Membawa Semangat Transformasi

Tenny Elfrida, Direktur SDM & Umum Elnusa Indonesia

Tenny Elfrida menunjukkan bahwa gender dan usia muda bukan halangan untuk menempuh jalur karier profesional di PT Elnusa Tbk. Mulai bergabung di anak perusahaan Pertamina ini sejak 2003, dia direkrut sebagai management trainee. Kariernya terus menanjak setelah lima tahun ditempatkan sebagai operational auditor. Sempat berpindah-pindah dan menangani berbagai bidang, seperti business process, project di IT, quality management, operation excellence dan terakhir dia diamanahi sebagai Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) & Umum.

 

Pengalaman di bidang SDM banyak didapatkannya sejak dipercaya sebagai VP Human Capital Management di Pertamina (Persero). Selain mengurus pengelolaan SDM di perusahaan, Tenny mengakui memiliki peranan unik sebagai bagian Umum. “Saya bertanggung jawab terhadap berbagai fungsi, di antaranya supply chain management, mengelola fungsi IT, dan property management,” tutur alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini.

 

Elnusa juga memiliki Elnusa Petroleum School (EPS) sebagai wadah pengembangan potensi para perwiranya. Dirancang seperti sebuah sekolah lengkap dengan kurikulum, tujuan utamanya adalah menyediakan sumber daya profesional untuk menghasilkan jasa terbaik. Setiap program disesuaikan dengan kebutuhan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan pekerja dan terbuka bagi semua tingkatan level. Pada perkembangannya EPS pun terbuka bagi pihak eksternal yang memakai jasa untuk training di perusahaan mereka.

 

Salah satu faktor yang menjadi keberhasilan Elnusa mampu mencapai target tahun lalu adalah komunikasi yang baik di internal perusahaan. Akibat pandemi, Townhall Meeting yang menjadi sarana komunikasi dengan para perwira dilakukan online secara berkala. Tenny mengatakan bahwa hal tersebut berdampak positif, karena semua bisa mengikuti secara langsung dan dari lokasi mana pun. Selain informasi yang jelas dari top management, setiap orang bebas berdialog dan melakukan tanya jawab, sehingga dapat mengikuti perkembangan internal terkini. Program lainnya ada juga Management Walk Through (MWT) yang mengusung spirit untuk memastikan aspek keamanan (HSSE) dalam bekerja.

 

Dengan banyaknya proyek yang dikerjakan, tak jarang hingga ke daerah terpencil (remote area), observasi langsung menjadi penting untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan di sana. Jika sebelumnya menyita banyak waktu, dengan sistem daring, justru bisa dilakukan secara serentak. Menerapkan gaya kepemimpinan yang demokratis, Tenny selalu mengajak tim berdiskusi saat membuat keputusan. “Setiap saya masuk ke satu tugas, saya akan bertanya apa yang bisa kita lakukan secara berbeda. Mungkin orang lain merasa gaya saya perfeksionis, tapi tujuan saya adalah mendorong apa yang bisa kita improve agar lebih baik lagi secara pribadi,” ujar ibu satu anak ini.

 

Dia pun tidak membedakan generasi baik dari generasi baby boomers maupun sampai ke milenial dalam melakukan pendekatan, melainkan lebih pada karakter tiap orang. Anggapan bahwa milenial lebih melek teknologi mungkin tidak keliru, tetapi generasi yang lebih senior pun tentu saja juga bisa memiliki kualitas yang sama jika mau meningkatkan kemampuannya dalam hal tersebut. Bicara tentang kesetaraan gender, menurut Tenny tidak ada pembedaan di dalam perusahaan. Semua didasarkan pada kompetensi, bukan gender. Ketika mendapat kesempatan promosi atau menduduki posisi leader, tidak ada persyaratan yang membedakan antara perempuan maupun laki-laki. Namun, dia tidak menampik bekerja di bidang oil & gas memang lebih diminati kaum Adam. Tantangannya lebih pada bagaimana menyesuaikan diri di lingkungan yang didominasi laki-laki tersebut.

 

Menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan peran sebagai perempuan memang bukan perkara mudah. Bagi Tenny tidak ada namanya work life balance, tetapi sebisa mungkin kita harus dapat menjaga kedua peran tersebut tetap optimal. Perempuan masa kini juga dituntut memiliki kualitas yang sama dengan lawan jenisnya. Mampu bekerja cerdas mengkombinasikan keahliannya, sehingga dapat menghasilkan output yang lebih baik. Tak ketinggalan integritas yang membentuk diri kita secara pribadi.

 

Baca Juga:

Pentingnya Pendidikan Untuk Kompetensi Diri

Bekerja Adalah Ibadah

 

Dibesarkan untuk tidak melawan kodrat sebagai perempuan, Tenny dididik pula oleh sang ayah bahwa hal itu tidak menjadi penghalang untuk memiliki suatu achievement yang baik dan mempunyai prestasi sejak kecil. “Kalau orang lain bisa, kita seharusnya juga demikian. Kalau bisa bukan hanya baik, tapi yang terbaik. Itu yang membentuk karakter saya hingga saat ini,” tutur perempuan yang hobi traveling dan menonton film ini.

 

Akan tetapi bukan lantas harus memaksakan diri dan membuat tubuh mengalami burn out. Saat tubuh memberi sinyal kelelahan, biasanya dia akan istirahat sejenak. Update informasi atau sekadar melihat gunung dari jendela kantornya saat hari cerah cukup menjadi distraksi baginya. Tak suka melakukan sesuatu yang monoton dalam waktu lama, dia pun menyiasatinya dengan bepergian bersama keluarga atau temannya termasuk meluangkan waktu untuk olahraga bersama maupun sekadar mengobrol.

 

Momen peringatan Hari Kartini digunakan Tenny untuk mengajak para perempuan menyadari bahwa kesempatan saat ini terbuka luas. “Buktikan kita tidak kalah, sama baiknya atau bahkan lebih baik. Kita bisa berkarier dan bersikap profesional dalam bidang masing-masing,” harapnya mengakhiri pembicaraan dengan Women’s Obsession kali ini.

 

(Naskah: Nur Asiah | Foto: Fikar Azmy)