Indonesia boleh berbangga, karena salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI telah membuktikan bahwa #BUMNGoGlobal dan mampu bersaing di kancah internasional. Selain melayani international payment dalam industri perbankan di Indonesia, BNI telah menjadi pemain utama bisnis perdagangan internasional. Sudah ada enam kantor cabang luar negeri (KCLN) di pusat bisnis Internasional, yakni di Singapura, Hong Kong, Tokyo, Seoul, London, dan New York, serta satu sub branch di Osaka.
Tidak hanya memberikan keunggulan terhadap bisnis International Banking BNI, keberadaan kantor cabang tersebut juga berkontribusi secara signifikan terhadap laba bersih Perseroan dari bisnis internasional selama 2019, yang tumbuh 84,6% year on year. Di London misalnya, kantor BNI yang berlokasi di 30 King Street berfokus melayani aktivitas pebisnis Indonesia di Inggris, baik eksportir maupun importir, dan pengusaha Inggris di Indonesia.
“Fasilitas kami tidak hanya dari sisi pembiayaan, tapi juga asistensi advisory. Misalkan saja ada nasabah Jakarta yang salah satu unit usahanya ingin trading komoditas di pasar Eropa, lantas hendak membuka perusahaan di London, jadi kami bantu,” ujar Bani Iqbal, Pemimpin BNI KCLN London.
BNI KCLN London juga memberikan pelayanan loan, baik corporate loan maupun syndicated loan, trade finance, treasury, dan remitansi. BNI pun menjalin kerja sama dengan export trade agency (ECA) sejak tiga tahun lalu. Keuntungannya, Lembaga ECA ini bisa memberikan garansi hingga 85% dan fungsinya mirip dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor di Indonesia. Iqbal menuturkan lebih lanjut bahwa BNI KCLN London mencatatkan pertumbuhan kinerja. Pada 2019, aset BNI KCLN London tumbuh 16,4% di atas rata-rata industri, total loan tumbuh 42,3%, total funding tumbuh 16,2%, dan net profit juga tumbuh 78,9%.
Market Potensial di Korea Selatan
Hampir sekitar 40 ribu warga negara Indonesia bekerja di berbagai bidang di Korea Selatan. Kaum milenial yang menjadi jumlah pekerja migran Indonesia menjadi market potensial bagi BNI, yang merupakan satu-satunya bank asal Indonesia di Negeri Ginseng. “Salah satu bisnis kami adalah mengoptimalisasi diaspora Indonesia yang ada di Korea,” ujar pemimpin BNI KCLN Seoul, Anisfu.
Rata-rata berusia 30 tahun dan berpendapatan Rp20 juta hingga Rp25 juta per bulan, pekerja migran ini lebih gadget minded. Karena itu, pelayanan perbankan digital menjadi keharusan. Sebagai antisipasi, BNI melakukan migrasi transaksi ke digital dan aplikasi sejak 2017. Berdasarkan data BNI KCLN Seoul, migrasi ke pelayanan digital dan aplikasi pada periode 2019-2020 telah menyebabkan kenaikan transaksi hingga mencapai 500% year on year.
BNI KCLN Seoul juga telah bekerja sama dengan dua perusahaan fintech sejak 2018. Pada tahun yang sama, BNI KCLN Seoul bekerja sama dengan beberapa perusahaan smart card di Korea Selatan merilis remittance card. “Remittance card ini dapat digunakan untuk berbelanja atau top up di semua cabang bank lokal,” lanjut Anisfu.
Luncurkan inisiatif baru di New York
Sejak berdiri pada 1978, kantor perwakilan BNI di New York memiliki peran penting sebagai sumber funding dalam mata uang dolar Amerika Serikat serta sebagai investor relation, mewakili BNI pusat di pasar global. Menurut Aidil Azhar, pemimpin BNI Cabang New York, salah satu kelebihan BNI New York adalah menjadi anggota Fedwire sejak 2018, yaitu fasilitas kliring lokal pada bank sentral Amerika Serikat, yakni The Federal Reserve. Sebagai anggota Fedwire, BNI New York dapat memproses transaksi payment secara langsung tanpa perlu ke bank koresponden. Transaksi tersebut berupa commercial payment, baik dalam bentuk remittance, trade finance, maupun bank to bank payment, terkait dengan pelayanan treasury.
“BNI New York merupakan salah satu bank Indonesia pertama yang menjadi member Fedwire. Dengan menjadi member, BNI New York dapat menawarkan pelayanan transaksi bank koresponden ke bank-bank komersial di Indonesia. Bank-bank buku dua ataupun buku tiga di Indonesia yang sudah berstatus devisa dapat kami layani untuk bertransaksi dengan US dolar. Biasanya mereka membuka rekening di BNI New York dalam bentuk US dolar,” ujar Aidil.
Sebagai office networks, BNI KCLN New York mendapat mandat menjadi jembatan Indonesia dan dunia. Itulah sebabnya BNI KCLN New York berfokus pada berbagai bisnis yang terkait dengan Indonesia. “Kami di New York ini diharapkan bisa memberikan bantuan kepada pebisnis lokal yang akan melakukan transaksi dengan Indonesia, ataupun pebisnis Indonesia yang ingin go international atau memasarkan produknya di pasar internasional,” kata Aidil.
Terkait dengan fungsinya sebagai sumber pendanaan berdenominasi dolar Amerika Serikat, BNI KCLN New York sejak tahun ini menciptakan inisiatif baru, yakni meluncurkan program Certificate of Deposit (CD). Program CD (global CD) ini maksimum sebesar US$ 1 miliar dan berlaku selama dua tahun. “Sampai Juli 2020, BNI KCLN New York sudah menerbitkan CD senilai US$ 600 juta. Masih ada sisa US$ 400 juta dari target program kami yang sebesar US$ 1 miliar,“ ujarnya. Penerbitan CD berdasarkan kebutuhan, kapan dibutuhkan, dan pihaknya akan segera menerbitkan. “Tenornya bisa satu bulan, tiga bulan, enam bulan, sembilan bulan, sampai satu tahun,” pungkas Aidil.