Pada 8 Maret yang diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional, Google Indonesia menginisiasi #YukBukaSuara untuk menginspirasi lebih banyak perempuan Indonesia, terutama perempuan muda. Untuk memahami perbedaan antara stereotip dengan fakta, persepsi dengan kenyataan, suara masyarakat yang mengelilingi dengan pendapat dan suara yang ada di dalam diri sendiri.
Melawan apa yang mungkin, mematahkan hambatan, menjadi yang pertama. Karena dengan mengklik tombol dan mengajukan pertanyaan ke Google dapat menghasilkan pengetahuan yang menginspirasi sudut pandang serta membuka dunia baru.
Laporan Google tentang “Towards Gender Equity Online” yang dilakukan di Indonesia dan enam negara berkembang lainnya menemukan banyak hambatan tumpang tindih yang mencegah perempuan sepenuhnya menikmati manfaat yang diciptakan internet. Banyak perempuan berjuang untuk menemukan konten yang relevan di internet dan sedikitnya figur perempuan inspiratif yang sesuai dengan norma dan budaya lokal atau komunitas perempuan. Tak jarang perempuan terkadang tidak bebas mengajukan pertanyaan penting, namun dianggap sensitif secara sosial, misalnya bagaimana menjadi ibu yang baik atau seputar kesehatan reproduksi. Belum lagi masalah keamanan dalam berinternet.
Fida Heyder, Head of Consumer Apps Marketing, Google Indonesia mengungkapkan perempuan adalah pilar kekuatan bagi keluarga mereka dan masyarakat di sekitar mereka. “Secara internal kami memiliki komunitas Women@ID yang sangatlah aktif dan bagi eksternal kami telah menjalankan kelas digital Women Will selama lima tahun. Pada International Women’s Day ini, kami ingin kami ingin mengingatkan dan memberdayakan perempuan Indonesia untuk menunjukkan diri mereka sendiri dengan mencari identitas dan suara mereka, untuk mengungkapkannya melalui inisiatif yang disebut #YukBukaSuara,” jelas Fida lebih lanjut.
Membangun keragaman, kesetaraan, dan diterapkan ke tempat kerja, produk, dan program adalah pokok dari Google untuk terus lebih bermanfaat bagi semua orang. Salah satu yang memanfaatkan Google untuk terus mengembangkan diri adalah Voice of Baceprot (VoB), band metal perempuan yang berasal dari Garut. Kerap mencari inspirasi dari internet, banyak isu tentang perempuan yang mereka angkat. Kini mereka pun turut ambil bagian menjadi inspirasi bagi perempuan lain dengan menorehkan nama di kancah musik internasional.
“Terlepas dari laki-laki atau perempuan, memakai hijab atau nggak, kami ingin dikenal sebagai musisi yang memiliki karya-karya berkualitas. Kami merasa bahwa melalui genre rock/metal yang kami sukai, kami dapat menyuarakan ide-ide di kepala kami, tentang stereotipe, prasangka dan semua pandangan masyarakat yang sering kami dengar,” ujar Marsya, vokalis VoB.