Dilaksanakan pada 23 hingga 28 April 2024, Art Jakarta Gardens edisi ketiga sukses diselenggarakan. Hutan Kota by Plataran bertransformasi menjadi galeri di ruang terbuka dan menyambut 11.899 orang pecinta seni, kolektor, dan masyarakat.
Keberhasilan Jakarta Art Gardens ini berasal dari penjualan yang memuaskan dari ke-23 ekshibitor yang turut serta. Kolektor generasi baru dan pembeli pertama menjadi segmen masyarakat yang menjanjikan dengan peran yang semakin menguat tahun ini.
Baca Juga:
Treasury, Apresiasi Nilai Emas Sekaligus Karya Seni di Art Jakarta Gardens
Paduan Keindahan Alam dan Karya Seni
“Sangat jelas bahwa Art Jakarta Gardens semakin berhasil menarik kolektor baru yang bersemangat sekali membeli karya-karya yang mereka suka,” ungkap Wiyu Wahono, kolektor.
Jantung acara ini terletak di Sculpture Garden dengan 30 karya seni ikonik para seniman lintas generasi. Dari karya perunggu G Sidharta, hingga makhluk-makhluk aneh Wahyadi Liem, Sculpture Garden menjadi pusat perhatian di pekan seni ini.
Patung tiup Erwin Windu Pranata, ‘The Bouquet: Fall, Grow’ berhasil mengarahkan perhatian pada pesan Bibit akan perjalanan dan pertumbuhan dalam kehidupan maupun berinvestasi. “Gold is King” oleh Naufal Abshar ampuh menarik pandangan mata penonton dengan ketinggian dan warna menyolok, mencerminkan karakteristik yang lazimnya disematkan pada keledai dan emas.
Kolaborasi Roca dengan this/PLAY dalam sebuah instalasi berjudul ‘Luxury Crime (After Agus Suwage)’ menimbulkan antrean panjang sepanjang akhir pekan lalu, karena banyak pengunjung bersemangat mengintip ke dalam kamar mandi dan terdapat sosok manusia berendam di dalam bathtub penuh anggur merah.
Tidak hanya itu, Jakarta Art Gardens 2024 juga mendapat dukungan penuh dari para mitra-mitra utama yaitu Bibit dan Treasury serta mitra venue, Hutan Kota by Plataran.
Dukungan pemerintah lewat Kemenparekraf dan Kemendikbud memperlihatkan sinergi lebih jauh dalam rangka memajukan ekosistem seni rupa.
(Agnes)