Cahaya Manthovani Terima Puspa Nawasena, Tegaskan Komitmen Sosial di Hari Kartini

 

Sociopreneur muda Cahaya Manthovani meraih penghargaan Puspa Nawasena dalam gelaran Anugerah Puspa Bangsa 2025, Ketua Harian Yayasan Inklusi Pelita Bangsa. Sosok muda ini dinilai konsisten mendorong perubahan sosial yang berdampak nyata, terutama di kalangan masyarakat marginal dan generasi muda.

 

Anugerah Puspa Bangsa 2025 digelar pada Minggu malam, 20 April 2025, di Studio 1 Menara Kompas, Jakarta. Acara ini menjadi momen untuk mengapresiasi para perempuan dari berbagai daerah yang menjalankan peran penting dalam menciptakan perubahan positif.

 

Dalam malam penghargaan tersebut hadir sejumlah tokoh nasional, mulai dari Sinta Nuriyah hingga Puan Maharani, Arifah Fauzi, dan Rosianna Silalahi. Keberadaan mereka menegaskan pentingnya dukungan lintas sektor terhadap gerakan yang dipimpin perempuan.

 

 

Puspa Nawasena, salah satu dari lima kategori yang diumumkan tahun ini, diberikan kepada perempuan muda yang membawa harapan masa depan. Nama ‘Nawasena’ sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti ‘masa depan yang cerah’.

 

Cahaya yang lahir di Jakarta pada 7 Juli 1999 menyebut penghargaan ini sebagai pengingat, bukan sekadar bentuk apresiasi. Dia mengatakan bahwa semua kegiatannya berangkat dari panggilan nurani, bukan pencitraan. “Menjadi Puspa Nawasena adalah amanah. Perjuangan membangun ruang yang setara dan inklusif masih panjang,” ujarnya.

 

Sebagai aktivis yang dekat dengan isu anak muda dan disabilitas, Cahaya menekankan pentingnya empati dan kolaborasi sebagai bekal menciptakan dampak sosial. Dia berharap generasi Z terus terlibat, bukan hanya sebagai pengamat tapi sebagai pelaku.

 

“Kolaborasi, empati, dan inovasi adalah tiga hal yang saya pelajari selama terjun langsung. Anak muda perlu saling dukung, terus tumbuh, dan jangan takut terlibat,” tambahnya.

 

Tak hanya bergerak dalam isu advokasi dan pendidikan, Cahaya juga aktif mendukung program pemerintah. Salah satunya adalah inisiatif ‘Makan Bergizi Gratis’ yang menargetkan siswa dan guru di Sekolah Luar Biasa.

 

 

Melalui yayasan yang dipimpinnya, ia menggandeng Grab Indonesia dan OVO untuk menyalurkan makanan bergizi ke 11 SLB di Kota Tangerang. Kerja sama ini melibatkan 8 merchant lokal dan menjangkau 1.500 murid dan guru.

 

“Program ini adalah kelanjutan dari yang sebelumnya kami lakukan di SLBN 07 Jakarta. Kami sudah teken kesepakatan kerja sama untuk pelaksanaan tahap berikutnya di Tangerang Raya,” jelas Cahaya.

 

Putri dari Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen, Prof. Dr. Reda Manthovani ini tak ingin berhenti hanya pada simbol atau seremoni. Dia percaya kerja sosial adalah proses panjang, dan perempuan punya peran penting di dalamnya. Cahaya kembali menegaskan bahwa kepemimpinan perempuan muda bukan sekadar narasi, melainkan aksi nyata yang menjangkau akar persoalan sosial secara langsung. [Angie | Istimewa]