Srikandi Demokrat Ratnawati: Serap Aspirasi Bangun Negeri

Plt Ketua DPC Partai Demokrat Cirebon

 

Menjalani aktivitas sebagai anggota partai politik memang baru digeluti Ratnawati beberapa tahun terakhir. Namun, jauh sebelumnya dia sudah terjun dalam berbagai organisasi kemasyarakatan maupun sebagai sukarelawan dalam kegiatan politik di lingkungan sekitarnya. Ketika memutuskan pensiun dini pada 2018, dokter yang pernah menjadi ASN di Dinas Kesehatan Kota Bekasi ini pun aktif terlibat menemani sang suami menyambangi konstituen di daerah pemilihan saat reses.

 

“Saya ikut turun melihat situasi di lapangan. Ternyata di Indramayu masih banyak penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Saya pun kerap memberi masukan kepada suami mengenai perbaikan-perbaikan yang bisa dilakukan. Dari situlah saya kemudian didorong untuk masuk menjadi anggota partai, supaya bisa menjangkau masyarakat lebih luas lagi,” tutur istri Herman Khaeron ini.

 

Atas dukungan sang suami pula, pada 2020 perempuan yang akrab disapa Ratna ini memberanikan diri maju sebagai kandidat wakil bupati Indramayu mendampingi calon bupati Muhamad Sholihin. Selama tiga bulan berkampanye, dia pun makin mengenal siapa konstituennya. Meskipun tidak berhasil terpilih, Ratna yakin ada rakyat yang mempercayainya. Langkahnya tidak terhenti sampai di situ, karena dia kemudian diamanahi sebagai bendahara DPD Partai Demokrat Jawa Barat hingga saat ini.

 

BACA JUGA:

Ratri Paramita: Pantang Menyerah pada Tantangan

Premita Fifi Widhiawatia: Jaga Amanah dan Harapan Nasabah

 

Menyoroti masalah kesejahteraan masyarakat, Ratna yang juga Pembina Yayasan Mitra Sehati menaungi lebih dari 2000 UMKM di Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon dan Kabupaten Indramayu. Yayasan Mitra Sehati adalah wadah yang menaungi berbagai UMKM dan merupakan binaan Persaudaraan Istri Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat di setiap daerah pemilihan di seluruh Indonesia. Mitra Sehati juga menjadi wadah pemberdayaan dan permodalan bagi seluruh UMKM Mitra Sehati.

 

Ratna sering kali turut serta dalam berbagai program edukasi untuk UMKM, mulai dari pengembangan produk hingga masalah permodalan. Di Indramayu sendiri ada tiga kelompok yang menjadi binaan Mitra Sehati, yakni kelompok usaha kuliner, fashion, hingga perbengkelan untuk anak-anak muda.

 

Ratna juga selalu membawa produk-produk UMKM setiap kali menemani suaminya bepergian ke luar negeri dan menanyakan kepada atase perdagangan di sana mengenai peluang kerja sama ekspor UMKM binaannya. Melalui Mitra Sehati, Ratna gencar pula membantu UMKM mengenai akses permodalan ke perbankan.

 

 

“Saya ingin ke depannya mereka tidak perlu kredit, melainkan kerja sama dengan koperasi yang bisa juga membantu dari sisi modal. Apalagi sampai terjerat pinjol atau lintah darat. Kami memberikan pembinaan pada pelaku UMKM bagaimana mengakses permodalan dari bank-bank BUMN maupun PNPM Mandiri yang ada di pedesaan sekaligus memberikan bantuan permodalan,” papar perempuan yang kini menjabat sebagai Plt Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Cirebon ini.

 

Ratna yang juga bakal calon legislatif DPRD Jawa Barat untuk daerah pemilihan (dapil) Jabar XII (Cirebon dan Indramayu) menegaskan, siap menyebarkan timnya untuk mendata pelaku UMKM untuk pengembangan lebih lanjut. 

 

Aspek kesehatan juga menjadi salah satu program yang mendapat perhatian Ratna untuk maju dalam pemilihan umum daerah tahun depan. Menurutnya, stunting masih jadi isu utama, selain akses untuk mendapatkan layanan kesehatan seperti BPJS Kesehatan.

 

 

“Padahal kita memiliki sumber daya alam yang melimpah. Kabupaten Indramayu dan Kabupaten/Kota Cirebon sebagai basis dapil saya untuk maju menjadi DPRD Provinsi Jawa Barat nomor satu sebagai lumbung padi. Ikan juga banyak tersedia di laut,” ujar anak kedua dari tujuh bersaudara ini. Menurutnya, masalah ini perlu ditindaklanjuti dengan melibatkan berbagai stakeholder.

 

Persoalan lainnya adalah masalah tingkat pendidikan di Indramayu dan Cirebon yang juga masih tergolong rendah, jika dibandingkan dengan daerah lain. Pendidikan bahkan sering tidak menjadi prioritas, terutama bagi anak-anak perempuan. Hal ini dapat memicu munculnya masalah lain, seperti masalah pekerja anak, buruh migran perempuan dan perkawinan anak di bawah umur.

 

 

Sebagai ibu dari tiga orang putri, Ratna merasa persoalan pendidikan ini sangatlah penting. Pendidikan membantu perempuan mengembangkan potensi mereka secara pribadi, profesional, dan sosial.

 

“Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan, perempuan memiliki lebih banyak peluang untuk berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan dan berkontribusi secara aktif dalam pembangunan masyarakat,” pungkasnya menutup pembicaraan dengan Women’s Obsession.