Sepanjang Februari hingga pertengahan Maret, Galeri Indonesia Kaya mengangkat tema tari untuk mendekatkan kembali aneka ragam tari tradisional yang ada di Indonesia ke hadapan para penikmat seni. Salah satunya pertunjukan bertajuk ‘Lelangen Beksan: Kusumaning Rat’ pada Sabtu (17/2/2024).
Diadakan untuk merayakan Imlek, pertunjukan tari persembahan Kelompok Tari Padnecwara ini terdiri dari dua tarian. Menceritakan kisah inspiratif dua perempuan yang memiliki kecantikan yang luar biasa, kecerdasan, kepribadian yang teguh dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Kedua perempuan itu adalah Kelaswara, seorang putri raja Kelan, dan Adaninggar, putri dari Cina. Kedua perempuan mulia yang memiliki keelokan dan kesungguhan mereka dalam menjaga nilai-nilai yang menjadikan mereka menjuluki “Kusumaning Rat”, yaitu perempuan pilihan.
BACA JUGA:
Pameran Tunggal ‘Cosmic Echoes’ Ferdy Thaeras di Artotel Suites Mangkuluhur Jakarta
“Pertunjukan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menghadirkan pesan moral mendalam tentang kemanusiaan. Pertunjukan ini juga mengedukasi penikmat seni tentang akulturasi antara budaya Jawa dan juga Cina yang ditampilkan dengan amat indah,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.
Rury Nostalgia selaku penata tari Padnecwara mengungkapkan, “Kali ini saya sebagai penata tari berkolaborasi dengan penata gending Lukas Danasmoro menghadirkan sebuah pertunjukan yang memadukan tarian Jawa dan Cina yang diiringi gamelan serta para penari Padnecwara untuk membawakan kisah Kelaswara dan Ananinggar.”
Dibuka Tari Pamungkas karya S. Ngaliman yang dibawakan tiga penari laki-laki, pertunjukan dilanjutkan dengan tarian utama yang ditarikan tujuh penari perempuan. Nuansa dua budaya tampak pada baju putih berlengan lebar dan bawahan berupa kain panjang berwarna merah.
Tak hanya tampil sebagai salah seorang penari, Rury juga melantunkan tembang yang mengiringi sepanjang tarian. Putri pendiri kelompok tari Padnecwara, Retno Maruti, ini mengatakan mereka telah berlatih selama tiga bulan untuk pertunjukan kali ini.
Menurut Retno Maruti, para penari Kusumaning Rat bisa dibilang berusia dewasa. Tidak ada alasan khusus, selain sebagai bentuk inklusivitas, bahwa siapa pun bisa ikut menari tak peduli usia. Uniknya, anggota kelompok tari ini sebagian besar adalah perempuan pekerja.
Nama Padnecwara sendiri merupakan sebuah nama yang diambil dari bahasa Sanskerta yang memiliki arti “permaisuri raja”. Gabungan kata Padmi/padni dan Iswara menjadi sebuah inspirasi bagi Retno Maruti sebagai nama kelompok tari yang didirikannya pada bulan Maret 1976.
Tak hanya menghadirkan pagelaran di Jakarta, Padnecwara telah tampil di beberapa kota besar di Indonesia lainnya, seperti Solo, Bali, Yogya. Padnecwara juga pernah tampil di Esplanade Singapore untuk menampilkan karya kolaborasi Retno Maruti dan Bulantrisna Djelantik yang berjudul Amazing Bedhaya-Legong Calonarang.
“Kami harap, pertunjukan hari ini dapat menginspirasi, meningkatkan minat dengan ragam tarian dan diterima dengan baik oleh para penikmat seni terutama generasi muda agar kedepannya para penikmat seni juga dapat menyebarkan semangat kecintaan mereka akan budaya Indonesia,” tutup Renitasari.