Franchise & License Expo Indonesia (FLEI) 2024 digelar di Jakarta Convention Center, 25/10/2024), mempertemukan pelaku bisnis waralaba dengan investor dari berbagai negara. Acara edisi ke-23 ini mengangkat bisnis waralaba Indonesia menunjukkan ketahanan luar biasa meski menghadapi tantangan ekonomi global.
Menurut Royanto Handaya, Presiden Director Panorama Media, sektor waralaba mampu bertahan menghadapi krisis global, salah satunya melalui ketertarikan investor pada industri makanan dan minuman (F&B) yang didominasi oleh kopi. “Bisnis yang langsung berjalan dan mampu bertahan dalam krisis adalah bisnis waralaba,” ujar Royanto pada pembukaan acara Franchise & License Expo Indonesia (FLEI) 2024 di Jakarta Convention Center.
Pemerintah mendukung pertumbuhan sektor ini dengan kebijakan baru PP No. 35 Tahun 2024, yang mendorong pengembangan bisnis secara agresif sekaligus menjaga keseimbangan kemitraan. “Aturan ini memberikan kesempatan franchisor untuk lebih berkembang,” tambah Royanto. FLEI 2024 juga menarik lebih dari 20 pembeli internasional yang melihat potensi besar Indonesia sebagai pusat bisnis ASEAN. "Investor asing melihat Indonesia sebagai pasar waralaba berkualitas,” jelasnya.
Selain itu, Ketua Umum Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), Levita G. Supit, menyampaikan bahwa waralaba kini menjadi kontributor besar dalam ekonomi nasional dengan nilai mencapai 200 triliun rupiah serta menyerap jutaan tenaga kerja.
“Saat ini, bisnis waralaba di Indonesia mencakup ribuan brand dengan lebih dari 60 ribu gerai,” kata Levita. Dia juga menambahkan bahwa beberapa bisnis waralaba lokal telah berhasil menembus pasar internasional di Timur Tengah dan Amerika Serikat, membuktikan daya saing bisnis Indonesia. “Bisnis kita tidak hanya berjaya di dalam negeri, tetapi juga diapresiasi secara global,” tegas Levita.
Levita menjelaskan, meskipun waralaba internasional terus masuk ke Indonesia, namun tetap dikelola oleh anak bangsa, sehingga memberi kontribusi ekonomi dan lapangan kerja. "Kehadiran waralaba internasional jangan dikhawatirkan, banyak yang dikelola anak bangsa dan menyerap tenaga kerja lokal," jelasnya. Menurut Levita, sektor F&B adalah yang paling populer di kalangan konsumen, diikuti oleh sektor jasa dan ritel.
Sementara itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Moga Simatupang, turut mengapresiasi WALI atas peran aktifnya dalam mendukung perkembangan ekonomi melalui waralaba. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,05 persen per Februari 2024, dengan surplus perdagangan mencapai 21,98 miliar dolar AS selama Januari-September 2024. “Surplus ini bukti daya tahan ekonomi Indonesia di tengah stagnasi global,” ujar Moga.
Data dari Kementerian Perdagangan mencatat bahwa hingga Oktober 2024, terdapat 154 pemberi waralaba domestik dan 146 asing yang terdaftar. Sektor terbesar adalah F&B dengan kontribusi 48,05 persen, disusul jasa kecantikan, kesehatan, dan pendidikan. Kementerian Perdagangan juga meluncurkan program pendampingan serta memfasilitasi pameran untuk memperluas jangkauan pasar waralaba.
Melalui acara FLEI 2024, para pemangku kepentingan berharap sektor waralaba dapat terus memberi dampak positif bagi ekonomi nasional dengan menciptakan lapangan kerja baru dan memberdayakan UMKM untuk bersaing di pasar global.