Ghea Panggabean Luncurkan Tableware Bermotif Kain Jumputan

Ghea Panggabean kembali menggandeng ZEN Tableware untuk kelima kalinya. Kali ini, keduanya meluncurkan koleksi terbaru dengan mengangkat lagi motif kain Jumputan yang sudah menjadi ciri khas Ghea.

 

Koleksi Jumputan Palembang dan Lawon Pelangi Series yang diluncurkan tersedia dalam beragam warna, seperti orange, maroon, avocado green, dan celadon green. Memerlukan waktu sekitar enam bulan hingga satu tahun untuk pengerjaan desainnya sampai sempurna, produk ini terdiri dari breakfast set, lunch set, high tea, dan dinner set.

 

 

Baca Juga:

Kolaborasi MIWA dan Kedutaan Besar Sri Lanka, Kerja Sama Kebaikan untuk Donasi Edukasi

Monster Curry Buka Gerai Pertamanya di Jakarta

 

 

“Membuat desain untuk tableware rasanya cukup sulit, karena prosesnya panjang dan rumit. Bayangkan proporsi gambarnya harus disesuaikan dengan bentuk produknya. Belum lagi untuk mendapatkan warna yang benar-benar saya inginkan harus dicoba berulang kali, seperti pewarnaan pada pakaian,” ungkap Ghea.

 

Ghea Panggabean sendiri dikenal sebagai salah satu figure yang begitu mencintai kain tradisional. Bahkan, rasanya tidak akan lengkap bila tidak menyebut namanya saat membahas kain. Berbekal kecintaannya, dia pun tidak pernah berhenti membuat karya berupa pakaian yang telah ditekuninya selama lebih dari 43 tahun.

 

 

 

 

Pernah disebut sebagai ‘Ratu Jumputan’, Ghea bekerja sama dengan para pengrajin kain Jumputan di Palembang untuk memproduksi koleksi ready to wear. Seiring berjalannya waktu, dia pun mengembangkan koleksinya dalam versi baru, yakni designer tableware. Koleksi alat makan awalnya terinspirasi keindahan corak dan warna kain antik Pelangi Palembang berwarna maroon.

 

Seperti halnya merancang pakaian, menurutnya, membuat desain untuk tableware terbilang menantang. Ghea kemudian menuangkan inspirasinya tersebut ke dalam peranti makan dan tea set dengan dominasi warna merah maroon yang merupakan rona kesukaannya.

 

“Nenek saya berdarah Belanda, dengan tradisi minum kopi, setiap tamu datang tuan rumah menawari kopi. Di sana setiap keluarga punya cangkir sendiri-sendiri yang berbeda motif dan warnanya jadi tidak mungkin tertukar. Nenek dan ibu saya punya banyak koleksi tea cup, saya jadi ikut senang membeli tea cup,” tutup Ghea.