Sejak awal memasuki dunia perbankan hingga dua dekade kemudian, Neny Asriany telah menjalani lika-liku di berbagai posisi dan telah mendapatkan berbagai pengalaman. Dia mengaku rotasi, mutasi ke divisi, atau tempat baru merupakan tantangan untuk mencari room for improvement, membuat inovasi dan kreativitas baru , kesempatan untuk meningkatkan kompetensi serta memperkaya portofolio. Demikian halnya saat dia dipercaya ke BNI Life, industri asuransi yang amat baru baginya dengan channel penjualan yang relatif lengkap.
Terlebih lagi pandemi melanda Indonesia tidak lama setelah dia bergabung di BNI Life. Pada masa pandemi diperlukan terobosan dalam hal bisnis proses yang tidak memungkinkan penjualan secara tatap muka, perubahan bisnis proses di middle dan back end, pengembangan produk sesuai kebutuhan nasabah di masa pandemi, dan penanganan klaim yang mudah dan nyaman bagi nasabah. Dia merasa bersyukur dalam kondisi pandemi bisnis BNI Life tetap survive dan mengalami pertumbuhan. Prinsipnya di mana pun dia ditempatkan akan berupayakan memberikan kontribusi terbaik bagi perusahaan.
“Saya sangat tertantang bekerja di bisnis asuransi. Bagi saya yang lama berkecimpung di perbankan, bekerja di industri asuransi dan diberi kepercayaan membawahi tujuh divisi merupakan anugerah dan kesempatan yang tidak boleh disia-siakan. Saya harus belajar dan beradaptasi dengan cepat, mengenai pola penjualan yang berbeda-beda untuk setiap channel yang meliputi inbranch (produk individu), produk asuransi group, telemarketing, asuransi jiwa kredit, hingga menangani bisnis syariah, semuanya merupakan hal baru dan tantangan tersendiri bagi saya,” ungkap Direktur Bisnis BNI LIfe ini kepada Women’s Obsession.
Neny beruntung selain menahkodai divisi bisnis, dia juga membawahi divisi yang menunjang bisnis seperti business support, sales academy, dan alternative distribution. Dia mengaku belajar banyak hal di BNI Life mulai dari pengelolaan dan peningkatan produktivitas sumberdaya manusia, performance management, dan mencari peluang bisnis lain di luar BNI Group termasuk melalui digital channel. Sebagai direktur yang bertanggung jawab atas bisnis, Neny mengungkapkan selalu memfokuskan pada peningkatan kompetensi dan produktivitas sumber daya manusia, bagaimana dia harus dapat memberikan solusi, memonitor, sekaligus memotivasi tim agar dapat melampaui target dengan memegang prinsip “Do The Right Things & Do The Things Right”.
Sebagai leader dia tidak bisa hanya duduk di ruangan, tetapi mesti turun ke lapangan bertemu nasabah dan tim sales. “Jadi saya bukan hanya berkomunikasi dengan general manager, tetapi juga turun ke lapangan berkomunikasi dengan nasabah dan ‘ujung tombak’ penjualan sehingga dapat melihat dari perspektif helicopter view. Saya percaya dengan turun ke lapangan kita akan mendapat insight yang lengkap dari berbagai sudut pandang. Tak hanya itu, saya juga menjalin relasi dengan rekan-rekan di industri asuransi untuk bertukar pikiran karena pasti ada ilmu dan insight yang bisa dipelajari dari sana,” jelas lulusan Agribisnis IPB ini.
Baca Juga:
Mengintegrasikan Hubungan Antara Daerah & Pusat
Perempuan Masa Kini Di Tengah Tantangan Kesetaraan Gender
Berbicara tentang perempuan, Neny sangat bangga saat ini sudah sangat banyak perempuan yang menduduki jabatan strategis. Hal itu berarti kontribusi perempuan sudah diakui dan dihargai. Menurutnya, kesempatan perempuan untuk berkarir yang sudah terbuka luas harus diimbangi dengan kapabilitas dan kompetensi yang mumpuni yang selalu diasah supaya bisa berkompetisi secara sehat. Perhatian pemerintah terhadap peran perempuan di BUMN diwujudkan antara lain dengan pembentukan Srikandi BUMN yang diikuti dengan pembentukan Srikandi di setiap perusahaaan, termasuk Srikandi BNI. “Komunitas ini dibentuk dengan tujuan untuk menunjang keterwakilan perempuan di manajemen dan meningkatkan kompetensi para perempuan agar dapat bersaing secara sehat,” jelasnya.
Di mata Neny, perempuan mempunyai kelebihan, yakni multitasking dan dengan jiwa keibuannya perempuan memiliki sifat mengayomi. “Dalam bekerja, saya selalu berpedoman pada 3H : Heart, Hand, dan Head. Heart itu artinya kita bekerja dengan hati. Hand maksudnya hands on, turun tangan memberikan solusi buat tim. Sedangkan head selalu menggunakan strategi dalam bekerja dan memberikan ide inovatif untuk pencapaian target perusahaan,” paparnya yang mengaku mudah tidur nyenyak untuk beristirahat, agar tampil segar setiap harinya.
Di tengah kesibukan di tempat kerja, Neny juga kerap berinisiatif untuk menanyakan kabar dan aktivitas yang dilakukan putra-putrinya. Sehari-hari dia selalu mengusahakan untuk mempunyai quality time dengan bersama ketiga anak-anaknya yang sudah beranjak dewasa. Selain itu, konsisten dalam menerapkan work life balance, misalnya memprioritaskan waktu libur untuk keluarga dan berusaha tidak membawa masalah pekerjaan ke rumah. Di balik totalitas dan dedikasinya, dia mengaku tidak terlalu ambisius. Dia memang senantiasa melakukan effort terbaik untuk perusahaan, selebihnya diserahkan kepada Allah SWT.
“Saya menjalani kehidupan dan pekerjaan seperti air mengalir saja. Saya selalu bersyukur atas karunia dan rezeki yang didapat selama ini. Berusaha selalu amanah dan berintegritas serta memberikan kontribusi terbaik untuk perusahaan, itulah yang selalu saya lakukan. Harapannya, kelak saya bisa meninggalkan legacy yang baik yang selalu dikenang. Mudah-mudahan tim yang berada di bawah saya bisa mengambil hal-hal yang bermanfaat,” ujarnya mengakhiri perbincangan.
(Naskah: Angie Diyya | Foto: Sutanto)