Strategi Bank Permata Berhasil Torehkan Pertumbuhan Solid Sepanjang Tahun 2024

 

PT Bank Permata Tbk atau Permata Bank (BNLI) menorehkan pertumbuhan solid sepanjang tahun 2024 dengan perolehan laba bersih sebesar Rp 3,6 triliun. Pencapaian ini meningkat 38% secara tahunan atauyear on year (yoy) jika dibandingkan dengan perolehan di 2023 sebesar Rp 2,6 triliun. Hasil kinerja keuangan dan bisnis sepanjang tahun 2024 ini disampaikan oleh Meliza M. Rusli, Direktur Utama Permata Bank dan Rudy Basyir Ahmad, Direktur Keuangan dan Unit Usaha Syariah Permata Bank dalam public expose pada 7 Maret 2025 di Jakarta.

 

“Pencapaian positif ini tidak lepas dari strategi kami dalam penguatan fundamental bisnis, inovasi digital, serta peningkatan efisiensi operasional. Sebagai bank lokal dengan visi regional dan jaringan global, kami ingin terus memperkuat peran bank dalam mendukung pertumbuhan ekonomi serta nilai tambah bagi nasabah dan pemangku kepentingan. Melalui semangat "Growing Together", Permata Bank dengan sinergi yang kuat bersama Bangkok Bank berkomitmen untuk memberdayakan nasabah, memperkuat kemitraan, dan menciptakan dampak positif di pasar domestik maupun internasional,” ujar Meliza.

 

Permata Bank membukukan Pendapatan Operasional sebelum Provisi (PPOP) yang tumbuh sebesar 4% dengan kualitas kredit yang semakin membaik. Bank secara fokus terus mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengelola risiko kredit yang terefleksi dengan kualitas kredit yang tumbuh semakin baik. Pencapaian ini juga ditopang oleh pengelolaan strategi bisnis yang berkelanjutan dan ditunjang dengan penerapan digitalisasi di operasional bank, sehingga bank dapat memberikan layanan terdepan bagi nasabah.  

 

 

Optimalisasi neraca dan efisiensi bisnis tercermin dari Rasio Loan to Deposit (LDR) yang meningkat ke 83% dibandingkan tahun 2023 sebesar 75%. Total aset tumbuh 0,6% menjadi Rp259 triliun, dengan total simpanan nasabah mencapai Rp185 triliun dan rasio CASA di 55%.Efisiensi operasional terus ditingkatkan, dengan Rasio Cost to Income (CIR) turun menjadi 50% dari 52% pada tahun 2023, didorong oleh pengelolaan biaya yang disiplin serta adopsi digitalisasi yang lebih agile.

 

Permata Bank menerapkan prinsip perbankan prudent, dengan penyaluran kredit tumbuh 9% YoY menjadi Rp155 triliun. Segmen korporasi tumbuh naik 12% YoY menjadi Rp89 triliun, sementara segmen komersial dan konsumer masing-masing tumbuh sebesar 6% dan 4% YoY. Kualitas aset tercatat semakin baik, tercermin pada rasio Gross NPL dan Loan at Risk (LAR), yang turun pada level 2,1% dan 7,9%, dibandingkan 2,9% dan 8,7% pada periode sebelumnya. Lebih lanjut, Permata Bank terus menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, tercermin dari rasio NPL coverage di 375% dan LAR coverage di 97%.

 

Bank ini memiliki salah satu rasio permodalan terkuat di antara bank komersial terbesar di Indonesia, dengan CAR 35% dan CET-1 26% pada akhir 2024, memberikan fondasi kokoh untuk strategi prioritas Bank ke depan. (Elly | Foto: Dok. Bank Permata)