Gilarsi W Setijono | Dedikasi untuk Negeri

Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero)

Pada November 2015, Gilarsi W. Setijono diamanahi sebagai Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero). Dia menuturkan, penunjukannya sebagai nakhoda Pos Indonesia tidak datang begitu saja Keberhasilannya mengembalikan kesehatan PT Shafira Corporation Enterprise, terdengar Kementerian BUMN. Tawaran memimpin Pos Indonesia pun digulirkan.

 

Namun, Gilarsi mengaku dari diskusi awal, dia selalu menghindari tawaran tersebut dengan berbagai alasan. “Saya tidak tumbuh besar di lingkungan BUMN. Namun, akhirnya muncul semacam nurani, Pos Indonesia adalah salah satu perusahaan negara yang usianya lebih tua dari republik ini, tentu sudah banyak memberikan sumbangsih. Akhirnya, saya tergerak ingin melakukan sesuatu untuk Indonesia dan ini jalannya,” tegasnya.

 

Ada tiga hal yang menjadi prioritas Gilarsi dalam menyehatkan Pos Indonesia, yakni transformasi budaya kerja, model bisnis, dan proses bisnis, teknologi dan infrastruktur. Dia tak menampik, pada era disrupsi saat ini kejayaan Pos Indonesia tergerus oleh perkembangan teknologi. “Upaya kami untuk tetap survive dan berkelit dari kematian memang tidak mudah,” tutur lulusan Institut Teknologi Bandung ini.

 

Eksistensi Pos Indonesia, sambung Gilarsi, diimpit regulasi serta menjamurnya financial technology (fintech). Dari segi regulasi, sejak 2014 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan POJK No. 19 tentang Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif. Peraturan tersebut membuat pelayanan Pos Indonesia pada sektor keuangan terancam. Terlebih, pemerintah terus mendorong keuangan inklusif, sehingga penyaluran bantuan tunai yang selama ini dipanggul Pos Indonesia beralih ke sektor bank dan nonbank.

 

“Namun, kami tidak boleh kehilangan harapan. Sebab, ada hal yang tidak bisa digantikan oleh teknologi, yakni jasa pengiriman barang. Apalagi muncul e-commerce,” jelasnya.

 

Dia mengatakan, industri e-commerce sesungguhnya disokong tiga pilar utama, yakni market place, kurir logistik, dan jasa pembayaran. Dua pilar terakhirlah yang sedang dibidik oleh Pos Indonesia. “Kami harus mencari celah di tengah munculnya perusahaan lain yang menawarkan jasa serupa dengan kemasan yang lebih kekinian,” tandasnya.

 

Untuk menunjang bisnis logistik, rak sortir konvensional dikonversi menjadi mesin automatic sorting center (ASC). Sedangkan untuk meningkatkan layanan jasa keuangan, Pos Indonesia meluncurkan POSGIRO MOBILE. Ini sekaligus menjadi upaya perseroan dalam mendukung strategi nasional dalam meningkatkan Inklusi Keuangan di Indonesia.

 

PT Pos Indonesia terus melayani konsumen di masa pandemi

 

Lebih lanjut dia menuturkan, pada masa pandemi Covid-19, seluruh Kantor Pos dan Kantor Regional menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Tujuannya untuk mencegah dan melindungi karyawan dari penyebaran wabah virus Corona di lingkungan Pos Indonesia. Gilarsi menerapkan tiga tahap masa transisi dengan memberlakukan work from home (WFH) dan WFO flexibility agar tidak terjadi penyebaran klaster baru di lingkungan kerja. Selain itu, seluruh karyawan yang berpotensi melakukan komunikasi dengan pasien positif atau ODP akan difasilitasi untuk melakukan rapid test dan SWAB.

 

Di tengah kesibukan mendistribusikan bantuan sosial di seluruh wilayah Indonesia, Pos Indonesia juga menginisiasi beberapa inovasi sebagai bentuk kesiapan menghadapi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Salah satunya, mengoptimalkan jasa kurir dan logistik dengan memanfaatkan layanan antar-jemput (pick up service) melalui aplikasi QPosinAja.

 

Pelanggan juga dapat melakukan tracking dan cek tarif di aplikasi tersebut. Dengan adanya fitur pembayaran cash on delivery (COD), pelanggan bisa membayar secara tunai ketika barang sampai di tangan mereka. Melalui aplikasi ini, pelanggan dapat mengirim barang tanpa harus keluar rumah. Hal ini sejalan dengan komitmen Pos Indonesia, yaitu memberikan layanan terbaik bagi pelanggan di seluruh Indonesia.

 

Memperingati Hari Ulang Tahun ke-75 Republik Indonesia, pemerintah melalui PT Pos Indonesia (Persero) menerbitkan prangko seri Bersatu Melawan COVID-19, Musik Indonesia, Presiden dan Wakil Presiden, dan 75 Tahun Indonesia Merdeka. Gilarsi mengatakan, prangko tidak hanya menjadi alat bayar atau bea pengiriman surat, dikoleksi, komoditas, bahkan alat investasi atau peranti diplomasi, akan tetapi juga mengandung makna kesadaran kolektif sebagai sebuah bangsa besar.

 

Pos Indonesia bekerja sama dengan Ansor untuk memperluas layanan jasa kurir

 

Prangko juga berguna sebagai media visualisasi produk kebudayaan dan peradaban masyarakat Indonesia yang kelak akan menjadi benda memorable dan tak lapuk oleh zaman serta dikenang sepanjang masa. “Prangko bukanlah sekadar pengganti alat bayar resmi semata, tetapi juga merupakan dokumen yang lahir dari sebuah keputusan negara,” tukas Gilarsi.

 

Dia berharap di usia ke-75 tahun semoga kesenjangan antara masyarakat kota dan desa di Tanah Air bisa diatasi. “Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Oleh karena itu, salah satu yang kami lakukan adalah berfokus membantu pertumbuhan UMKM di rural area melalui protokol peer to peer (P2P) yang diterapkan,” imbuhnya.

 

Dia pun menggarisbawahi bahwa Pos Indonesia tak akan berhenti untuk terus berinovasi dalam memberikan dedikasi pada negeri ini. “Semoga one day, bangsa ini bisa mengandalkan Pos Indonesia. Semboyan kami adalah harus menjadi juara. Ketika saya purnatugas nanti, semoga spirit continuous improvement di seluruh insan Pos Indonesia terus berkobar,” pungkas pria yang mengemban filosofi hidup menjadi orang yang bermanfaat ini.

 

Gia Putri | Foto: Dok. PT Pos Indonesia