Perempuan Berdaya Winnie Yamashita Rolindrawan: Perkuat Industri Fintech dan Seni Tanah Air

 

Winnie Yamashita Rolindrawan memutuskan untuk terjun di bidang hukum berkat dorongan sang Ibu. “Ibu saya sangat paham dengan karakter saya yang sejak kecil suka mengobservasi, persuasif dan cenderung kritis. Menurutnya saya akan cocok dan enjoy belajar hukum. Lalu saran beliau saya ikuti,” ungkap perempuan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) ini. Lulus dari FHUI, Winnie pun melanjutkan studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UI, jurusan Manajemen Komunikasi hingga meraih gelar Magister Sains. Untuk memperdalam ilmu hukum, dia lantas meneruskan kuliah di University of California Berkeley, Amerika Serikat dan memperoleh titel Master of Laws (LL.M).

 

Bergabung di SSEK sejak 2007 lalu, Winnie mengaku menghadapi beragam tantangan. Mulai dari juggling work & personal life balance, mencari ritme yang tepat dan menentukan skala prioritas, terlebih bagi Winnie yang telah berkeluarga dan memiliki dua anak. Tantangan lainnya adalah keharusan memiliki ketekunan tinggi, karena selalu berhadapan dengan kepentingan stakeholders yang berbeda, baik klien maupun regulator. 

 

BACA JUGA:

Sri Mulyani: Semakin Membaik Menuju Pemulihan

Shinta Widjaja Kamdani: Mewujudkan Sustainable Excellence Company

 

“Industri hukum juga mempunyai tantangan intelektualitas tersendiri, karena sifatnya sangat dinamis dan tidak stagnan, sehingga harus selalu up to date dan curious dengan perkembangan regulasi hukum dan industri klien, serta memiliki cara berpikir yang strategis dalam menganalisis dan memecahkan masalah,” ujar perempuan yang menghabiskan masa kecilnya di Hamburg, Jerman, ini. 

 

Sering mewakili perusahaan besar, perempuan yang meneladani pendiri SSEK, mendiang Dyah Soewito, dan Ira Eddymurthy, ini kerap menangani berbagai transaksi kompleks dan memiliki spesialisasi di bidang merger dan akuisisi, data privasi, healthcare dan fintech. Ketertarikannya pada fintech dikarenakan keinginannya untuk turut berkontribusi pada industri yang dinilainya mempunyai dampak signifikan dalam membantu meningkatkan inklusi keuangan bagi masyarakat yang tidak mempunyai akses terhadap layanan keuangan formal di Indonesia.

 

Selain menangani berbagai transaksi cross-border dan membantu kliennya menavigasi tantangan regulasi, Winnie juga kerap memberikan saran dan masukan kepada regulator di bidang fintech dan perlindungan data pribadi melalui industri, asosiasi, dan chamber of commerce (kamar dagang) dari berbagai negara.

 

 

Pada tahun 2021, Winnie meraih rekognisi internasional dari Who’s Who Legal sebagai satu-satunya leading lawyer perempuan di Indonesia di bidang fintech. “Ini tak lepas dari dukungan dan kepercayaan para klien di industri fintech maupun tim SSEK,” ujar perempuan yang aktif menulis mengenai fintech di berbagai publikasi internasional, seperti Lexology Getting The Deal Through dan The Financial Technology Law Review, guna memberikan gambaran iklim industri dan isu yang dihadapi para pelaku usaha di Indonesia.

 

Tak hanya fokus pada masalah hukum, sebagai seorang pencinta seni yang pernah belajar drawing di Berkeley Art Studio, AS, Winnie sangat peduli soal nasib para seniman selama pandemi. “Awal pandemi, saya dan suami kerap berdiskusi dengan komunitas seniman di Yogyakarta dan Magelang. Kala itu, tantangan yang mereka hadapi sangat berat, terutama bagi seniman muda, yang masih merintis karier. Karya-karyanya belum dikenal publik dan kesulitan menggelar pameran akibat kebijakan social distancing,” bebernya. Menjawab permasalahan tersebut, Winnie beserta suami berkolaborasi dengan Dedi Yuniarto, kurator sekaligus manajer seni rupa independen, yang bekerja sama dengan Dedy Sufriadi, perupa abstrak, yang memprakarsai platform galeri online @200.artgallery. 

 

BACA JUGA:

dr. Ayu Widyaningrum: Menjaga Kualitas & Selalu Berinovasi

Yuli Yulianti: Berdayakan Diri dengan Passion

 

“Galeri online ini menampilkan ragam karya lukis seniman muda dari berbagai daerah dengan harga affordable. Saya dan suami adalah pembeli pertama. Secara aktif kami mengedukasi teman-teman seprofesi di Jakarta untuk turut memperkenalkan dan mengapresiasi karya-karya lukis pada platform tersebut. Awalnya hanya belasan lukisan yang terjual, kemudian terus bertambah menjadi ratusan, hingga terjual ke luar negeri. Kami sangat mendukung penuh kegiatan mereka yang sangat positif dan sebagai apresiasi mereka, beberapa kali kami diundang untuk membuka pameran seni,” tutur anak pertama dari tiga bersaudara ini dengan penuh semangat.

Dalam rangka memperingati HUT ke-77 Republik Indonesia, Winnie berharap semoga kemerdekaan ini dapat dimaknai secara utuh, lahir dan batin. Dan kaum perempuan dapat merdeka dalam menentukan jalan hidupnya, merdeka dari standar ganda dan untuk mendapatkan kesetaraan kesempatan. “Semoga Indonesia semakin menghasilkan banyak women leaders inspiratif pada masa mendatang, yang berdaya dan bersemangat dalam berkarya di bidang yang digelutinya.”

 

Gia Putri | Foto: Edwin Budiarso

 

Baca artikel menarik lainnya di e-magazine Women’s Obsession edisi Agustus 2022