Ratu Ngadu Bonu Wulla: Semangat Melayani & Berbagi

Anggota DPR RI Fraksi Nasdem

 

Sering mengikuti ayah dlm kegiatan kemasyarakatan,terpanggil untuk Peduli kepada Masyarakat lewat jalur Politik, ketertarikan Ratu Ngadu Bonu Wulla telah terpantik sejak muda. Dia pun kemudian berkenalan dengan organisasi Nasional Demokrat (Nasdem) pada 2011 yang saat itu belum menjadi partai politik. Kekagumannya terhadap sosok Surya Paloh yang memimpin organisasi kemudian mendorongnya untuk kian aktif terlibat.

 

“Sosoknya tidak pernah mementingkan diri sendiri dan selalu ingin berbuat lebih untuk masyarakat dengan segala yang dimiliki. Alih-alih menjadi presiden, dia hanya ingin gagasannya untuk bangsa ini bisa sampai ke masyarakat,” tutur perempuan yang disapa Ratu ini. Ketika akhirnya Nasdem berubah menjadi partai politik dengan gagasan Restorasi Indonesia, dia semakin memantapkan langkah sebagai kader partai dan ingin berbuat lebih banyak untuk masyarakat.

 

“Semangat untuk melayani, berbagi, dan berjuang demi kepentingan banyak orang saya pilih untuk perjuangkan melalui jalur politik. Walaupun didominasi laki-laki, tetapi saya pikir selama kita mempunyai ruang yang sama untuk berjuang, kita memiliki kesempatan yang sama,” ujar alumnus Teknik Sipil Universitas Mataram ini dengan bergairah.

 

Ratu bersama suami dan keempat putrinya

 

Kecintaannya pada Partai Nasdem mengakar erat, karena anti-mahar dan dibangun dengan gagasan besar untuk melayani seluruh masyarakat di Tanah Air. Nasdem juga mendukung kesetaraan perempuan yang dibuktikan dengan jumlah kader perempuan yang melebihi 30% seperti disyaratkan undang-undang. Saat ini kita melihat banyak perempuan, tidak hanya di ibu kota, mau bergabung dengan organisasi maupun partai politik. Begitu pula di Sumba, Nusa Tenggara Timur, tanah kelahiran Ratu.

 

TANTANGAN DALAM BERPOLITIK

 

Menurut data dari World Bank (2019), Indonesia menduduki peringkat ketujuh se-Asia Tenggara untuk keterwakilan perempuan di parlemen. Padahal sejak penerapan afirmasi perempuan mulai dari Pemilu 2009, jumlah perempuan di DPR meningkat jadi 18,21% dan terus bertambah menjadi 20,54% pada Pemilu 2019 silam.

 

 Bersilaturahmi dengan umat muslimdi Sumba Barat Daya pada Hari Raya Idulfitri

 

Bicara dari pengalamannya saat mencalonkan diri sebagai anggota parlemen pada pemilu terakhir, Ratu tidak menampik tantangan berat yang dihadapi. Kompetisi dengan politisi laki-laki sudah lumrah, baik dari partainya maupun partai lain. Demi mendulang suara, dirinya harus mampu meyakinkan konstituen bahwa memang bisa diandalkan ketika duduk di parlemen nantinya.

 

Dia juga terpaksa menghadapi black campaign dari lawan-lawan yang berusaha melemahkan perjuangannya, agar mundur dari perhelatan politik. Isu-isu yang menyerang privasi pun tak terhindarkan, namun ibu empat putri ini menganggapnya sebagai dinamika dalam berpolitik. Namun, dia tahu mempunyai perjuangan besar dan harus kuat untuk bertahan menghadapi tantangan-tantangan yang bisa membuat seorang perempuan mundur.

 

Dia justru menjadikan isu-isu miring tersebut sebagai cambuk untuk memotivasi. Ratu mengatakan ketika kita mengambil keputusan terjun dalam dunia politik atau menjadi public figure berarti harus sudah siap menerima persoalan pribadi dibawa ke ranah publik. Mengetahui risiko tersebut tidak membuatnya gentar, dia bahkan telah mempersiapkan diri jauh-jauh hari dengan menjaga track record yang bersih. Ratu pun yakin usaha tidak akan mengkhianati hasil, dan terbukti ketika dirinya terpilih menjadi perempuan Sumba pertama yang melenggang ke Senayan.

 

Kunjungan kerja selama reses di Dapil

 

Bagi para perempuan yang ingin berpartisipasi di dunia politik, dia menyarankan jangan berharap dikasihani atau hanya menjadi pelengkap. Tetapi harus menjadi sebagai penentu yang mampu memberikan warna dalam komunitas kita. Persiapkan diri hadapi kompetisi, karena memang dunia politik tidaklah sesederhana yang kita bayangkan. Persaingan pasti ada, tetapi tidak ada yang membedakan laki-laki maupun perempuan, melainkan siapa yang kuat dan bisa dialah yang menjadi pemenang. Perempuan juga harus membuktikan dirinya mampu berjuang demi kepentingan banyak orang.

 

BERJUANG MELAYANI MASYARAKAT

 

Bertugas di Komisi IX DPR RI, yang membidangi kesehatan, ketenagakerjaan, dan kependudukan, Ratu bersinggungan erat dengan kepentingan masyarakat. “Kami harus bisa memastikan bahwa negara hadir memberikan perlindungan kepada masyarakat di sektor kesehatan. Kami harus memastikan pemerintah menyediakan infrastruktur kesehatan, seperti puskesmas dan rumah sakit maupun ketersediaan SDM kesehatan, baik itu dokter, perawat, atau bidan. Nah, ini menjadi persoalan terutama di daerah, bukan hanya di Nusa Tenggara Timur, tapi saya pikir di seluruh Indonesia,” terang perempuan kelahiran Waikabubak ini. 

 

BACA JUGA:

Fifi Aleyda Yahya: Menembus Batas Jurnalisme

Heni Tania: Menebar Kasih Terhadap Sesama

 

Ratu bersyukur berkat kerja keras Komisi IX kini telah hadir rumah sakit umum pusat yang bisa melayani masyarakat di NTT mulai bulan Agustus yang akan datang. Komisi juga mendorong dibangunnya puskesmas di sekitar 23 kabupaten kota. Isu kesehatan yang masih terus disoroti di daerah pemilihannya masalah stunting atau gizi buruk. Di Nusa Tenggara Timur angka stunting sangat tinggi, dan dapat menjadi ancaman hilangnya generasi hebat dalam waktu 10 hingga 20 tahun ke depan jika tidak segera diatasi.

 

Edukasi dan sosialisasi terkait dengan masalah stunting gencar digalakkan dari tingkat desa, kecamatan, hingga provinsi, agar seluruh masyarakat bisa bergandengan tangan melawannya. Pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan balita turut menjadi prioritas, supaya mereka tetap semangat memerangi persoalan gizi buruk ini.

 

Bersama para pemudia Sumba Barat Daya

 

Minimnya infrastruktur diakui Ratu masih perlu ditingkatkan di NTT. Permasalahan air bersih kerap ditemui saat dirinya berkeliling guna menyerap aspirasi konstituen pada saat reses di Dapil. Sementara, untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan, telah didirikan Balai Latihan Kerja (BLK) khususnya bagi mereka yang putus sekolah, agar memiliki keterampilan dan pengetahuan memadai. Dengan keahlian yang dimiliki diharapkan mereka dapat mandiri dan mengurangi jumlah pekerja migran ke luar negeri. Di Pulau Sumba sendiri saat ini telah berhasil didirikan 10 BLK.

 

Tak ingin pulang ke daerahnya dengan tangan kosong, Ratu selalu membawa program untuk menjawab aspirasi masyarakat. Di antaranya adalah bantuan beasiswa untuk berbagai jenjang pendidikan, tak terkecuali bagi siswa berkebutuhan khusus. Lalu, ada pula pemberian alat pertanian, seperti seperti mesin giling jagung dan hand tractor untuk mendongkrak hasil panen petani.

 

Nur A | Foto: Fikar A/Dok. Pribadi

 

 Baca artikel selengkapnya di e-magazine Women's Obsession edisi Mei 2022.