Malang melintang di industri kecantikan Indonesia selama belasan tahun tidak sedikit pun membuat Silvia Yohana merasa bosan dengan bidang yang dijalaninya. Kini di usia kepala tiga dia merupakan salah satu perempuan yang sukses menjadi General Manager (GM) of Active Cosmetic Division L’Oréal Indonesia. Diakuinya bahwa itu semua berawal dari impiannya sejak kecil dan passion kuat yang terus mendorongnya hingga berhasil seperti sekarang.
“Saya percaya passion will get you to places. Kalau ingin menghasilkan yang terbaik, kita harus menyukai apa yang kita lakukan. Jadi, passion itu sangat penting dalam perjalanan karier saya,” ujarnya dengan mantap. Baginya lebih mudah untuk bisa mendedikasikan waktu dan melakukan apa pun lebih baik, karena menjalani apa yang memang disukainya.
Lulusan University of Auckland, New Zealand, ini memulai kariernya sebagai management trainee di salah satu perusahaan produk kecantikan, P&G Prestige Product. Sempat berhenti sejenak, karena harus menyiapkan pernikahannya, dia kemudian bekerja sebagai Brand Manager Montblanc di PT Sumaco Wahana Utama. Silvia lalu ditawari kesempatan untuk bergabung dengan L’Oréal Indonesia dan menduduki posisi sebagai Brand Manager Lancôme. Tanggung jawabnya terus bertambah ketika diangkat sebagai General Manager L’Oréal Luxe, Category Director Make-Up (Maybelline, L'Oreal Paris, NYX), serta Marketing Director Garnier.
Memimpin dengan Memberi Contoh
Dalam posisinya saat ini, Silvia ditantang untuk memimpin La Roche Posay Indonesia, merek perawatan kulit dermatologis nomor satu di dunia. Menggandeng dermatologis dari seluruh dunia, brand yang sudah terkenal secara global ini berusaha menembus industri kecantikan di Tanah Air. Bersama timnya, dia memiliki misi untuk membawa perbedaan positif melalui solusi dermatologis nyata yang dapat mengubah hidup masyarakat untuk meraih kulit yang lebih sehat.
Tentu saja itu bukan sesuatu yang mudah. Tantangan pertama adalah mengedukasi masyarakat di seluruh Nusantara tentang kesehatan kulit itu sendiri. Membangun brand awareness perlu dilakukan lewat media, influencer, dan berbagai medical relation activity lainnya. Belum lagi dengan adanya pandemi yang memberikan tantangan baru. Pola lama direct marketing atau face-to-face harus berubah, begitu pula distribusi produk mesti mengikuti kondisi saat ini. “Bagi saya, mempertahankan kinerja tim dan ketangkasan untuk bisa membuat rencana baru dalam waktu singkat bukanlah hal yang mudah,” ungkap ibu satu anak ini.
Menjaga tim supaya tetap semangat dan mau berjuang bersama pun terus diupayakannya. Salah satu strategi yang diterapkan Silvia adalah berusaha melibatkan tim dan membuat mereka berkembang dalam waktu bersamaan. Dia tidak terlalu menekan performa anak buahnya, tetapi tetap mengingatkan untuk kerja keras supaya bisa mencapai target.
Gaya leadership yang diterapkan Silvia cenderung leading by example, mencontoh dengan tindakan. Sesuatu yang tidak mudah, karena kemampuan setiap orang berbeda-beda. Ada beberapa orang yang diberi contoh langsung mengerti, namun ada juga yang perlu disesuaikan dulu agar bisa lebih paham. “Lewat gaya kepemimpinan ini saya meyakini bahwa aksi itu lebih kuat daripada omongan. Apa yang kita lakukan akan lebih memberi dampak daripada sekadar ucapan,” katanya dengan penuh semangat.
Peran Ganda Perempuan
Silvia menyadari ada banyak ekspektasi terhadap perempuan bekerja. Kita dituntut untuk bisa sukses dalam karier dan keluarga. Dia beruntung bekerja di perusahaan yang sangat mendukung pemberdayaan perempuan dan memberikan pelatihan supaya bisa lebih berkembang dalam karier. Dia selalu mendorong rekan-rekannya untuk memanfaatkan fasilitas tersebut.
Keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga menurutnya berkaitan erat dengan mindset. Dengan mengenal diri sendiri, kita dapat mengetahui batas-batas kemampuan yang dimiliki. Memiliki ibu yang juga seorang perempuan pekerja, Silvia belajar untuk selalu menyediakan waktu bersama suami dan anaknya, misalnya dengan makan siang atau makan malam bersama. Saling mengerti dengan kesibukan satu sama lain dan menjaga komunikasi dengan pasangan sangat penting pula untuk mendukung kariernya. “Dengan support system yang kuat, kita bisa lebih kuat, lebih committed, dalam menjalankan aktivitas,” terang perempuan yang hobi traveling ini.
Sebelum menutup sesi wawancara dengan Women’s Obsession, Silvia berbagi kiat bagi para perempuan yang ingin terjun ke industri kecantikan, “Belajarlah dari kesalahan dan berusaha menjadi lebih baik setelahnya. Ambil hikmahnya dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.”