“Saya benar-benar menikmati aktivitas melukis, karena ini menjadi perjalanan spiritual terdalam jiwa saya untuk keluar dari batasan-batasan cara berpikir yang menghambat proses menjadi diri saya yang sejati.”
Dunia seni lukis untuk seorang Sherry Winata merupakan alat tanpa batas, merupakan ungkapan jiwa manusia akan nilai, pesan, rahasia, maupun moral kemanusiaan yang menjadi titik temu dan dipersembahkan untuk masyarakat. Setiap lukisan menyimpan keindahan maupun intelegensi tertinggi lewat warna, tekstur, bentuk, dan frekuensi, sarat dengan pesanpesan moral tertentu yang menyentuh hati kolektor maupun penikmatnya.
Karya seni menampilkan ungkapan ‘bahasa’ terdalam dari jiwa manusia secara individu, keluarga, kota, ataupun bangsa. Seni adalah bahasa tersembunyi untuk ekspresi jiwa dan ungkapan terdalam sang kreator yang menjadi legacy untuk generasi selanjutnya.
“Saya benar-benar menikmati aktivitas melukis, karena ini menjadi perjalanan spiritual terdalam jiwa saya untuk keluar dari batasan-batasan pemikiran yang menghambat proses menjadi diri saya yang sesungguhnya. Menyimbolkan transformasi jiwa saya seutuhnya untuk memberanikan diri berekspresi, mengeluarkan apa yang terkubur dalam alam bawah sadar menjadi ungkapan jiwa, tanpa batas, dan tanpa merasa takut atau ragu-ragu. Semuanya dituangkan dalam berbagai keindahan pesan dalam lukisan saya,” ungkap Ibu dari tiga orang anak ini dengan nada bersemangat.
Dengan format karya yang cukup besar-besar, Sherry pun merasa tertantang lebih bebas untuk mengeluarkan diri dari keterbatasan pola berpikir yang menghalanginya untuk mencapai potensi tertinggi dari dalam jiwa.
LUKISAN KEHIDUPAN MANUSIA
Di galerinya di Bandung, Sherry tengah mempersiapkan lukisan-lukisan untuk pameran tunggalnya bersama G3N PROJECT di museum Puri Lukisan, Ubud. Ia menjelaskan bahwa karya-karyanya menggambarkan perjalanan manusia menuju cinta tanpa syarat dan kekuatan diri. Warna iridescent dalam lukisannya melambangkan kelembutan jiwa serta potensi yang tersembunyi. Menurutnya, proses ini adalah penyembuhan dari luka bawah sadar menuju transformasi diri yang sejati.
Sherry juga menuturkan bahwa perjalanannya menggambarkan keberanian dalam menghadapi luka batin dan menemukan jati diri yang sesungguhnya. Selain dalam lukisan, gagasan ini dituangkan dalam buku mengenai penyembuhan emosi dan kebangkitan jiwa. Melalui karyanya, ia berharap dapat menginspirasi perempuan untuk mengatasi batasan, meraih impian, dan menemukan kebenaran diri. “Kita harus mendengarkan suara hati, memahami, memaafkan, dan mencintai diri kita apa adanya,” ungkap Sherry.
KEGIATAN MEDITASI MENGUBAH KEHIDUPAN
Selain sebagai pelukis, perempuan yang tak pernah lelah untuk terus belajar hingga di usia yang sekarang ini juga adalah seorang sound healing dan guru meditasi.
“Kegiatan meditasi benar-benar mengubah hidup saya, termasuk karakter yang tadinya saya suka memendam perasaan, jadi tidak lagi seperti itu. Saya pun tak berharap lagi seseorang harus bersikap seperti yang saya inginkan, tidak melakukan ini dan itu, tapi syukurlah saya sudah lebih mengetahui apa yang sesungguhnya saya perlukan dalam hidup ini. Selain itu, saya juga sudah bisa mengampuni diri saya sendiri, masa lalu, dan orang lain saat berbuat kesalahan, demi kebebasan diri saya sebagai pencipta masa depan saya yang baru,” ujarnya. [Naskah: Elly Simanjuntak Foto: Fikar Azmy]
Selengkapnya dapat dibaca di e-magazine Women’s Obsession 119