Henry Husada, pria asal Kota Parahyangan Bandung ini, merupakan salah seorang pengusaha yang memulai bisnis dari bawah. Bekerja keras sejak usia 7 tahun ketika teman-teman seusianya masih asyik bermain, dia sudah merasakan kerasnya kehidupan. Hal tersebut tentu menjadikannya memiliki mental baja, menjadikannya seorang pengusaha tangguh. Jatuh bangun dirasakan, namun Henry mampu bangkit lagi. Apalagi ketika dia mengingat bahwa tujuan utamanya menjadi seorang entrepreneur adalah ingin hidupnya bermanfaat bagi banyak orang. Untuk itu, tak ada kata menyerah baginya.
Henry memulai bisnisnya dari bidang fashion. Jika kita masih ingat beberapa puluh tahun lalu, Bandung dikenal dengan Cihampelas yang menjadi salah satu destinasi wisata di kota Bandung. Kawasan Cihampelas kala itu begitu menarik perhatian para wisatawan lantaran di sepanjang jalan berderet outlet baju tematik tokoh superhero, lengkap dengan patung superhero besar berdiri kokoh di depan outlet. Henry yang juga menyukai dan terinspirasi pada tokoh-tokoh superhero menjadikan mereka inspirasi dalam berbisnis.
Dia memang pengusaha yang pandai melihat peluang. Pun ketika awal mula jalan tol Cipularang resmi beroperasi, dia melihat kesempatan bahwa akan semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke Bandung, terutama dari Jakarta. Dia pun langsung memanfaatkan peluang tersebut dengan membuka beberapa hotel di kota Bandung di bawah naungan KAGUM Group. Dengan demikian, dia membantu membuka lapangan pekerjaan baru dan menyerap tenaga kerja yang cukup banyak.
BACA JUGA:
Irvandi Ferizal: Transformasi Human Capital Persiapkan Future Ready Team
Arief Syarifudin: Memenuhi Kebutuhan Berkendaraan Anak Muda Indonesia
Keluar dari Zona Nyaman
Henry mengisahkan, sebelum terjun menjadi seorang entrepreneur, dia sempat bekerja menjadi pegawai di beberapa perusahaan. Dia lantas berpikir, jika terus-terusan menjadi pegawai dan tak mulai berwirausaha, dia hanya memikirkan diri sendiri sementara banyak orang di luar sana yang membutuhkan bantuannya minimal dengan membantu menyerap tenaga kerja. Henry pun keluar dari zona nyaman dan memulai langkah baru, menjadi seorang entrepreneur.
“Saya ingin hidup saya bermanfaat bagi orang lain. Awalnya, saya juga seorang pegawai, bekerja kepada orang. Saya merenung dan berpikir, apakah betul hidup kita hanya seperti ini saja. Jadi, saya memutuskan diri untuk menjadi entrepreneur, dengan tujuan agar bisa membantu banyak orang,” ucap Henry dengan tulus.
Ya, apa yang menjadi tujuan hidup Henry itu bukanlah omong kosong. Terbukti saat pandemi Covid-19 lalu saat sektor pariwisata terpuruk, termasuk hotel yang banyak memilih gulung tikar, hebatnya dia tak melakukan pengurangan karyawan. Meski diakuinya masa pandemi tersebut merupakan masa yang cukup berat baginya lantaran berimbas pada bisnisnya, namun Henry menegaskan dia tak melakukan pengurangan karyawan, sebab dia masih memiliki hati nurani dan memikirkan nasib para karyawannya. Kembali dia teringat apa tujuan hidupnya dan tujuannya menjadi seorang entrepreneur, tak lain ingin hidup bermanfaat bagi orang lain.
Semangat Membangkitkan Pariwisata Indonesia
Kini pandemi telah berlalu, industri pariwisata pun perlahan-lahan mulai bangkit. Henry berharap, pariwisata Indonesia bisa makin berkibar dan bersinar. Dengan penuh semangat dia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama membangkitkan kembali pariwisata Indonesia, dengan cara berwisata di dalam negeri saja. Tak ingin melewatkan momentum kebangkitan industri pariwisata pascapandemi, dia membangun sebuah destinasi kawasan wisata baru di Jawa Barat, yaitu di Depok dan Kuningan. Dia tidak ingin industri pariwisata terus terpuruk akibat pandemi. Dia ingin turisme di semua daerah di Tanah Air bisa hidup.
“Saya sedang mengembangkan kawasan wisata yang menarik dan berbeda di Depok dan Kuningan. Ada perpaduan antara lifestyle, hiburan, dan edukasi. Tentunya melibatkan penduduk dan pengusaha sekitar supaya bermanfaat dan menjadi satu kebanggaan bahwa di Depok dan Kuningan ada tempat wisata yang menarik, sehingga menjadi pilihan wisata masyarakat Indonesia,” Henry menggambarkan pengembangan bisnisnya ke depan. Dengan membuka bisnis baru, akan terbuka lapangan pekerjaan baru yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain.
BACA JUGA:
Ricky Thio: Optimis dengan Industri Mobil Premium Indonesia
Andi Renreng: Extreme to the Core
Selalu Mengandalkan Tuhan
Puluhan tahun menjadi pebisnis, tentu banyak rintangan dan tantangan yang harus dihadapi. Perjalanan bisnisnya tak selamanya mulus. Ada kalanya menghadapi berbagai masalah dan cobaan dalam bisnis. Namun, bukan Henry namanya jika terus terpuruk meratapi nasib kegagalan. Dengan tegas dia mengatakan, kegagalan adalah sebuah pembelajaran bukan untuk diratapi.
“Kita tidak boleh meratapi kegagalan tapi jadikan itu pelajaran. Tidak usah malu kalau memang gagal. Namun, ingat tidak ada kata terlambat untuk memulai lagi,” tegasnya. Begitu pun ketika sedang berjaya, dia berusaha untuk tidak sombong dan tetap membumi. Ketika terpuruk juga dia berusaha tetap semangat dan tidak kehilangan kepercayaan diri. Tetap bangkit dengan mengingat tujuan awal dan tujuan hidup sebenarnya, yaitu ingin memberikan manfaat bagi orang lain.
Ketika menemui masalah dalam bisnis dan dalam hidup, pria religius ini selalu ingat dan mengandalkan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa. Begitu pun dalam kondisi suka cita, Henry yang juga sering khutbah dan memberikan kesaksian di gereja ini pun tak pernah melupakan Tuhan.
“Permasalahan pasti ada. Kita bukan manusia yang sempurna. Jangan lupa ada satu yang harus terus kita ingat, kita harus bersujud menyembah dan meminta pertolongan Tuhan, itu yang maha dahsyat. Saya telah mengalaminya! Berkali-kali saya jatuh, saya maju lagi, saya jatuh maju lagi, tapi saya tidak ada putus-putusnya berlutut di hadapan Tuhan untuk memohon kepada-Nya, Tuhan memberikan saya jalan. Tetapi ingat bukan hanya di saat kita susah, di saat kita jatuh saja kita ingat Tuhan. Pada saat kita sukacita, atau saat kita maju, kita juga harus senantiasa tidak lupa kepada Tuhan Sang Pencipta, Tuhan yang kita percayai yang kita imani. Tetaplah selalu mengandalkan Tuhan dalam hidup kita apa pun kondisinya!” tambahnya dengan rendah hati. (Suci Yulianita | Foto: Sutanto)