Berasal dari keluarga pejuang kemerdekaan Abdurrahman Baswedan, Anies Rasyid Baswedan memiliki tiga prinsip dalam memilih karier. Pertama, apakah karier tersebut memiliki dampak positif terhadap perkembangan intelektual. Kedua, apakah dia masih dapat menjalankan tanggung jawabnya sebagai peran dalam keluarga. Dan terakhir, apakah mempunyai pengaruh positif secara sosial.
Sebelum terjun ke dunia politik, Anies lama berkecimpung di dunia pendidikan. Pada usia 38 tahun dia diangkat sebagai Rektor Universitas Paramadina menggantikan Nurcholish Madjid pada 2007 dan menjadi rektor termuda saat itu. Kemudian, tahun 2009, dia menggagas gerakan Indonesia Mengajar yang mengirimkan anak-anak muda untuk mengajar di Sekolah Dasar di daerah terpencil. Program ini ditujukan untuk mengisi kekurangan guru berkualitas dan menjadi wahana kepemimpinan anak-anak muda terbaik, agar memiliki kompetensi global dan pemahaman akar rumput.
Kepopuleran Anies semakin bertambah ketika terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober 2017. Meskipun, berbagai jabatan publik pernah diembannya, seperti Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah di Kabinet Kerja. Dia menjadi salah satu profesional dari 34 menteri di kabinet tersebut.
Atasi Problematika Ibu Kota
Sejak memimpin DKI Jakarta pada 2017, Anies telah menunjukkan kapasitas dan kompetensinya sebagai seorang Kepala Daerah dari sebuah Ibu Kota Negara. Dia mampu mengurai benang kusut problematika klasik Jakarta, seperti mengatasi masalah banjir dan kemacetan dengan program, serta strategi serta inovasi yang tepat sasaran.
Dalam penanganan banjir, terjadi pengurangan penyebaran air bah yang melanda. Banjir tak hanya berkurang di wilayah permukiman, tapi juga tak lagi menerjang obyek vital negara, seperti Istana Presiden maupun wilayah seperti Jalan Sudirman. Kemudian, daerah-daerah yang sebelumnya mengalami genangan tiga hingga empat hari akibat banjir, kini sudah mampu kering atau surut dalam waktu kurang dari sehari. Dengan kata lain, secara perlahan-lahan Anies dan jajarannya mampu mengendalikan banjir di Ibu Kota. Keberhasilan ini disebabkan karena semua simulasi yang berjalan lancar dalam mengantisipasi dan mengendalikan banjir. Dia juga sigap menyiapkan tempat-tempat untuk menangani pengungsi terdampak banjir. Termasuk juga telah diatur protokol kesehatan pada saat mengungsi.
BACA JUGA:
Ali Ghufron Mukti: Inovasi untuk Tingkatkan Kualitas Layanan
Salman Subakat: Bangun Ekosistem Melalui Pendidikan
Sementara dalam mengatasi kemacetan, dia mengantisipasinya dengan mengintegrasikan moda transportasi umum, mulai dari angkutan kota JakLingko yang gratis hingga transJakarta, MRT, dan LRT. Akibatnya penggunaan kendaraan umum meningkat, sehingga Jakarta keluar dari 10 besar kota termacet di dunia. Kini, kemacetan Jakarta jauh berkurang, berada di posisi ke-31 dari total 416 kota.
Sedangkan untuk kesejahteraan rakyat, Anies dan jajarannya telah menyalurkannya dalam bentuk kartu bantuan sosial kepada lebih dari 1,1 juta warga Jakarta. Melalui kartu tersebut, warga tidak mampu mendapatkan berbagai kemudahan untuk memenuhi kebutuhan dan beraktivitas sehari-hari. Jangkauan penerima kartu pun diperluas. Dari sektor pendidikan, tidak hanya untuk anak usia sekolah dasar hingga menengah atas, tetapi juga menjangkau perguruan tinggi, dengan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU). Tak hanya untuk peserta didik, tetapi juga untuk warga lanjut usia (lansia) yang tidak mampu, para pekerja dengan UMR, dan yang terbaru ditujukan untuk penyandang disabilitas.
Untuk pengentasan kemiskinan, berdasarkan catatan, dalam empat tahun terakhir menunjukkan angka persentase penduduk miskin terkecil. Sejak September 2017, persentase penduduk miskin Jakarta ada 3,7% (dari jumlah penduduk Jakarta sekitar 10,5 juta jiwa) dan kemudian sekarang turun sudah hingga mencapai 3,42%.
Lalu, dalam penanganan pandemi covid 19, DKI Jakarta juga berhasil dan mendapatkan penghargaan dari Kementerian Kesehatan RI di sejumlah kategori nasional pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-57 tahun 2021. DKI Jakarta meraih penghargaan dalam kategori pelaksanaan tes-lacak-isolasi, penerapan K3 dan protokol kesehatan Covid-19, serta pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Segudang Prestasi Cemerlang
Dikenal dengan pemikiran dan langkah strategis yang diterapkannya sebagai seorang pemimpin, Anies meraih sederet penghargaan dari berbagai lembaga nasional maupun internasional. Transformative Urban Mobility Initiative (TUMI), organisasi asal Jerman yang dibentuk 11 mitra bergengsi, menobatkan Anies bersama 20 orang lainnya sebagai 21 Heroes 2021. Termasuk di dalamnya CEO SpaceX dan arsitek produksi Tesla Elon Musk dan wali kota Paris Anne Hidalgo.
Mereka terpilih, karena keberhasilan transformasi mobilitas kota yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup seluruh warga. Pria nomor satu di DKI Jakarta yang mengusung slogan ‘maju kotanya bahagia warganya’ ini belum lama juga mendapat penghargaan Best Regional Leaders pada ajang Obsession Awards 2021 yang diadakan Obsession Media Group pertengahan Desember lalu. Dia dinilai telah berdedikasi dan berprestasi sepanjang 2020 hingga 2021, terutama dalam menghadapi tantangan pandemi Covid-19. Tidak hanya itu, pria yang memiliki empat anak ini juga diganjar Best of the Best Leader 2021, atas kinerja yang cemerlang.
Sahrudi/Nur A | Foto: Fikar A