Sejak tahun 1998, L'Oréal-UNESCO For Women in Science telah diselenggarakan lebih dari 19 tahun untuk terus mendukung lebih banyak representasi perempuan di dunia sains.
L'Oréal Indonesia kembali menggelar kegiatan L'Oréal-UNESCO For Women in Science untuk merayakan dan mendukung kiprah para perempuan peneliti Indonesia di bidang sains.
Tahun ini, empat perempuan yang berhasil memenangkan dana riset senilai Rp100.000.000 adalah Novalia Pishesha, Ph.D. (Universitas Harvard), Nurhasni Hasan, Ph.D.,Apt (Universitas Hasanuddin), Rindia Maharani Putri, Ph.D. (Insitut Teknologi Bandung) dan Anastasia Wheni Indrianingsih,Ph.D. (Badan Riset dan Inovasi Nasional).
Acara peresmian tersebut diselenggarakan secara virtual pada Kamis (10/11), bertepatan dengan hari Pahlawan Nasional dan World Science Day for Peace and Development dan Pembangunan untuk merayakan pentingnya peran ilmuwan dan ilmu pengetahuan dunia bagi kemajuan bangsa.
Pada tahun 2021, UNESCO mencatat bahwa proporsi peneliti di dunia hanyalah 33,3%. Sementara di Indonesia, menurut Survei Angkatan Kerja Nasional 2020, hanya 3 dari 10 perempuan Indonesia yang berkarier di bidang sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM).
Baca Juga:
Raih Sertifikat B Corp SukkhaCitta Ciptakan Peluang Ekonomi Sekaligus Merawat Bumi
Hati-hati Penyakit Perampas Nyawa Pneumonia, Siapa Pun Bisa Kena
“Data Statistik Pendidikan Tinggi 2020 Kemendikbud mencatat bahwa jumlah perempuan yang menempuh pendidikan tinggi terus menurun signifikan di setiap puncak. Jumlah mahasiswi Strata 1 adalah 897.731, Strata 260.906 dan tersisa 5245 mahasiswi pada jenjang Strata 3.
Dengan kata lain, drop rate mahasiswi dari Strata 1 hingga Strata 3 adalah sekitar 99,4%. Oleh karena itu kita perlu memupuk minat generasi muda sedini mungkin,” ujar Dr. Itje Chodidjah, MA, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Tidak hanya itu, perempuan yang berkarier di dunia pun masih menghadapi berbagai rintangan seperti gender bias, kepedulian hingga kekerasan seksual yang masih terus berlangsung hingga saat ini. Namun, semua hal itu tidak lepas dari mereka. Para peneliti perempuan terus membuktikan peran penting mereka dalam berbagai bidang penelitian.
Itulah mengapa butuh banyak upaya kolaborasi yang harus dilakukan untuk stop the drop, melawan penurunan partisipasi perempuan muda dalam menekuni dan berkarier di dunia sains.
Pertama dengan mempromosikan pendalaman pendidikan sains bagi perempuan di jenjang pendidikan dasar dan menengah, kemudian mendorong mereka untuk melanjutkan karir di bidang penelitian dengan menghadirkan wadah karier yang inklusif, menciptakan lingkungan kerja yang bebas kekerasan, memberikan apresiasi, publikasi, pembiayaan yang setara.
“Sejak 2004, L'Oréal Indonesia juga telah dilakukan dengan KNIU dan berbagai asosiasi serta komunitas ilmiah untuk mendukung lebih banyak lagi perempuan berprestasi dapat ikut serta secara setara dalam memecahkan berbagai permasalahan, khususnya yang terjadi di Indonesia.
Kami berharap program ini dapat mencetak local heroes yang membawa nama harum Indonesia hingga tingkat internasional,” ujar Fikri Alhabsie, Corporate Responsibility Director, L'Oréal Indonesia.
Diketuai oleh Prof. Dr. Endang Sukara, sembilan jajaran juri L'Oréal-UNESCO For Women in Science tahun ini merupakan guru besar dari berbagai universitas dan institusi ternama.
“Dewan juri telah melakukan proses penilaian yang ketat untuk menilai komentar peserta. Beberapa aspek yang penting adalah metode rumusan penelitian, kebaruan serta manfaat yang bisa dihadirkan. Tahun ini, penelitian pemenang fokus pada bidang kesehatan, pangan dan industri,” kata Prof. Dr. Endang Sukara, Ketua Dewan Juri L'Oréal-UNESCO For Women in Science 2022.
(Elly | Foto: Dok. L'Oréal Indonesia)