Sinergi & Kolaborasi untuk Perempuan Indonesia

Melani Leimena Suharli, Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat

 

Memasuki semester kedua 2023, Melani Leimena Suharli yang merupakan anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Partai Demokrat tak henti berkegiatan melakukan tugas yang diamanahkan kepadanya. Fokus pada pemulihan ekonomi UMKM, dia pun gencar mendorong sinergi mitra-mitra Komisi VI dengan UMKM, termasuk dengan BUMN yang berkewajiban menyisihkan sebagian laba usahanya dalam rangka mendukung pengembangan dan pemberdayaan berbasis lingkungan.

 

“Melihat peran penting BUMN untuk pemberdayaan, saya menekankan agar program bantuan CSR atau dalam terminologi saat ini dikenal dengan sebutan TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) harus menjadi komitmen Kementerian BUMN untuk membantu masyarakat secara luas,” tutur Melani kepada Women’s Obsession.

 

BACA JUGA:

Kepedulian yang Tinggi Terhadap Masyarakat

Tingkatkan Kompetensi UMKM

 

Perempuan yang telah mengabdi sebagai wakil rakyat selama tiga periode ini bergerak membantu para pelaku UMKM di akar rumput, terutama di wilayah dapilnya. Tak hanya memberikan motivasi, Melani juga membantu akses UMKM ke lembaga yang bisa bersinergi. Misalnya, dari mitra-mitra Komisi VI yang membidangi UMKM, Jakpraneur, LPDB, Bank Pemerintah, Pegadaian, PNM dan sebagainya yang terkait dengan pembiayaan UMKM.

 

Berlatar pengusaha, Melani pun menyadari pentingnya promosi bagi UMKM, agar makin dikenal khalayak. Dia turut membantu mempromosikan produk-produk UMKM melalui situs pribadinya yang makin masif setelah duduk di Komisi VI DPR. Syaratnya pun cukup mudah. “Agar bisa dipromosikan tidak ada syarat khusus, yang penting mereka serius, mau belajar, dan tidak pantang menyerah,” ungkap perempuan yang selalu menyambut UMKM yang ingin maju, berkembang, dan naik kelas ini.

 

Mengunjungi pekerja migran Indonesia di Malaysia

 

Bersama mitra Komisi VI DPR RI, yaitu Kementerian Koperasi, UKM, Kementerian BUMN, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Investasi, Melani mengajak mereka terlibat dalam berbagai sosialisasi dan pelatihan-pelatihan terkait keterampilan usaha bagi warga di daerah pemilihan. Berbagai usaha menjadi binaannya, mulai dari industri makanan, bengkel, toko kelontong, bahkan sampai industri batik. Di dalam pelatihan-pelatihan tersebut dia lebih banyak memprioritaskan perempuan, seperti guru PAUD, agar mereka mampu mandiri dan berdaya.

 

Pekerja migran Indonesia (PMI) turut menjadi perhatian Melani, karena remitansi mereka untuk devisa Indonesia adalah terbesar kedua setelah sektor migas. Tapi fakta di lapangan, PMI masih menjadi profesi yang dipandang sebelah mata, sehingga tidak ada service excellent. Menurutnya PMI harus ditempatkan sejajar dengan profesi yang lainnya. 

 

 

Kepeduliannya terhadap kaum hawa ditunjukkannya pula dengan mendorong peningkatan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan politik. Masih rendahnya angka keterwakilan perempuan di parlemen sedikit banyak berpengaruh terhadap isu kebijakan terkait kesetaraan gender dan belum mampu merespons masalah utama yang dihadapi oleh perempuan. Selain itu, dia kerap memberikan gagasan terkait perundang-undangan properempuan dan anak di ruang publik.

 

Memegang teguh filosofi ‘Muda adalah kekuatan, tapi tua masih tetap berkarya’, Melani mengajak anak muda Indonesia jangan takut untuk berkarya, takut kekurangan informasi, narasi, ataupun inspirasi. Namun, takutlah ketika kehilangan konteks, kehilangan logika, rasa, dan etika. Tak ingin kalah dari generasi yang lebih muda, Melani ingin di usia tua pun tetap mampu berkarya. Menjadi tua adalah proses fisiologis, artinya normal terjadi pada tubuh. “Menjadi tua bukan berarti harus berhenti berkarya untuk masyarakat. Meskipun umur semakin tua, jangan mau kalah, mari berkontribusi demi kemajuan bangsa,” ujarnya bersemangat.

 

Semangat itu terus dijaganya, terutama dalam memperingati kemerdekaan Republik Indonesia. Dia berharap semoga Indonesia makin lebih baik dan khusus untuk perempuan juga makin berperan dari waktu ke waktu. “Ke depannya saya berharap pemberdayaan perempuan menemukan tujuannya, yaitu mampu membangun eksistensi dan berhak menentukan pilihannya sendiri. Perempuan mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidup melalui proses dialog,” tandasnya. Nur A | Dok. Pribadi