Kisah sukses pengusaha perempuan berdarah minang Lisa Yulia, pendiri dan CEO Kencana group, ibarat sebuah cerita dalam novel. Terlahir dari keluarga dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah, ayahnya adalah seorang petani dan pengrajin tirai bambu. Perempuan yang akrab dipanggil Icha ini adalah anak kedelapan dari sembilan bersaudara. Lahir di kampung menjadikannya seorang anak yang tidak manja.
“Keluarga kami sangat menghargai kerja keras. Bahkan semenjak kelas 5 SD, selepas sekolah saya harus kerja keras membantu pekerjaan orang tua. Mulai dari menjalin bambu, ke ladang, ke sawah dan berjualan keliling desa. Ayah mengajarkan saya tentang arti kemandirian dan kerja keras. Jika menginginkan sesuatu, kita harus bekerja keras untuk mendapatkannya, begitu didikan ayah saya masih terpatri di hati hingga sekarang. Saya tidak harus jadi anak pertama atau laki laki untuk bisa mengubah nasib keluarga,” tutur perempuan kelahiran 16 Juli 1985 ini.
Keterbatasan ekonomi membuat Icha yang bercita-cita menjadi guru harus membuang impiannya, karena sang ayah tidak mampu membiayai kuliahnya. Dia bahkan sempat diminta menjadi buruh pabrik mengikuti jejak kakaknya yang sudah bekerja di Batam. Dengan kegigihan dan niat ingin mengubah nasib keluarganya, Icha berhasil mendapatkan bantuan pinjaman uang kuliah dari kakak dan pamannya, sehingga bisa melanjutkan ke STBA HAS Bukittinggi.
Baca Juga:
Nicke Widyawati: Kepemimpinan Kuat di Bisnis Energi
Liarny: Mampu Mengantisipasi Perubahan
Seusai lulus, Icha memutuskan untuk merantau ke Batam dan membangun kariernya. Berkat kerja kerasnya, dia kini dikenal sebagai salah satu pengusaha yang sukses membangun karier di perusahaan pelayaran besar. Bermula dari staf penagihan, kariernya terus menanjak sampai dia menjadi CEO muda di umur 29 tahun. Setelah sukses berkarir lisa memutuskan keluar dari zona nyaman dan membangun usaha sendiri.
Kencana Group adalah buah perjuangan panjangnya yang membawahi tiga perusahaan, yaitu PT Pelayaran Kencana Global, PT ProSalvage Kencana Global, dan PT Properti Kencana Gemilang. Usahanya untuk sampai di titik ini sangatlah berbatu. “Sepuluh tahun berkarier di perusahaan itu saya pernah berjanji untuk tidak keluar, kecuali memang tidak dibutuhkan lagi oleh perusahaan. Tetapi saya sadar setinggi apa pun jabatannya, ini tetap bisnis orang lain dan saya masih pekerja . Akhirnya saya memutuskan untuk resign dan membuka usaha sendiri. Meski ditentang oleh owner dan ayah saya sendiri, saya tetap mantap untuk mulai berbisnis dan ingin menjadi pengusaha sukses,” ungkapnya.
Bekerja sama dengan temannya, Icha membuka bisnis pelayaran keagenan kapal pada akhir tahun 2019. Dia mengatakan, “Segera setelah mengurus berbagai perizinan, kami bisa memperoleh klien di Januari 2020. Sayangnya, karena ada perbedaan visi dan prinsip dengan partner bisnis saya tersebut, kami pun bubar dan bisnis pertama yang saya bangun itu pun gagal.”
Ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga, Icha merasa terpuruk. Kegagalan merupakan momok bagi setiap orang. Namun, dia bertahan dengan terus bersikap positif dan menganggap kegagalan sebagai awal dari kesuksesan. “Akhirnya saya pun bangkit, 5 Maret 2020 saya mendirikan perusahaan sendiri, yaitu PT Pelayaran Kencana Global. Berbekal pengalaman selama 10 tahun bekerja saya mantap membangun perusahaan yang sesuai dengan passion dan pengalaman,” ujarnya dengan bersemangat.
Ujian kembali menerpa tidak berapa lama perusahaan didirikan dengan kemunculan pandemi. Namun, bukan Lisa Yulia namanya jika mudah menyerah. Dia berinovasi dan terus beradaptasi dengan kondisi yang terjadi. Meski terjun di bidang yang didominasi kaum Adam, dia tidak ingin berkecil hati. Menurutnya, selama kita percaya diri dan bisa membuktikan kemampuan yang dimiliki, tidak perlu takut.
“Banyak perempuan tangguh di Indonesia yang berperan dalam sektor kemaritiman. Peran wanita di bidang kelautan, kepelabuhan, transportasi, logistik dan industri maritim lain tidak boleh dianggap remeh. Permasalahan itu pasti ada, karena ketidaksetaraan gender itu pasti masih terlihat, tapi tidak terlalu seperti dulu. Menurut pendapat saya, tergantung bagaimana kita bisa sama-sama menjalani ini semuanya. Sejauh kita bisa beradaptasi, karena yang paling penting itu adalah ketika kita bisa berkomunikasi, beradaptasi, dan berkolaborasi. Jadi, kita harus berkolaborasi sendiri dengan kaum laki-laki,” tegasnya.
Baca Juga:
Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE: Belajar Sepanjang Hayat
Elizabeth Ariestia Melawaty Setiaatmadja: Kolaborasi Bukan Bersaing
Setelah sukses mendirikan perusahaan pertama, setahun kemudian lahirlah PT Pro-Salvage Kencana Global yang berfokus pada pekerjaan bawah air yang berhubungan dengan instalasi, konstruksi, atau pekerjaan di bawah air yang bersifat khusus seperti perbaikan kapal bawah air maupun penggunaan peralatan bawah air yang dioperasikan dari permukaan air.
Dengan visi menjadi perusahaan keagenan kapal terbesar dan tepercaya kami selalu memberikan pelayanan yang fokus pada orentasi pelanggan, bekerja dengan tulus, jujur, peduli kepada kebutuhan pelanggan dan menyediakan solusi untuk setiap masalah yang dihadapi. Dia dan timnya selalu berupaya melakukan yang terbaik untuk klien-kliennya. Tidak heran, jika berbagai proyek dipercayakan pada perusahaannya.
Setelah berhasil menguasai dunia kemaritiman, Icha melebarkan sayap bisnis ke sektor properti dengan mendirikan PT Properti Kencana Gemilang pada tahun 2023. Perusahaan ini didirikan didorong jiwa sosialnya yang tinggi, agar masyarakat kelas menengah ke bawah bisa mendapat rumah subsidi dengan kualitas komersial. Merambah ke sektor baru ini telah mendorong kinerja perusahaan makin mengalami pertumbuhan.
“Menurut saya bisnis properti adalah suatu investasi yang menghindarkan kita dari kerugian, karena kepastian kenaikan nilai properti seiring berjalannya waktu. Saya memiliki mimpi untuk membangun sebuah superblok, cluster, real estate ataupun mall nantinya dengan segala fasilitasnya yang lengkap,” ujarnya menguntai harapan.
Ketika ditanya tentang target bisnis, jawabannya sungguh menyentuh. Dia ingin melebarkan sayapnya ke wilayah lain dengan membuka cabang-cabang perusahaan. Hal ini dilakukan tidak lain, karena Icha ingin membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya untuk masyarakat Indonesia.
Dia menuturkan, “Saya ingin bisa menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak lagi untuk masyarakat di Indonesia. Target saya bisa membuka perusahaan baru sesuai dengan yang dibutuhkan untuk menghadapi Indonesia Emas 2045 dan memiliki minimal 10 cabang baru pada tahun 2024.”