Revoluta Art Space menggelar pameran seni bertajuk 'Di Luar Ruang' yang dihelat di The Ritz Carlton, Jakarta. Hilmar Farid selaku Dirjen Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kemendikbudristek, menyatakan apreasiasinya atas acara ini.
"Pameran ini menghadirkan karya dari para perupa Indonesia, mulai dari perupa senior kita seperti Amrus Natalsya maupun para perupa muda. Karya yang dihadirkan telah melalui proses kurasi sedemikian rupa sehingga selaras dengan tema pameran Di Luar Ruang.
Jika selama ini pameran seni rupa umumnya dilakukan di museum, maka pameran kali ini membawa karya seni ke ruang yang berbeda. Maksudnya tidak lain untuk memperluas audiens dengan harapan bisa meningkatkan minat masyarakat luas pada karya seni yang berkualitas" kata Hilmar.
Baca Juga:
Skinproof Gelar Diskusi Edukatif Tekankan Pentingnya Kredibilitas Produk Kosmetik
Penampilan POTRET Di JCW 2023 Hari Kedua Disambut Meriah
Selain membahas tentang pameran, dia juga menyatakan pujian terhadap salah satu perupa yang ikut serta di acara kali ini yakni Andriani Latania.
"Saya juga baru tahu kalau beliau juga melukis. Karena saya mengenalnya sebagai kakak kelas di Lab School. Saya melihat karya beliau sebagai hasil karya yang thoughtful sekali," tuturnya.
Tema yang diangkat oleh Andriani sendiri adalah kekuatan identitas personal, faithfulness yang menjadi bentuk afirmasi Andriani baik kepada dirinya sendiri maupun kepada dunia. Tema ini menjadi afirmasi bahwa menjadi independent tidak dapat lepas dari kemampuan kita untuk tetap setia terhadap prinsip.
"Saya sudah mencintai seni sejak kecil. Karena itu saya memahami bahwa dalam suatu penciptaan karya seni, dibutuhkan suatu proses. Disitulah nilai utama yang harus menjadi pegangan dari setiap pelaku seni, yakni keberanian untuk berekspresi, dan menerima esensi dari berkarya yaitu tidak ada karya yang dilahirkan melalui begitu saja tanpa melalui suatu proses," kata Andriani.
Dia menambahkan, "Dalam ruang masyarakat saat ini, perempuan seakan-akan berada di tengah sungai pemikiran yang mengalir deras. Lukisan ini merupakan representasi dari keadaan psikologi perempuan yang independent dan ekspresif di tengah berbagai peran yang dijalani oleh perempuan dalam masyarakat."
Baginya, prinsip terdiri dari berbagai nilai yang dibentuk oleh norma dan tuntutan sosial yang merupakan pondasi utama bagi perempuan untuk tidak kehilangan dirinya. Keberanian perempuan untuk melepaskan diri dari stereotype serta tuntutan sosial menjadi jiwa utama dalam lukisan ini.
(Indah | Foto: Edwin Budiarso)