Keamanan siber masih menjadi masalah di Indonesia. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) melaporkan telah terjadi lebih dari 108 juta serangan siber yang ditujukan ke Indonesia sejak 1 Januari hingga 7 September 2022. Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka sesi ketiga KTT G20 di Bali November lalu menyebutkan potensi kerugian kejahatan dunia maya terhadap ekonomi dunia bisa mencapai US$ 5 triliun atau Rp78.096 triliun pada 2024 mendatang.
“Serangan siber masih menjadi musuh yang harus kita lawan bersama. Sepanjang tahun 2022, Protergo berhasil mendeteksi dan memblokir lebih dari 100.000 serangan siber. Tidak hanya itu, serangan seluler meningkat secara dramatis pada tahun 2022. Protergo saat ini mendeteksi dan memblokir 15.000 serangan per hari dan menyadari bahwa dalam 6 bulan terakhir, ancaman seluler telah meningkat secara eksponensial.” tambah Marco Cioffi Co-Founder PT Protergo Siber Sekuriti di acara Protergo Year End Media Gathering di Hotel Borobudur (16/12/2022).
BACA JUGA:
Kolaborasi Stellar Women dan TRESemmé Tingkatkan Karier Lewat Women Rise Conference 2022
MarkPlus Conference 2023 Prediksi Dinamika Industri Tumbuh Positif
Beberapa tantangan dunia maya lainnya adalah kebutuhan alat kolaborasi untuk meningkatkan keamanan dunia maya, perlunya melindungi sistem cloud, dan manajemen terintegrasi keamanan siber atau DevSecOps. Protergo juga telah diproyeksikan sebagai tren tantangan dunia maya yang akan dialami Indonesia di tahun depan.
Sejak awal didirikan Protergo memiliki berkomitmen untuk memperkuat keamanan siber dan melindungi Indonesia dari berbagai ancaman siber dengan memaksimalkan talenta lokal. Sepanjang tahun 2022 Protergo mengalami perkembangan yang signifikan dan telah dipercaya lebih dari 100 klien korporat lintas bisnis.
“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung tidak hanya bisnis Protergo tetapi juga ekosistem siber di Indonesia untuk membuatnya lebih kuat. Kami telah membangun segmen layanan yang kuat dalam 3 tahun terakhir dan mengembangkan lebih dari 150 talenta lokal dalam keamanan siber. Kita harus bergerak sekarang untuk mengembangkan produk inovatif untuk sektor keamanan siber yang dapat diekspor ke luar negeri,” ujar Marco Cioffi, Co-Founder PT Protergo Siber Sekuriti.
Melindungi keamanan cyber secara holistik, Protergo memiliki 4 produk. X-Force - Next Gen SOC ditujukan untuk memantau sumber daya internal perusahaan. Radar - Next Gen SOC berfungsi memantau sumber daya eksternal perusahaan. Sementara, Sentinel - Next Gen Antivirus untuk 0-days, APT, dan perlindungan seluler. Lalu, Black - Pengujian Penetrasi Otomatis dengan simulasi tim merah/hitam dunia nyata.
BACA JUGA:
McDonald’s Rayakan 30 Tahun Hadir di Indonesia
Muslim LifeFair Bandung 2022 Perluas Pasar Produk Halal
Tahun ini, Protergo juga mengantongi sertifikat CREST, yaitu akreditasi yang menetapkan standar profesional untuk pengujian penetrasi. Sertifikasi ini diakui di seluruh dunia oleh industri jasa profesional dan pembeli sebagai indikasi terbaik dari pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi.
Protergo dan Indonesia harus bergerak untuk mengembangkan sektor keamanan siber yang lebih kuat. Indonesia memiliki lebih dari 260 juta penduduk dan mesti memanfaatkan ini untuk membangun sektor layanan yang kuat. Selain itu, kita harus mulai mengembangkan perangkat lunak keamanan siber sendiri untuk perlindungan nasional. Protergo telah mengembangkan Sentinel, perangkat lunak perlindungan keamanan siber pertama untuk aplikasi seluler.
“Sekarang kami meluncurkan Vigo, yaitu pemindai keamanan siber pertama yang khusus berfokus untuk infrastruktur digital Indonesia. Protergo tidak akan pernah berhenti memanfaatkan apa yang kami miliki untuk memperluas dan memperkuat sistem pertahanan siber kami, untuk memberikan perlindungan maksimal kepada pengguna kami,” tambah Marco Cioffi. (Elly | Foto: Dok. Protergo)