama dua tahun. Hingga akhirnya pada Oktober 2022, dia kembali ke PIS dan dipercaya untuk menjadi CEO dan membentuk tim yang totalitas memajukan PIS sebagai perusahaan shipping terkemuka di Asia.
BACA JUGA:
Hadi Tjahjanto : Bangun Kepastian Hukum dan Pelayanan Terbaik bagi Masyarakat
Performa kinerja yang tinggi dari Yoki tak lain karena dia memegang prinsip bahwa kunci dalam bekerja adalah semangat untuk terus memberikan yang terbaik, sehingga PIS dikenal sebagai perusahaan yang berkomitmen pada kualitas dan inovasi, khususnya pada transportasi distribusi energi. Dia totalitas mewujudkan visi PIS menjadi ”Asia’s Leading Shipping and Marine Logistics Company”.
“Dengan visi tersebut kami melakukan transformasi dengan dua tema besar, yaitu Strengthen The Core dan Building Enablers. Selain itu kami juga menerapkan standar pelayanan dan kualitas kapal yang baik dari sisi HSSE, Performance Kapal dan performance crew kapal,” sebutnya.
”Hal tak kalah penting yang dilakukannya adalah melakukan efisiensi dan optimalisasi operasional dan melakukan penetrasi market international serta melakukan diversifikasi angkutan cargo untuk mendukung transisi industri seiring peralihan dunia bisnis menuju sustainability serta memperkuat backbone dengan peningkatan kapabilitas di aspek digital dan organisasi,” bebernya.
Ketika digitalisasi menjadi role model bisnis modern, PIS pun tak ketinggalan. Menurutnya, transformasi PIS tahap pertama di tahun 2023 sudah dilakukan dan akan menjadi fondasi bisnis PIS pada tahun selanjutnya. Kemudian pada tahun 2024 PIS siap berlari lebih kencang mengejar target revenue sebesar US$3,4 miliar. Dia mengakui hal ini tidak mudah, namun optimis akan tercapai. ”Market internasional adalah jalan kami untuk bertumbuh. Alhamdulillah, dua kantor kami PIS Asia Pacific (PIS AP) dan PIS Middle East (PIS ME) tahun 2023 sudah menyumbang sekitar US$450-500 juta atau sebesar 22% revenue PIS,” dia membanggakan.
Pada tahun 2023 ini PIS telah meluncurkan Integrated Maritime Information System (IMIS) yang mengintegrasikan seluruh proses bisnis, commercial, operation, finance, dan performance. IMIS menjadi platform untuk melakukan optimalisasi dan efisiensi sekaligus meningkatkan daya saing perusahaan.
Saat ini PIS mengoperasikan sebanyak 329 kapal tanker, dengan 95 di antaranya merupakan kapal milik. Dari jumlah tersebut, sebanyak 59 tanker telah beroperasi di rute internasional yang saat ini telah mencapai 50 negara. Dia membanggakan kapal-kapal PIS telah memenuhi standar-standar pelayaran global, termasuk di antaranya Paris MOU, SIRE, dan lainnya. PIS terus mencatat kinerja positif dengan pertumbuhan laba yang cukup fantastis, terutama dalam kurun dua tahun terakhir.
PIS mencetak kinerja cemerlang dengan laba per Semester I 2023 sebesar US$138,5 juta setara Rp2,1 triliun (asumsi kurs Rp15.242 per US$), pendapatan sebesar US$1,61 miliar setara Rp24,5 triliun, dan pasar non-captive sebesar US$369,9 juta setara Rp5,6 triliun.
BACA JUGA:
Sufmi Dasco Ahmad : Berbuat untuk Rakyat
Pertumbuhan laba ini sangat signifikan, tumbuh 93% secara year on year dibanding periode serupa tahun lalu. Saat ini kontribusi revenue terbesar masih dari captive market atau dari Pertamina Group, tapi perlahan porsi non-captive terus bertumbuh terutama pada tahun 2023 yang sudah bertumbuh sebesar 22%.
Keberhasilan demi keberhasilan PIS dalam kepemimpinan Yoki tak lepas pula dari strategi Strengthen the Core, yakni dengan meningkatkan standar operasional kapal-kapal tanker yang dikelola, aktif melakukan penetrasi ke market international dan diversifikasi angkutan cargo selain Oil & Gas, seperti Petrochemical, LNG, dry bulk, dan lainnya.
”Di satu sisi kami juga melakukan penjajakan merger & acquisition perusahaan dalam dan luar negeri,” tukasnya. Lalu, apa kunci sukses kepemimpinannya? Yoki mengakui hal itu tak lepas dari dukungan karyawan PIS yang sebagian besar dari kalangan milenial dan Gen Z. “Saya berikan mereka kepercayaan, show the goal dan biarkan mereka berkreasi untuk mencapai tujuan tersebut,” akunya.
Dengan posisi seperti itu, Yoki juga mampu membawa PIS mampu memastikan perusahaan tetap tumbuh dan ekspansif dengan mengikuti prinsip tata kelola yang telah ditetapkan oleh Kementerian BUMN dan Pertamina selaku induk Perusahaan. “Tata kelola ini bisa memastikan langkah cepat dan masif kami untuk tetap tumbuh on track untuk mengantisipasi tidak adanya risiko bisnis untuk perusahaan ke depan,” pungkasnya. (Suci Yulianita | Dok. Pribadi)