Berada di industri jasa keuangan yang highly regulated, dia menyadari bahwa perubahan regulasi tidak bisa dihindari. Namun, dia melihat hal tersebut sebagai sebuah tantangan sekaligus peluang untuk terus tumbuh dan memperkuat posisi perusahaan.
Meyli Rita Rahmayanti Siburian mengawali karier profesionalnya pada tahun 2000 di PTU Finance Indonesia, anak perusahaan dari Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG). Menekuni bidang kepatuhan (compliance) di berbagai perusahaan industri jasa keuangan, perempuan asal Medan itu mengaku, bahwa ketertarikan terhadap bidang compliance, salah satunya didorong prinsip hidupnya yang kuat dalam menjunjung tinggi integritas.
“Saya mempunyai prinsip memegang teguh integritas dan saya senang dengan industri ini. Saya merasa nyaman, karena bisa menjalin komunikasi yang baik dengan regulator,” ungkap Meyli saat ditemui tim Women’s Obsession di kantornya. Seiring berkembangnya industri start-up di Tanah Air, tepatnya pada awal tahun 2020-an, dia pun tertantang untuk keluar dari zona nyaman perusahaan yang sudah mapan dengan bergabung bersama perusahaan rintisan. Keputusan Meyli akhirnya membuahkan hasil luar biasa, berkat kegigihan dan semangat yang kuat, dirinya berhasil mengawal proses perizinan dua perusahaan rintisan hingga memperoleh izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kini, sebagai Direktur Kepatuhan di PT Akulaku Finance Indonesia, Meyli memegang tanggung jawab besar untuk memastikan tata kelola perusahaan berjalan seiring dengan prinsip good corporate governance (GCG). Dia percaya bahwa keberhasilan tata kelola perusahaan tidak hanya ditentukan regulasi semata, tetapi budaya kepatuhan yang tertanam kuat di seluruh lini organisasi. Oleh karena itu, pihaknya secara aktif mendorong pembentukan budaya tersebut melalui edukasi, sosialisasi, dan pelatihan baik secara daring maupun langsung. “Fungsi compliance tidak hanya menjadi tanggung jawab satu divisi. Setiap fungsi dalam perusahaan harus memiliki kesadaran kepatuhan (compliance awareness). Kami membuat budaya kepatuhan. agar bagaimana budaya itu harus ditegakkan supaya perusahaan tidak terkena sanksi dari regulator,” tegasnya.
Berada di industri jasa keuangan yang highly regulated, dia menyadari bahwa perubahan regulasi tidak bisa dihindari. Namun, dia melihat hal tersebut sebagai sebuah tantangan, sekaligus peluang untuk terus tumbuh dan memperkuat posisi perusahaan. Menurutnya, fungsi second line of defense, pada compliance adalah rem dalam sistem bisnis yang terus melaju. Seperti, analogi antara gas dan rem, keduanya harus berjalan seimbang, agar tidak terjadi “tabrakan” dalam proses bisnis. “Kami berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan bisnis, tetapi tetap prudent, supaya perusahaan tetap sehat dan sustain. Ibarat mobil digas terus tanpa rem, pasti akan tertabrak. Fungsi kami adalah menyelaraskan antara gas dan rem,” jelas Meyli.
Memimpin fungsi strategis di perusahaan, dirinya selalu berkeinginan untuk mendukung bisnis dalam mencapai targetnya secara aman dan sesuai aturan. Hal itu dibuktikan lewat peran aktifnya dalam mendukung inisiatif pemerintah, termasuk mendistribusikan pembiayaan ke sektor produktif, khususnya UMKM untuk meningkatkan perputaran ekonomi nasional. Sebagai smart partner, fungsi compliance mendukung tim bisnis dalam mencapai
targetnya. Dia selalu terbuka untuk memberi arahan saat tim ingin mengembangkan produk baru ataupun melakukan ekspansi. “Kami tidak menghambat pertumbuhan bisnis. Justru kami mendukung 100%, asal dijalankan dengan prinsip kehati-hatian,” tegasnya.
Saat ini, Meyli diberi amanah untuk memimpin tim besar yang terdiri dari hampir 50 orang, membawahi fungsi compliance, legal, litigasi, anti-fraud, anti-pencucian uang, hingga SOP dan prosedur. Dalam memimpin, dirinya senantiasa menjadi role model dan menunjukkan secara langsung bagaimana disiplin dan integritas dijalankan.
Selain itu, dia pun memberlakukan sistem reward and punishment, untuk memastikan setiap anggota tim berkembang dengan dukungan dan arahan yang tepat. “Kalau saya orangnya disiplin, saya harus tunjukkan saya disiplin. Kalau saya memiliki integritas mesti dipraktekkan. Seorang pemimpin itu harus menjadi contoh nyata, bukan hanya lewat kata-kata,” ucapnya.
Sebagai profesional, sekaligus istri dan seorang ibu, Meyli tetap menyadari pentingnya membagi waktu antara karier dan keluarga, salah satunya dengan mengutamakan komunikasi dengan anak-anaknya di malam hari dan memanfaatkan akhir pekan untuk kebersamaan keluarga. Peranannya menjadi contoh nyata perempuan yang tidak hanya sukses dalam karier, tetapi juga tetap memegang teguh nilai-nilai kehidupan yang seimbang. “Tidak ada proses yang instan. Semuanya tahap demi tahap, dan memegang teguh prinsip integritas,” tambahnya menutup pembicaraan dengan Women’s Obsession.
[Naskah: Elly Simanjuntak/Arfiah Ramadhanti | Foto: Abdul Razzak Jauhar / OMG]