Aldrie menjadi brand fashion lokal yang sukses membawa nama Indonesia ke kancah internasional. Tampil pada hari keempat ajang BRICS+ Fashion Summit yang berlangsung di Moskow, Aldrie mengusung tema eco-friendly fashion.
Aldrie Indrayana yang menjadi sosok di balik label tersebut menggunakan metode upcycling dalam menciptakan koleksinya. Metode ini dilakukan dengan memodifikasi barang-barang bekas yang dapat digunakan kembali dan memberinya tampilan baru.
Baca Juga:
Konsep Ramah Lingkungan Pomelo yang Tetap Trendy
Resmikan Toko Terbesar di Indonesia Bobo Tokyo Setia Hadirkan Gaya Minimalis
Keseluruhan koleksi yang ditampilkan di Parking Gallery Zaryadye Park, termasuk di BRICS+ Fashion Summit, menampilkan nuansa grunge dan trendy gloom.
“Pada koleksi ini, kami turut mempresentasikan lebih banyak semburat warna gelap, humor yang suram, dan mengambil referensi dari gaya gotik,” tutur Aldrie dalam keterangan tertulisnya.
Gaya yang cenderung multi-layered dan sedikit sembrono yang ditampilkan pada panggung catwalk dilengkapi dengan gaya rambut mewah, riasan berani, dan aksesori unik. Bahkan, banyak model yang berjalan di catwalk tanpa alas kaki.
BRICS+ Fashion Summit Moskow menjadi pusat fashion dan mempertemukan para delegasi dari 60 negara. Asia Tenggara diwakili BRICS+ Fashion Summit dengan enam delegasi, termasuk Ali Charisma, Direktur Indonesian Fashion Chamber (Indonesia).
Para desainer yang turut bergabung, di antaranya Aldrie Indrayana, perancang womenswear, Jay Ishak, President of Malaysian Official Designers Association (MODA) (Malaysia), Baltazar Magallon, Founder and Director of Manila International Film Festival and Manila Fashion Week (Filipina), dan lain-lain.
Konferensi ini mencakup banyak hal, yakni program bisnis dengan 200 pembicara, Fashion Intensive Course dengan para profesor sekolah fashion dari 15 negara, dan showroom B2B dengan 130 desainer yang berpartisipasi. Tak ketinggalan 11 fashion show dari 11 negara, festival fashion short film World Fashion Shorts, dan masih banyak lagi.