Didorong keinginan untuk tetap bekerja meski telah menjadi seorang ibu, Dea Carissa dan Putu Ayu Kartika Utami memutuskan untuk membuat bisnis tableware yang diperkenalkan dengan nama Carramica. Memiliki bisnis di usia muda, keduanya menerapkan gaya kepemimpinan yang demokratif. Dea dan Tika ingin tim Carramica selalu terbuka tentang apa saja masalah yang dimiliki, agar bisa bersama-sama mencari jalan keluarnya. Selain itu, mereka juga ingin timnya memiliki sense of belonging yang tinggi dan bekerja dengan hati.
Seperti apa latar belakang berdirinya Carramica?
Dibangun pada masa pandemi, bisnis ini dimulai saat kami melihat banyak pabrik keramik yang menjual produknya, karena tidak bisa diekspor akibat pandemi. Saat itu, kami membeli produk-produk tableware untuk diberikan kepada teman-teman sebagai kado. Setelah beberapa kali repeat order, kami pun terpikir untuk mulai berjualan. Berawal dari sukses membentuk pasar berkat produk kurasi kami yang dikenal bagus, kami akhirnya membuat desain eksklusif yang dibuat langsung oleh Tika.
Baca Juga:
Putri Alam: Bersinergi Melesat Maju dalam Ekosistem Digital Global
Nouhaila Benzina Jadi Pesepak Bola Pertama yang Kenakan Hijab di Women’s World Cup 2023
Hal ini juga yang membedakan produk buatan Carramica dengan tableware lain, yakni desain yang terbatas dan tidak dijual di tempat lain. Awalnya kami tidak mengkhususkan diri berjualan hampers, jadi hanya fokus bagaimana caranya keramik bisa sampai ke rumah customer dengan selamat. Saat itu pun jika ada yang order untuk kado hanya diberi pita. Seiring berjalannya waktu, ternyata kami melihat repeat order yang dilakukan customer kami adalah untuk kado dan bukan pemakaian pribadi. Sejak saat itu, kami membuat packaging khusus dengan desain yang juga eksklusif.
Di antara banyaknya pilihan produk homeware, mengapa memilih keramik?
Mulanya kami suka memberikan kado perlengkapan makan kepada teman saat ada yang menikah atau ulang tahun dan melihatnya memang sangat lucu-lucu. Selama ini, piring di rumah polos-polos, ternyata ada banyak keramik yang lucu dan harganya masih terjangkau. Sayangnya, selama ini yang dikenal kebanyakan produk luar. Padahal banyak juga yang lucu dan produk lokal, tapi tidak terkenal. Saat itu, kami merasa harus membawa produk lokal ini jadi lebih dikenal.
Seperti apa tantangan yang dihadapi saat membesarkan Carramica?
Tantangan paling besar adalah space, karena keramik berat jadi dari segi warehouse dan sebagainya kita butuh space luas. Apalagi, kalau lagi peak season itu bisa 10 kali lipat dari stok biasa. Selain itu, tantangan kedua kita membutuhkan support system. Kalau tidak ada support system dan tidak diridai suami itu bisa menjadi penghalang.
Bagaimana pun suami, orang tua, dan mertua itu akan menjadi support system saat kita menjalankan sebuah bisnis. Sebagai mompreneur, dukungan dari keluarga juga sangat dibutuhkan saat kami harus mengurus bisnis dan meninggalkan anak-anak di rumah. Tugas di rumah harus didelegasikan, agar bisa fokus mengurus bisnis.
The next big things untuk Carramica?
Kami ingin Carramica jadi sustainable business. Sementara, yang paling dekat kami mau membuat exclusive hampers berkolaborasi dengan produk-produk lokal. Baru-baru ini kami juga meeting dengan pemilik salah satu produk dari Bandung dan paling dekat nanti produk untuk edisi Natal. Kenapa kami menggandeng produk lokal, karena kami ingin sama-sama berkembang sebagai sesama local brand.