Menjadi salah satu bidang yang cukup terdampak akibat pandemi Covid-19, bisnis properti kini mulai berangsur membaik kembali. Kesibukan Maria Goretti Van Enst sebagai direktur PT Panen Properti Indonesia pun kian bertambah. Dengan gesit, Maria memanfaatkan digitalisasi untuk meningkatkan omset perusahaan.
“Properti di saat pandemi ini menurut kacamata awam memang berdampak. Tetapi dengan menggunakan digitalisasi, justru meningkatkan penjualan kami dari sisi agen-agen properti. Banyak orang-orang yang memiliki dana, namun tidak tahu ke mana harus menginvestasikannya. Di sinilah peran penting digitalisasi untuk menjangkau mereka, karena properti masih jadi investasi yang layak dipertimbangkan daripada hanya menyimpan dana di bank atau deposito,” ujar Maria.
Membawahi sekitar 70 karyawan, Maria tidak memungkiri adanya tantangan yang dihadapi sebagai pucuk pimpinan tertinggi di perusahaan. Juggling antara pekerjaan dan keluarga kerap menjadi kendala. Dia menyampaikan, “Misalnya, saat ada meeting penting yang benar-benar memerlukan pendapat saya, tetapi di satu sisi di rumah anak sedang sakit. Prioritas saya adalah keluarga, baru pekerjaan. Namun, dengan kemajuan teknologi sekarang, kita bisa bekerja dari mana pun, terutama sejak pandemi.”
BACA JUGA:
Kartini Inspiratif 2024 | Hera Handayani: Big Dream, Big Impact
Kartini Inspiratif 2024 | Viviani Suhar: Tangguh & Tegar Buktikan Diri
Setiap harinya, kesibukan Maria biasanya dimulai dari mempersiapkan kebutuhan di rumah, baru kemudian berangkat ke kantor. Sebisa mungkin setelah tiba di rumah kembali, dia akan meninggalkan pekerjaannya dan fokus pada keluarga, seperti menemani buah hatinya mengerjakan tugas sekolah.
“Buat saya waktu untuk anak itu sangat penting, karena saat mereka membutuhkan kita sebagai orang tua tidak lama. Mereka akan segera beranjak dewasa dan memiliki keluarganya masing-masing. Jadi, sebisa mungkin saya menyeimbangkan waktu antara pekerjaan dan keluarga,” tutur ibu dua anak ini dengan nada serius.
Terpaut sekitar 15 tahun antara anak pertama dan kedua tidak membuat Maria canggung mendidik mereka. Meskipun, dia mengakui ada perbedaan kondisi dengan beberapa tahun lalu. Sopan santun menjadi salah satu nilai yang ditekankan Maria, sesederhana mengucapkan kata tolong, terima kasih, dan maaf.
“Biar bagaimanapun, kita membutuhkan pertolongan orang lain. Jadi, jangan menganggap orang kecil itu bukan apa-apa. Karena saya diajarkan juga seperti itu,” ujar Maria tentang caranya mendidik anak-anaknya.
Dengan cepatnya tersebarnya informasi saat ini, dia berusaha untuk mengikuti perkembangan zaman. Mencari tahu apa yang membuat anak tertarik atau sekadar mencari tahu apa yang sedang happening. “Update pengetahuan bukan hanya untuk pekerjaan, tetapi juga untuk anak-anak. Bagaimana pergaulannya saat ini. Tujuannya bukan untuk mengekang, tetapi agar bisa memberikan pemahaman konsekuensi tentang pilihan yang mereka ambil,” ucapnya.
Dibesarkan bersama tujuh orang saudara, Maria menyaksikan sendiri bagaimana perjuangan sang ibu membesarkan anak-anaknya. Sama seperti perjuangan Kartini yang tidak hanya mendorong perempuan untuk mengejar impian dengan berkarier, tetapi juga dalam berumah tangga.