Berhubungan dengan industri kecil adalah rutinitas yang dijalani Gati Wibawaningsih sebagai Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian. Dia berkomitmen mendongkrak daya saing industri kecil dan menengah. Tanggung jawabnya adalah terkait dengan upaya penumbuhan wirausaha industri baru, merevitalisasi sentra IKM serta pembangunan infrastruktur penunjang IKM seiring dengan implementasi industri 4.0.
Lulusan Institut Teknologi Tekstil, Bandung dan fakultas ekonomi Vanderbilt University, Amerika Serikat, itu semula bercita-cita menjadi seorang pengusaha. Namun, ayahnyalah menginspirasinya untuk turut bisa mengabdi kepada negara. Perempuan Kelahiran Bogor ini, sebelumnya menjabat sebagai Direktur Industri Kecil dan Menengah Wilayah II, Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, dan Direktur IKM Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan.
IKM merupakan sektor mayoritas dari populasi industri di Indonesia, yang selama ini berperan sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Untuk itu, perlu penguatan daya saingnya. Jumlah IKM hingga kini telah melampaui 4,4 juta unit dan menyerap tenaga kerja lebih dari 10,1 juta orang. Ini bukti konkret bahwa IKM berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Pengembangan Industri kerajinan di dalam negeri pun telah didorong melalui berbagai program dan kegiatan strategis.
Upaya ini diyakini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Guna mendongkrak daya saing industri kecil dan menengah (IKM), kami dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) melakukan kerja sama dalam program e-Smart IKM yaitu memberikan edukasi dalam pemanfaatan teknologi digital,” jelas Gati.
Kemenperin telah menggandeng berbagai pemangku kepentingan guna menyukseskan program tersebut. Dengan demikian, Gati berharap apa yang dilakukan selama ini membawa manfaat bagi bangsa dan negara. Di balik itu semua, komitmen untuk selalu berbuat kebaikan adalah prinsip yang dipegang dalam menjalankan kehidupan karier maupun rumah tangganya.
Peraih Penghargaan Satyalancana Karya Satya 10 tahun pada 2001 dan Satyalancana Karya Satya 20 tahun pada 2015 ini bertekad untuk melanjutkan program e-Smart IKM pada 2020 dengan menargetkan sebanyak 4.000-6.000 pelaku IKM dari seluruh wilayah Indonesia. Hingga saat ini sudah ada 10 ribu pelaku IKM yang ikut terlibat.
Program yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas IKM di Indonesia ini mampu menjadi pelopor bagi pihak lain agar turut membina IKM nasional. Kemenperin telah menggandeng berbagai pemangku kepentingan guna menyukseskan program tersebut.
Dengan demikian, Gati berharap apa yang dilakukan selama ini membawa manfaat bagi bangsa dan negara. Di balik itu semua, komitmen untuk selalu berbuat kebaikan adalah prinsip yang dipegang dalam menjalankan kehidupan karier maupun rumah tangganya. Angie | Foto: Dok. Pribadi