Bakti untuk Tanah Air Indonesia

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina

Dunia bergerak begitu cepat dan setiap zaman mengalami perubahan yang dinamis dengan tantangannya tersendiri bagi berbagai perusahaan untuk tetap eksis dan maju. Dalam menghadapi tantangan Global pandemi Covid-19 diperlukan kepemimpinan yang visioner, inovatif, out of the box, kemampuan manajemen mumpuni, dan bisa mengatasi berbagai masalah yang menghadang. Bukan hal mustahil leader seperti ini bisa datang yang dari sosok perempuan, tak hanya semata kaum pria.

 

Salah satu sosok pemimpin perempuan inspiratif yang berhasil dan bisa menjadi contoh masyarakat di Tanah Air adalah Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Pertamina mengemban visi sebagai perusahaan energi nasional kelas dunia dan mampu menghadapi tantangan energi Global kedepan perempuan lulusan teknik industri dari Institut Teknologi Bandung ini pun berusaha keras bersama seluruh karyawan untuk mewujudkannya. 

 

BERBAGAI PENGHARGAAN INTERNASIONAL

 

Atas dedikasinya membangun kemajuan industri migas Indonesia pada awal tahun 2021, Aramco Trading, perusahaan energi global berbasis di Saudi Arabia menobatkan Nike sebagai Top CEO 2020. Dalam penghargaan bertajuk The Aramco Trading New Silk Road CEO of the Year 2020 ini, dia didapuk sebagai CEO terbaik untuk kategori energy refining

 

 

Penobatan tersebut didasarkan pada penilaian dan kinerjanya yang memiliki prestasi luar biasa dalam industri pengolahan migas nasional di tengah tantangan Covid-19 yang melanda dunia. Dia juga dinilai memiliki catatan luar biasa dalam membangun kemajuan industri migas dan interkoneksi energi dari kawasan Timur Tengah ke Asia. Nicke mengungkapkan ini merupakan hasil dari kerja keras semua pekerja Pertamina. Tahun 2020 Pertamina mengalami triple shock akibat pandemi Covid-19 harga minyak mentah dunia anjlok, penurunan di BBM, dan depresi nilai tukar rupiah terhadap dolar. Namun, semua lini usaha Pertamina tetap berlanjut untuk memenuhi target 2020.

 

“Aspirasi Kami adalah menjadi perusahaan energi global yang terkemuka dengan nilai market US$100 miliar. Kilang-kilang yang ada dan program pengembangan merupakan komitmen kami untuk memenuhi tugas yang dimandatkan pemerintah dan fokus mendorong pembangunan kilang yang terintegrasi dengan petrokimia, tambah mantan direktur pengadaan strategis 1 PLN ini optimis.

 

Pertamina, lanjutnya Nicke, juga fokus mengembangkan green refinery dan energi baru terbarukan dalam rangka mengimplementasikan secara menyeluruh dalam rangka kerja lingkungan, sosial, dan pemerintah (SGE Framework). Agar Pertamina lebih lincah, adaptif, dan berkelanjutan menghadapi tantangan era transisi energi yang sejalan dengan visi Pertamina menjadi perusahaan migas kelas dunia. 

 

BACA JUGA:

dr. Ayu Widyaningrum: Tetap Bersinar Selama Pandemi

Airin Rachmi Diany: Legacy Kebaikan dan Kemaslahatan

 

Dengan nada bersemangat dia mengatakan, “Dalam rangka pengembangan energi terbarukan, Pertamina akan terus mengoptimalkan penggunaan sumber energi domestik. Pembangunan megaproyek RDMP dan NGRF terus dituntaskan untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan energi nasional.” Penghargaan terhadap CEO berprestasi ini merupakan event tahunan dari Aramco Trading dengan memilih para pemimpin perusahaan energi internasional yang berprestasi luar biasa di bidangnya. Sebelumnya Nike juga dinobatkan sebagai Fortune’s 2020 Most Powerful Women International dan terdaftar di dalam Forbes 100 Most Powerful Women 2020.

 

Fortune menilainya sebagai Direktur Utama Pertamina sangat layak menempati peringkat 16. Karena mampu melakukan terobosan mengendalikan perusahaan selama masa pandemi Covid-19, sehingga kerugian Pertamina dapat ditekan jauh lebih baik dari perusahaan Migas global lainnya. Dia mengungguli sejumlah shio berbagai perusahaan terkenal di Kancah Global. Seperti Temasek BUMN terbesar di Singapura, Shell perusahaan migas multinasional asal Belanda, dan CEO terkemuka lainnya, seperti Unilever, PepsiCo, Starbucks, maupun Morgan Stanley.

 

Lewat tangan dinginnya, Nicke mampu menangani Pertamina yang memiliki revenue tahunan lebih dari US$54,6 miliar dengan 32.000 pekerja di seluruh dunia. Penilaian tersebut juga dikuatkan dengan kepercayaan pemerintah untuk memilihnya kembali tetap memimpin transformasi perusahaan menjadi holding company di bidang migas. Elly S | Dok. Pribadi

 

Baca artikel selengkapnya di majalah cetak dan digital edisi Januari 2020.