Keindahan Sarang Laba-laba Raksasa Lingko

Flores tidak hanya dikenal dengan Pulau Komodo saja. Ada beberapa tempat  menawan yang wajib di kunjungi di sana, di antaranya adalah Sawah Lingko atau yang lebih dikenal sebagai spiderweb rice fields. Lingko merupakan sistem persawahan komunal berbentuk menyerupai jaring laba-laba. Bentuknya yang tidak biasa membuat siapa pun akan terpesona.

Sawah dibagi dengan menentukan titik pusat hamparan tanah ulayat terlebih dulu. Titik itu disebut lodok oleh masyarakat setempat dan ditanami pohon Teno. Hal ini dilakukan sebagai simbol pengesahan secara adat. Bagian terbesar biasanya diberikan kepada Tu’a Teno (ketua adat) dan Tu’a Golo (ketua kampung).

Sawah Lingko terletak di Desa Cancar, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), sekitar 15 kilometer dari Ruteng, Manggarai. Wisatawan dapat menggunakan angkutan kota dari Ruteng, kemudian turun di Pasar Cancar. Dari Pasar Cancar pengunjung berjalan kaki sekitar 2,5 kilometer.

Tidak hanya satu, di Ruteng kita dapat menemui ada sekitar sebelas hamparan sawah Lodok. Di antaranya adalah Lingko Molo, Lingko Lindang, Lingko Pong Ndung, Lingko Temek, Lingko Jenggok, Lingko Lumpung, Lingko Purang Pane, Lingko Sepe, Lingko Wae Toso, Lingko Ngaung Meler, dan Lingko Lumpung II. Sawah tertua dikatakan berada di Lingko Loro dekat Rentung dan Nugi dekat Cancar yang sejak awal pembagiannya pun tetap mengikuti pola lodok.

Memasuki destinasi wisata tersebut, masyarakat setempat menerapkan sistem registrasi dengan mengisi buku tamu di sebuah rumah. Pengunjung harus melakukan pendakian sekitar 10 menit ke atas Bukit Weol untuk melihat panorama terbaik sawah Lingko. Penduduk setempat akan senang hati mengantarkan para tamu yang mau menikmati tradisi turun-temurun kebanggaan penduduk Manggarai ini.

Untuk mencapai puncak bukit, kita akan diajak menapaki 250 anak tangga berbentuk zig-zag terbuat dari tumpukan tanah dengan bambu sebagai penahan. Tak perlu khawatir, karena jalan tersebut cukup aman dan tersedia pula pagar bambu sebagai pegangan di tepi tangga. Jalan tersebut dibuat agar wisatawan tidak terlalu sulit mendaki puncak bukit yang memiliki kemiringan sekitar 30 derajat. Dengan begitu, jalan sejauh kurang lebih 400 meter ini jadi tidak terlalu sulit untuk ditempuh.

Sawah Lingko saat musim panen

Jalur pendakian yang menanjak dan berkelok memang membuat napas tersengal. Namun, udara segar tanpa asap polusi yang mengisi paru-paru serta wangi bunga-bunga hutan yang tercium tentu akan mengurangi kepenatan. Rasa lelah pun terbayar lunas dengan menyaksikan pemandangan unik yang menakjubkan ini.

Oleh sebab itu, bagi Anda yang berjiwa petualang di alam terbuka, tidak ada salahnya mencoba destinasi wisata sawah lingko ini. Jadi, jangan lama-lama berpikir untuk mengunjungi tempat wisata ini, sebab tempat ini cocok untuk yang gemar berfoto dan selfie.

Selain pesona Sawah Lingko, ada kearifan lokal di Desa Cancar, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) lain yang sayang untuk dilewatkan. Beberapa di antaranya, yaitu Upacara Lea Lose, Ritual Wasa, dan Hang Latung Weru serta Hang Rani. Dua ritual terakhir dilakukan pada saat padi dan jagung siap panen. Kemudian sebagai penutup rangkaian proses tanam dilakukan Upacara Penti ketika semua sawah telah dipanen. Dapatkan beragam informasi tentang upacara adat melui pesona.travel. Upacara tersebut diramaikan dengan pemberkatan dan atraksi budaya khas masyarakat Manggarai, seperti tari Caci, yaitu tari perang sekaligus permainan rakyat yang dilakukan sepasang penari laki-laki sedang bertarung dengan perisai dan cambuk.  (Purnomo | Foto: Dok. OMG)