Tidak banyak orang tahu bahwa tanggal 16 Januari diperingati sebagai Hari Makanan Pedas Sedunia. Hari khusus ini dimaksudkan untuk mengakui sejarah rempah-rempah yang sudah ada sejak 6.000 tahun yang lalu. Hari ini diperingati tidak hanya menyoroti kontribusi rempah-rempah pada makanan, tetapi juga bagaimana rempah-rempah secara khas membentuk masakan tertentu di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, makanan pedas merupakan salah satu bagian dari kehidupan banyak masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari sejarah kita yang dikenal karena kekayaan dan keanekaragaman rempah-rempahnya, salah satunya cabai sebagai bumbu makanan.
Makanan pedas ternyata juga menjadi salah satu produk yang mengalami peningkatan transaksi di marketplace seperti Tokopedia. Produk makanan pedas, seperti sambal bawang, sambal terasi hingga sambal cumi, mengalami rata-rata kenaikan lebih dari 4 kali lipat sepanjang 2023 dibandingkan 2022.
BACA JUGA:
MST Golf Group Berhad Buka Gerai Pertama Di Indonesia, Usung Konsep One Stop Shopping
MG 4EV dan MG ZS EV Produksi Dalam Negeri Dibanderol Kurang dari 500 Juta
“Selain itu, Tokopedia mencatat Papua Barat sebagai salah satu daerah dengan kenaikan tertinggi untuk pembelian makanan pedas melalui Tokopedia, yaitu dengan peningkatan lebih dari 10 kali lipat sepanjang 2023 dibandingkan periode yang sama di 2022,” ujar Category Development Senior Lead Tokopedia, Revie Jefta Akhwilla.
Dalam rangka merayakan Hari Makanan Pedas Sedunia 2024, Tokopedia pun membagikan kisah sukses pelaku usaha Oelek dan Mr Crispy. Keduanya berhasil memberdayakan para petani lokal cabai dan meraih omzet signifikan dengan memanfaatkan kampanye Tokopedia NYAM!.
Tumbangnya usaha restoran keluarga di awal pandemi mendorong Carel Setiawan mencari berbagai cara, agar usaha orang tuanya bisa bangkit kembali. Dia memulai dari jualan siomay secara online lewat Tokopedia, hingga akhirnya mencoba jualan sambal dan ternyata hasil penjualannya bagus.
Bisnis sambal yang dijuluki ‘Oelek’ akhirnya ditekuni secara online sejak tahun 2021. Variasinya kini makin beragam, mulai dari sambal cumi, sambal ayam suwir dan sambal se’i sapi. Carel mengaku membeli bahan langsung dari pasar tradisional di Pasar Lama Tangerang dan Pasar Cikokol.
Sama dengan Carel, Andrianto Sunggoro pendiri Mr Crispy juga bekerja sama dengan sejumlah penjual cabai dan bawang dari pasar tradisional di DKI Jakarta. Pria yang sempat membuka usaha ayam geprek ini belajar berjualan online ketika pandemi melanda.
“Kini, walau hampir seluruh cabang restoran Mr Crispy tutup akibat pandemi, kami sangat bersyukur kehadiran platform online, seperti Tokopedia, telah membawa rezeki lebih banyak bagi Mr Crispy. Berkat Tokopedia, Mr Crispy bisa mendapatkan omzet bulanan hingga ratusan juta rupiah. Sedangkan kenaikan omzet saat ini dari keseluruhan penjualan online mencapai 10 kali lipat dibandingkan sebelum pandemi lalu,” ungkap Andrianto.