Sorotan lampu panggung, lantunan musik lembut, dan derap langkah para model membuka helatan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026 yang berlangsung megah di Kartika Expo Center, Balai Kartini, Jakarta pada Kamis (6/11/2025). Menteri Perdagangan Budi Santoso tampil memukau mengenakan rompi hitam putih rancangan desainer lokal Brilianto, menandai dibukanya secara resmi ajang mode muslim terbesar di Indonesia ini.
Dengan tema besar “Empowering Global Modest Fashion”, JMFW 2026 menjadi bukti nyata bahwa Indonesia bukan sekadar pasar, tetapi pusat inspirasi dan tren bagi fesyen muslim dunia. Dalam sambutannya, Mendag menegaskan bahwa Kementerian Perdagangan berkomitmen memperkuat posisi Indonesia sebagai kiblat modest fashion global melalui kolaborasi antara pemerintah, desainer, pelaku UMKM, dan industri tekstil nasional.
.jpeg)
“Produk fesyen kita bagus, keren, dan punya karakter kuat. Lewat JMFW kita ingin menunjukkan bahwa modest fashion Indonesia berdaya saing global,” ujar Mendag dengan nada penuh optimisme.
Usai membuka acara, Mendag dan Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti berkeliling ke area trade exhibition yang menampilkan ratusan jenama lokal — dari Wardah, Bank Syariah Indonesia (BSI), hingga Sarinah dan Asia Pacific Rayon (APR). Di setiap stan, tampak geliat kreativitas dan semangat pelaku usaha yang ingin membawa busana muslim Indonesia ke pasar internasional.
Menariknya, Mendag dan Wamendag juga sempat tampil sebagai bintang tamu dalam sesi live shopping bersama sejumlah jenama lokal seperti BWBYAZ, ZM by Zaskia Mecca, dan Heaven Lights, menandakan sinergi antara dunia mode dan platform digital semakin kuat. Kehadiran mereka menjadi simbol dukungan nyata pemerintah terhadap pelaku industri kreatif tanah air.
.jpeg)
Salah satu sorotan pameran datang dari jenama Yusuf.Ind, binaan Direktorat Pemasaran Produk Dalam Negeri (P2DN) Kemendag. Produk handmade seperti kemeja dan baju koko yang menggunakan tenun Baduy menunjukkan keindahan dan keanggunan kain tradisional yang diolah secara modern. Sementara dari Direktorat Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur (PEPM), jenama Althafunissa asal Bogor memamerkan koleksi busana muslim yang seluruh proses produksinya dilakukan di Indonesia — dari bahan hingga hasil akhir.
“Produk kami sudah tersebar dari Aceh sampai Papua, dan telah menembus pasar Singapura, Qatar, serta Turki. JMFW menjadi momentum bagi kami untuk memperluas pasar sekaligus memperkuat kebanggaan terhadap produk lokal,” ungkap Zahra, Marketing Communication Althafunissa.

JMFW 2026 juga menghadirkan kolaborasi besar antara Asia Pacific Rayon (APR) dan PT Duniatex, yang menandatangani nota kesepahaman (MoU) dalam pengembangan bahan baku ramah lingkungan untuk industri tekstil nasional. Langkah ini memperkuat arah industri fesyen muslim Indonesia menuju keberlanjutan (sustainability fashion).
Selama empat hari penyelenggaraan, JMFW 2026 menghadirkan lebih dari 100 peragaan busana, ratusan jenama lokal, serta berbagai forum bisnis yang mempertemukan desainer, investor, dan buyer dari dalam maupun luar negeri. Dari panggung yang gemerlap hingga ruang pameran yang ramai, satu pesan besar mengemuka: modest fashion Indonesia telah siap menjadi kekuatan global.
“JMFW bukan sekadar ajang pameran, tapi gerakan untuk menggerakkan industri fesyen kita. Dari tangan kreatif desainer lokal, lahir karya yang mengangkat budaya, spiritualitas, dan modernitas Indonesia ke mata dunia,” pungkas Mendag. (Ali | Foto Dok. Humas Kemendag RI)




