Merayakan Perempuan Lewat Seni dalam Kartini Nyeni

Dalam rangka memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April lalu, Senyawa+ (@senyawa.plus) mengadakan pameran seni bertajuk "Kartini Nyeni". Acara ini mengusung semangat emansipasi dan pemberdayaan perempuan, dengan menampilkan karya dari 21 seniman perempuan serta produk dari 21 brand founder perempuan Indonesia. Pameran ini berlangsung di Senyawa+ Space, Jakarta.

 

Kartini Nyeni adalah sebuah ajang yang menggabungkan seni dan industri kreatif, memberikan platform bagi seniman dan entrepreneur perempuan untuk menunjukkan karya mereka. Setiap karya yang dipamerkan menawarkan perspektif unik mengenai arti perempuan di masa kini, terinspirasi dari sosok pahlawan emansipasi, Ibu Kartini.

 

Dalam semangat Hari Kartini tersebut, Menteri Sosial Tri Rismaharini dengan antusias menghadiri pameran Kartini Nyeni yang diselenggarakan oleh Senyawa+. Kehadirannya tidak hanya sebagai bentuk apresiasi terhadap karya-karya inspiratif dari perempuan Indonesia, tetapi juga sebagai dukungan untuk pemberdayaan perempuan dalam bidang seni dan industri kreatif.

 

 

 

Para seniman yang berpartisipasi berasal dari berbagai kota di Indonesia, membawa keragaman budaya dan latar belakang yang memperkaya pameran ini. Setiap karya mengekspresikan perjalanan, tantangan, dan harapan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Pameran Kartini Nyeni di Senyawa+ Space adalah perayaan dan penghargaan terhadap kontribusi perempuan dalam seni dan industri kreatif. Dengan berbagai karya dan produk yang dipamerkan, acara ini memperlihatkan pentingnya peran perempuan dalam membentuk budaya dan masyarakat.

 

Adapun para seniman yang berpartisipasi dalam pameran ini antara  lain  Alodia Yap, Annekhaer, Aphrodita Wibowo, Aprilmup, Budi Asih, Diana Puspita, Erin Dwia, Evekoss, Febrina Tiara RD, Imelda Adams, Kathrin Honesta, Kemala Hayati, dan Meiliana Betand. Termasuk juga Nadya Noor, Nana Mardina, Risangdaru, Sandat Wangi, Shuxxi, Tennessee Caroline, Yenti Amelia, dan Yessiow. Setiap seniman membawa latar belakang dan gaya unik, memperkaya pameran dengan keragaman budaya dan pandangan.

 

 

 

Selain karya seni, pameran ini juga menampilkan produk-produk dari brand founder perempuan Indonesia yang mencakup fashion, aksesoris, kerajinan tangan, dan barang-barang rumah tangga. Beberapa brand yang berpartisipasi antara lain Aranaloka dengan keramik estetik dari Bandung, Bonvie dengan produk perawatan rambut alami, dan Charista Bali dengan perhiasan buatan tangan.

 

Ada juga Deya yang menampilkan aksesoris fashion penuh warna, Earth Major yang terinspirasi flora dan fauna Indonesia, dan Handep yang menghubungkan masyarakat adat Dayak dengan kriya rotan. Hom Lab menghadirkan dekorasi rumah dari limbah kulit telur, sementara Kiloalta menawarkan produk perawatan tubuh alami. Moon Pancake menyediakan aksesoris lucu dengan sentuhan humoris, dan MYCL menghadirkan produk dari kulit jamur yang ramah lingkungan.

 

Selain itu, Paperielab yang menghadirkan jurnal serbaguna untuk membantu individu menemukan kebahagiaan dalam hidup melalui pemikiran positif, rasa syukur, dan pengembangan diri. PUKA, sebuah bisnis sosial di bidang kerajinan yang didedikasikan untuk memberdayakan teman-teman berkebutuhan khusus, menunjukkan bagaimana industri kreatif dapat menjadi sarana pemberdayaan sosial.

 

Room 533 yang menggunakan oil pastel sebagai medium utama untuk mengilustrasikan keindahan alam dari empat unsur: awan, laut, bunga, dan hutan. Sherchle menampilkan art merchandise dengan nuansa jenaka, memodifikasi hal-hal yang terjadi di sekitar kita menjadi karya yang menghibur. Tangan Tangan mempersembahkan tropical wear dari Bali yang dibuat langsung oleh tangan-tangan terampil artisan dengan material berkualitas tinggi.

 

Ada pula merek lokal menawarkan produk-produk yang unik dan inovatif, menggabungkan kepedulian terhadap lingkungan dengan tujuan pemberdayaan perempuan. The Self Hug, misalnya, menciptakan guided journal berbasis sains yang tidak hanya membantu individu mengatasi krisis pribadi, tetapi juga mempromosikan pembentukan kebiasaan positif bagi anak muda. Things Untouched menyediakan kosmetik anti-ribet yang menyederhanakan rutinitas perempuan, sekaligus memberdayakan suara mereka melalui pendidikan dan diskusi komunitas.

 

Di sisi lain, Togean Naturale dan Toko Tepe menghadirkan produk-produk yang berfokus pada keberlanjutan dan keindahan alami. Togean Naturale, diproduksi secara alami oleh perempuan dari desa terpencil di Kepulauan Togean, menggunakan energi matahari dan air hujan untuk proses produksinya. Sementara Toko Tepe, dengan aksesorisnya yang menggunakan bahan utama polymer clay, memberikan sentuhan abstrak yang memukau dengan tetap memperhatikan kualitas dan keberlanjutan. Sedangkan Yagi, produk perawatan tubuh asal Aceh, memberikan komitmen terhadap bahan alami dan praktik produksi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.

 

 

Pameran ini gratis dan terbuka untuk umum setiap hari dari pukul 10:00 hingga 20:00. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan dan merayakan karya-karya luar biasa dari para perempuan inspiratif ini. Segera kunjungi Senyawa+ Space di Jl. Raden Saleh 46A, Cikini, Jakarta, dan rasakan semangat Kartini dalam setiap karya yang dipamerkan.