Visi besar Indonesia Emas 2045 tidak hanya dicapai dari sisi ekonomi atau kemajuan teknologi semata. Sebaliknya, fondasi utamanya secara perlahan dibangun dari ruang kelas, dari kebiasaan hidup sehat yang diajarkan guru, dari anak-anak yang belajar saling peduli, dan dari lingkungan sekolah yang memberi rasa aman untuk tumbuh. Generasi yang diasah dengan karakter tangguh, integritas, dan empati ini akan menjadi pilar utama yang mewujudkan cita-cita bangsa.
Komitmen ini selaras dengan inisiatif global seperti AIA Healthiest Schools 2025, sebuah program yang diinisiasi oleh AIA Group dan dijalankan di Indonesia oleh PT AIA Financial. Kompetisi ini mendorong gaya hidup sehat di kalangan anak sekolah, mulai dari pendidikan dasar hingga menengah, dengan fokus yang jauh melampaui sekadar makan sehat atau olahraga rutin.
Program ini mencakup empat pilar utama, kesehatan fisik, kesehatan mental, gizi seimbang, dan lingkungan yang sehat serta berkelanjutan. Anak-anak dan guru didorong untuk merancang proyek inovatif yang relevan dengan kebutuhan dan tantangan di lingkungan mereka masing-masing, memastikan solusi yang aplikatif dan berkelanjutan.
Kompetisi yang dimulai sejak Desember 2024 ini telah mengumumkan pemenangnya pada 30 Mei lalu. Indonesia akan mengirim dua sekolah terbaik ke babak final tingkat Asia Pasifik di Da Nang, Vietnam. UPTD SDN Papela dari Rote Ndao dan SMP Negeri 43 Bandung terpilih sebagai pemenang nasional, menyisihkan ribuan peserta lain dari seluruh Indonesia. Dari lebih dari 3.000 sekolah dan 408 proyek yang masuk, keduanya dinilai unggul dalam dampak nyata dan keberlanjutan inisiatif yang dijalankan.
Di Rote Ndao, UPTD SDN Papela mengembangkan proyek “Ecolitera”, sebuah perpaduan antara literasi dan daur ulang sampah. Buku-buku dibuat dari bahan bekas yang diolah sendiri oleh siswa dan guru. Mereka tak hanya belajar membaca dan meningkatkan kemampuan literasi siswa hingga 70%, tapi juga mengenal nilai keberlanjutan melalui integrasi pengelolaan sampah.
Sementara di Bandung, SMPN 43 menciptakan aplikasi internal bernama “Bejakeun,” yang menjadi kanal pelaporan kasus perundungan. Aplikasi ini dikembangkan bersama guru, siswa, dan orang tua. Program ini juga diperkuat dengan pelatihan dan sistem pendampingan melibatkan seluruh ekosistem sekolah dalam menciptakan ruang belajar yang aman dan inklusif, membuat siswa merasa lebih didengar.
Dukungan datang dari Kementerian Pendidikan. Direktur SMP, Maulani Mega Hapsari, menyebut bahwa gerakan seperti ini sejalan dengan nilai-nilai “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” yang saat ini terus dikembangkan. Ia juga menekankan pentingnya memberikan ruang bagi sekolah-sekolah dari daerah seperti Rote dan Belu untuk tampil dan berbagi inovasi. “Tentunya ini menunjukkan komitmen nyata terhadap pemerataan akses pendidikan yang sehat juga inklusif. Semoga inisiatif ini bisa menjadi upaya bersama dalam mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua dalam rangka mencapai Generasi Emas Indonesia tahun 2045,” jelasnya.
Dr. Nia Nurhasanah, Penanggung Jawab Gerakan Sekolah Sehat, Kemendikdasmen, dalam acara peluncuran beberapa bulan lalu mengatakan, “Lingkungan sekolah yang sehat adalah fondasi utama dalam membentuk generasi yang sehat, kuat, cerdas dan berkarakter. Program AIA Healthiest School sejalan dengan visi Indonesia untuk membangun generasi penerus bangsa yang memiliki kualitas hidup sehat yang baik dan siap menghadapi tantangan di masa depan.”
Presiden Direktur AIA, Harsya Prasetyo, dalam acara awarding menambahkan bahwa sekolah sehat adalah investasi jangka panjang bagi masa depan Indonesia. “Melalui langkah-langkah kecil yang penuh makna, kami melihat bahwa semua peserta adalah pemenang. Mereka telah memilih untuk peduli, bergerak, dan membawa perubahan. Setiap upaya, sekecil apa pun, telah menciptakan lingkaran kebaikan yang akan terus meluas. Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh guru, siswa, sekolah, dan mitra kolaborator yang telah bergabung. Langkah kecil yang Anda ambil hari ini adalah awal dari lompatan besar untuk masa depan Indonesia, mewujudkan Indonesia yang lebih kuat lagi di Indonesia Emas 2045. Harapan kami, kita bisa terus membangun sekolah, anak-anak, dan generasi penerus bangsa yang lebih sehat dan berdaya berkelanjutan,” ujarnya.
Dr. Nia Nurhasanah, Penanggung Jawab Gerakan Sekolah Sehat, Kemendikdasmen, dalam acara peluncuran beberapa bulan lalu mengatakan, “Lingkungan sekolah yang sehat adalah fondasi utama dalam membentuk generasi yang sehat, kuat, cerdas dan berkarakter. Program AIA Healthiest School sejalan dengan visi Indonesia untuk membangun generasi penerus bangsa yang memiliki kualitas hidup sehat yang baik dan siap menghadapi tantangan di masa depan.”
Secara keseluruhan, program AIA Healthiest Schools 2025 merupakan investasi strategis yang cerdas karena fokus pada pembentukan karakter, inovasi lokal, partisipasi aktif, dan keberlanjutan di tingkat dasar. Ini adalah cara yang efektif untuk membangun fondasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang kuat, sehat, cerdas, dan berkarakter, yang merupakan prasyarat utama untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Mewujudkan Indonesia Emas pada dasarnya tidak hanya bergantung pada proyek-proyek infrastruktur besar atau sektor industri berteknologi tinggi. Justru, fondasi visi ini dibangun dari langkah-langkah konkret di tingkat dasar. Inisiatif ini dimulai dari kualitas pendidikan di ruang kelas, pengembangan kebiasaan hidup sehat sejak dini, serta penanaman nilai-nilai kepedulian sosial di kalangan siswa. Selain itu, pentingnya lingkungan sekolah yang aman juga menjadi faktor krusial. Indonesia Emas akan terealisasi melalui akumulasi inovasi, kontribusi, dan semangat yang muncul dari setiap lapisan masyarakat. [AD | Foto: Dok. AIA]