Ajang pameran INDO INTERTEX 2025 secara resmi dibuka. Pameran yang digelar di JIEXPO Kemayoran, Jakarta ini berlangsung selama 3 hari dari 15 April sampai 17 April dengan menghadirkan 500 perusahaan dari 12 Negara.
Pameran diresmikan oleh Paul Kingsen Direktur Utama Peraga Expo dan Jemmy Kartiwa Sastraatmadja selaku Ketua Umum API (Asosiasi Pertekstilan Indonesia). Diharapkan ini bisa menjadi wadah strategis untuk memperkuat daya saing dan mendorong pertumbuhan industri secara nasional.
Diselenggarakan bersama Asosiasi Pertekstilan Indonesia, INATEX – INDO INTERTEX 2025 memberikan kesempatan eksklusif bagi para pelaku industri untuk menjelajahi perkembangan teknologi terbaru, tren global. Termasuk, solusi inovatif dalam berkelanjutan, digitalisasi dan efisiensi energi di industri tekstil dan garmen dengan luasan area lebih dari 24.000 sqm.
Kegiatan ini memainkan peran penting bagi para pelaku industri tekstil di Indonesia, karena menjadi satu-satunya wadah yang kredibel untuk merintis, memperluas hingga memimpin transformasi sektor tekstil & garmen lokal. Dengan menghadirkan beragam produk ramah lingkungan dan berkelanjutan di antaranya organic & natural fibers, recycled textile, plant based & biofabricated materials, low – impact & waterless dyeing, smart & sustainable textiles, DTG printer, dan masih banyak lagi,” ujar Paul.
Pemerintah memproyeksi industri tekstil dan garmen menjadi salah satu dari tiga industri utama yang akan mendorong sektor ekonomi kreatif berkembang pesat di tahun 2025. Revolusi fesyen dengan penekanan pada material ramah lingkungan dan berkelanjutan akan menjadi sub kategori paling diminati. Merujuk dari hal tersebut Pasar global sustainable fabric diperkirakan akan terus berkembang pesat, terutama di industri pakaian, furnitur, dan medis. Nilainya diproyeksikan mencapai $72,7 miliar pada 2030, dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 10,6% dari 2024 hingga 2030.
“Pada 2023, nilai pasar sustainable fabric tercatat sebesar $29,1 miliar dan diproyeksikan terus meningkat, dari $32,74 miliar pada 2024 menjadi $74,8 miliar pada 2032, dengan CAGR 12,5% selama periode 2024–2032,” jelas Jemmy Kartiwa Sastraatmadja, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia.
Selama pameran, penyelenggara menyajikan berbagai kegiatan, yaitu Seminar dan Workshop, Build Your Brand, Tex Colour Trend Zone, dan Texmission.
Peraga Expo menargetkan sebanyak 16.000 pengunjung dari kalangan professional maupun pelajar. Penting bagi pelaku bisnis industri TPT untuk hadir di acara ini dan bertemu langsung dengan berbagai nama besar di industri tekstil dan garmen di antaranya Asia Pasific Rayon, Danliris, Duniatex, Baju Kertas & Co, Nirwana Textile, Rudolf Chemical Indonesia, Dymatic Chemical Indonesia, dan sebagainya. (ES | Foto: Dok. Istimewa)