Mengawali karier sebagai junior consultant di bidang marketing, perempuan bernama lengkap Melanie Masriel ini kini menjabat sebagai Communications, Public Affairs & Sustainability Director PT L’Oréal Indonesia. Dia juga bertanggung jawab sebagai Ethics Correspondent & Diversity Champion. Posisinya tergolong cukup strategis dalam perusahaan yang diakui oleh Ethisphere Institute, pemimpin global dalam memajukan standar praktik bisnis etis, sebagai salah satu Perusahaan Etika Paling Etis di Dunia 2019. Ini adalah ke-10 kalinya L’Oreal mencapai pengakuan ini, menggarisbawahi komitmen mereka untuk memimpin dengan integritas dan prioritas terhadap praktik bisnis yang etis.
Keterlibatan perempuan cukup penting dalam dunia sains yang berujung pada peningkatan perekonomian negara. Peran perempuan pun sangat potensial dalam mengembangkan industri ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa dan matematika (Science, Technology, Engineering, and Mathematics/STEM). Merujuk pada laporan UNESCO, hanya terdapat 30% perempuan yang berkiprah di bidang STEM. Sejak pertama kali didirikan, sains telah menjadi urat nadi inovasi L’Oréal seluruh dunia. Secara global perusahaan berkomitmen terhadap sains dengan mempromosikan karier dan kepentingan perempuan dalam sains.
Sejalan dengan hal itu, perusahaan begitu suportif terhadap peningkatan peran perempuan, di antaranya dengan memberikan beasiswa bagi perempuan yang mempelajari studi sains. Melanie juga menceritakan program ‘Girl in Science’ yang ditujukan bagi siswa perempuan dengan tema-tema yang menyenangkan untuk menunjukkan bahwa sains merupakan hal yang menyenangkan. Selain itu, ada program L’Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) yang berlangsung sejak 2014 bekerja sama dengan UNESCO dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebuah program penghargaan dan pendanaan bagi perempuan peneliti muda berbakat yang mengembangkan inovasi ilmiah menggunakan sumber daya asli Indonesia.
Hingga tahun lalu program ini telah menghasilkan 57 fellows, dengan lima di antaranya berhasil meraih penghargaan di tingkat internasional. “Satu hal yang menjadi benang merah dari penelitian mereka, yaitu mengenai sustainabilitas atau keberlanjutan, khususnya yang menyangkut bidang lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa tema tersebut sedang cukup meningkat di Indonesia,” tutur perempuan yang hobi traveling ini dengan penuh keyakinan.
Lebih dari 14 tahun menjalani karier di perusahaan multinasional, Melanie berhasil membangun koneksi dengan berbagai kalangan. Pemahamannya mengenai isu keberlanjutan pun kian luas dan membuatnya sering menerima undangan sebagai pembicara pada berbagai forum maupun pengajar di beberapa universitas di Indonesia. Tak hanya di dalam negeri, dia juga aktif bergabung sebagai anggota leadership council The Nature Conservancy (TNC), sebuah organisasi konservasi global. TNC hadir di Indonesia lebih dari dua dekade lalu. Organisasi ini telah menyumbangkan segala daya upaya untuk menjaga keanekaragaman hayati Indonesia. Baik dengan bermitra dengan Pemerintah Pusat maupun daerah, serta aktif melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan program-programnya.
Kampanye yang pernah dijalankan di antaranya Peluk Orang Utan bekerja sama dengan Khiel’s. Kampanye tersebut merupakan upaya pelestarian Hutan Lindung Wehea yang menjadi bagian dari Bentang Alam Wehea-Kelay, habitat alami bagi sekitar 800-1.000 individu orangutan. Berkat keterlibatannya dalam mengatasi masalah keberlanjutan tersebut, Melanie menerima pengakuan individu dalam Sustainability Leadership Award dari World Sustainability Organization.
Tidak berhenti di situ, Melanie terus menorehkan prestasi. Pada bulan Agustus silam, dia terpilih menjadi salah satu dari top 50 Asia’s Women Leaders Awards yang diadakan oleh CMO Asia dan World Women Leadership Congress & Awards 2019. “Saya belajar banyak dan L’Oréal memberikan banyak kesempatan untuk menangani program yang menyasar hal-hal mendasar buat mereka yang underprivileged maupun di bidang sains,” paparnya dengan bangga. Nur A | Foto: Fikar Azmy