Menggeluti dunia desain perhiasan, Rengganis Eryagandhi Siregar ternyata juga mencintai berbagai bahan yang berbau natural, seperti kayu. Selain itu, dirinya juga memiliki ketertarikan yang besar akan bahan-bahan daur ulang. Bertugas mendesain perhiasan, dia ingin perempuan di Indonesia memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan tidak malu menunjukkan jati dirinya. Salah satunya adalah dengan mengenakan perhiasan yang sesuai dengan kepribadian masing-masing. Berangkat dari kepeduliannya terhadap perempuan di Tanah Air, dirinya besama Juene Jewelry menjadikan latar belakang dan kisah hidup inspiratif para perempuan sebagai inspirasinya mendesain.
Bisa diceritakan tentang awal Juene Jewelry?
Kami dari PT Lotus Lingga Pratama melihat banyak perempuan yang punya cerita menarik dalam perjalanan hidupnya. Ada yang jadi CEO, desainer, ibu rumah tangga, seniman, dan ada yang jadi leader dari sebuah organisasi. Dari mana pun asalnya, mereka berani memilih kesuksesan masing-masing. Hal tersebut kemudian menjadi inspirasi. Membuat kami ingin menciptakan produk yang bisa menjadi representasi atau sumber cerita kesuksesan dari perempuan Indonesia. Nah, target produk ini dikhususkan untuk perempuan muda Tanah Air yang aktif mengambil peran dan sedang bekerja, juga aktif untuk menggapai mimpi-mimpinya.
Apa yang membuat Anda tertarik untuk bekerja di bidang ini?
Waktu zaman kuliah, saya kira dunia perhiasan itu hanya masalah estetika saja. Tapi ternyata tidak semudah itu, jauh sebelumnya ada banyak proses. Seperti pengetahuan material, pengetahuan mengenai proses, kerja sama dengan banyak orang, brainstorming, dan pemecahan masalah untuk menggapai kecantikan itu sendiri. Ketika saya tahu desainer jewelry seperti itu malah semakin suka, setiap hari ada tantangan. Kerja sama dengan banyak orang hasilnya akan lebih puas, karena memerlukan segala aspek dalam desain dan prosesnya.
Bagaimana cara & tips mengatasi berbagai tantangan dalam merancang perhiasan?
Pertama harus tahu materialnya, seperti emas warna kuning cocoknya berapa karat. Lalu batunya kita pakai dari swarovski dan itu memiliki karakter sendiri. Kita harus tahu jenis batunya, tingginya, lebarnya dan akan cocok jika dipadu padan dengan apa. Selain itu, harus pandai membaca trend. Kita harus melihat dan memahami dengan cepat, karena trend sering kali berubah tiba-tiba. Seperti sekarang Corona. Kita harus paham orang yang berdiam diri di rumah cenderung seperti apa. Jadi harus benar-benar siap dengan segala
kondisi dan membaca situasi.
kegagalan apakah yang paling berkesan dan menjadi pelajaran sangat berharga?
Ada terus setiap hari. Hanya saja yang paling berkesan itu saat saya mendesain Juene Jewelry. Kenapa? Di brand ini saya fokus pada durability, kualitas, dan detail. Lekukan setiap sudut benar-benar diperhatikan. Saya belajar, desain sebuah perhiasan itu kalau sudutnya berlainan jadi beda look. Kalau lebarnya beda, juga membuatnya tidak sama. Saya hampir setahun ini terus mengolah desainnya agar mendekati standar yang kita inginkan. Memang banyak sekali kegagalannya. Kadang sudah finishing malah tidak sesuai harapan.
Bisa diceritakan pengalaman mengikuti lomba Perancang Aksesori 2020?
Jadi, untuk rancangan 2020 ini bergerak bersama Jakarta Fashion Week. Inspirasinya berasal dari dua tahun lalu saat saya sempat fashion show juga di Jakarta Fashion Week 2019. Saat itu temanya recycle. Saya sendiri kebetulan suka dengan sustainable material, jadi saya bawa konsep sustainable fashion menggunakan material limbah plastik. Di konsep ini saya menunjukkan, limbah plastik itu bisa lho dipakai, dijual, dan tetap terlihat cantik.
The next big thing yang ingin dilakukan?
Personaly saya ingin do something about sustainable fashion. Jadi mengolah lagi, mengulik terus material yang bisa dibuat menjadi sesuatu yang berharga. Itu jadi salah satu tanggung jawab saya sebagai desainer, untuk membuat sesuatu yang bisa kita gunakan dan ada manfaatnya. Lalu, the next big thing-nya adalah ingin mengajak perempuan Indonesia jadi lebih berani lagi, lebih percaya diri menggunakan perhiasan, tidak perlu takut atau minder. Sudah zamannya kita percaya diri dan biarkan orang tahu siapa diri kita sesungguhnya.
Indah | Dok. Pribadi