Terjun ke dunia politik tergerak dari hati setelah menyaksikan
kinerja sang suami yang sudah lebih dulu berkiprah di dunia
pemerintahan. Ketika terpilih menjadi bupati, Irna mampu membawa
Pandeglang ke arah yang lebih baik dari segi komoditi pangan lokal,
layanan maupun infrastruktur.
Dipimpin oleh Irna Narulita, Pandeglang bertransformasi menjadi kabupaten yang patut diacungi jempol. Sebelum duduk di pucuk pimpinan Pandeglang, Irna sudah merintis karier politiknya sebagai anggota DPR RI Komisi IV yang membidangi pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan, dan pangan dengan perolehan 88.969 suara.
Dia terpilih berkat usungan PPP di wilayah Banten I. Pada 10 September 2015, dia mengundurkan diri sebagai anggota dewan di Senayan untuk berbakti kepada masyarakat Pandeglang seutuhnya. Menjabat sejak 23 Maret 2016 silam, Irna bertekad untuk terus membangun Pandeglang menjadi wilayah yang semakin maju.
Hasil kerjanya mulai terlihat dari perubahan tatanan kota yang lebih rapi dan tertib di
daerah pemilihan (dapil) dan kawasan sekitarnya. Penggratisan mobil ambulans untuk berbagai keperluan, seperti mengantar pasien miskin untuk rujukan berobat atau mengantarkan pulang juga terus diinstruksikan ke semua Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) yang ada di 35 Kecamatan di Kabupaten Pandeglang. Hal ini dilakukan demi meminimalisasi kesulitan mobilitas akses kesehatan untuk masyarakat dengan kondisi kurang mampu.
Selain itu, kinerja yang dilakukan oleh wanita kelahiran 23 Juli 1970 ini juga amat disukai masyarakat di dapilnya. Mau terjun langsung dan mendengar beragam aspirasi, membuat masyarakat Pandeglang melihat sosok Irna sebagai salah satu wanita pemimpin yang setia mendengar aspirasi langsung.
Tidak hanya aktif menemui masyarakat di perkampungan, dia pun kerap mendatangi pasarpasar tradisional untuk melihat langsung bagaimana kondisi di sana. Sementara, untuk kasus putus sekolah yang terjadi, Irna akan membuat program sekolah mandiri untuk mewujudkan Pandeglang Cerdas 2020.
Menurut wanita yang menjabat di periode 2016-2021 ini, memperbaiki pendidikan bisa menjadi salah satu langkah nyata untuk turut menekan angka kemiskinan yang terjadi di Pandeglang. Persiapan program ini gencar dilakukan mengingat tingkat putus sekolah
yang masih terbilang tinggi.
Dia pun meyakini, jika ke depannya Pandeglang akan menjadi pemasok pangan terbesar di Banten, bahkan nasional. Tepat sebelum melangkah ke tingkat nasional, dia akan terlebih dahulu mengincar pasar-pasar tradisional di wilayah Jabodetabek yang jumlah
penduduknya saat ini mencapai 24 juta orang.
Selain program peningkatan konsumsi panganan lokal, adapula program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) sejumlah 925 untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) per unit yang bersumber dari APBN dan APBD.
Di samping itu, pemerintah setempat juga sudah mengalokasikan anggaran pembangunan infrastruktur untuk desa teluk tersebut. Hal ini dilakukan demi menopang laju perekonomian nelayan setempat. Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga tengah diusulkan ke
beberapa bank untuk menjadi salah satu modal awal warga untuk membangun koperasi. Indah Kurniasih | Dok. Pribadi
untuk membaca artikel selengkapnya, dapatkan majalah Women’s Obsession edisi Maret 2018